Shisha dengan Vape, Manakah yang Lebih Berbahaya?
“Shisha dinilai lebih berbahaya ketimbang vape. Sebab, partikel berbahaya terhirup langsung dan masuk ke dalam tubuh tanpa filter.”
Halodoc, Jakarta – Shisha atau lebih populer dengan sebutan hookah adalah metode merokok yang berasal dari Timur Tengah. Caranya dengan menggunakan pipa air dan ruang asap, mangkuk, pipa, dan selang.
Tembakau untuk hookah memiliki bahan khusus, kemudian melalui proses pemanasan. Asapnya melewati air, kemudian selang karet menarik asap tersebut menuju ke corong. Sistem hisapannya sama dengan rokok, tapi kandungannya lebih membahayakan.
Air dalam hookah tidak menyaring bahan-bahan beracun dalam asap tembakau. Karena itu, asapnya keluar lebih banyak ketimbang rokok konvensional dan vape.
Ketahui Kandungan Racun dalam Shisha
Tempat tembakau pada hookah adalah mangkuk berisi arang yang terbakar. Arang ini berada pada bagian atas tembakau yang berisi rasa. Terdapat alumunium foil dengan lubang yang menjadi pemisah antara arang dan tembakau.
Saat arang memanaskan tembakau, terbentuk asap. Ketika pengguna menghisap selang shisha, asap ditarik melalui ruang air. Asap ini akan berubah menjadi dingin sebelum masuk ke paru-paru.
Hookah memang tidak mengandung nikotin seperti rokok konvensional maupun vape. Namun, terdapat kandungan racun dan bahan kimia pemicu kanker. Seluruh partikel bahan berbahaya itu masuk ke dalam tubuh tanpa penyaring.
Beberapa kandungan racun dalam hookah, antara lain:
- Karbon monoksida.
- Arsenik.
- Kromium.
- Kobalt.
- Kadmium.
- Nikel.
- Formaldehida.
- Asetaldehida.
- Akrolein.
- Polonium 210.
Selain itu, shisha juga mengandung tar yang keluar saat tembakau terbakar. Toksisitas tar dalam rokok hookah bisa saja lebih tinggi ketimbang rokok konvensional.
Pun arang untuk memanaskan tembakau mengandung karbon monoksida dan logam. Terdapat pula berbagai agen penyebab kanker lain, salah satunya hidrokarbon poliaromatik. Klik artikel ini untuk mengetahui mitos dan fakta seputar shisha → Ini Mitos dan Fakta Tentang Shisha yang Perlu Diketahui.
Masalah Kesehatan yang Terjadi Akibat Shisha
Dalam jangka pendek, merokok shisha bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Sementara dalam jangka panjang, risikonya termasuk:
1. Kanker mulut
Kanker mulut merupakan perkembangan abnormal sel yang terbentuk pada jaringan dinding mulut, bibir, lidah, gusi, atau langit-langit. Gangguan ini juga dapat menyerang kelenjar ludah dan jaringan pada tenggorokan (faring).
Gejala awalnya adalah sariawan yang tak kunjung membaik. Gejala berikutnya muncul bercak putih atau merah dan rasa sakit dalam mulut. Intensitasnya bisa semakin parah seiring dengan waktu.
2. Kanker paru-paru
Studi dalam Journal of Oral Biology and Craniofacial menyebutkan, kanker paru-paru terjadi karena paparan senyawa aldehid, karbon monoksida, dan tar yang terdapat dalam shisha. Jumlahnya berkisar 4 sampai 30 kali lebih banyak ketimbang rokok.
Zat tadi masuk ke tubuh dan bersifat racun. Akhirnya, menyebabkan stres oksidatif, memiliki efek genotoksik, dan berpotensi memicu keracunan karbon monoksida.
Dampaknya, muncul dan berkembang sel abnormal yang tumbuh pada paru-paru. Gejala awalnya berupa batuk dengan dahak atau darah. Ciri lainnya, yakni suara serak, tubuh lemas, nyeri dada, dan mengi.
3. Kanker perut
Kanker perut atau kanker lambung adalah pertumbuhan sel abnormal dalam organ lambung. Penyebabnya yaitu perubahan genetik pada organ.
Pada awalnya, kanker tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Tandanya berupa nyeri ulu hati, perut kembung, dan sakit maag. Intensitas bisa semakin parah seiring waktu, seperti muntah darah dan buang air besar berdarah.
4. Kecanduan
Dampak lainnya, yakni kecanduan merokok. Masalah ini terjadi akibat kandungan tembakau dalam shisha. Jenis rokok ini juga mengandung senyawa berbahaya, seperti tar, nikotin, dan logam, termasuk arsenik dan timah.
Nikotin bisa masuk ke otak dalam hitungan 8 detik setelah terhirup. Saat terhisap, darah membawa kandungan itu ke kelenjar adrenal. Dampaknya, kelenjar akan memproduksi hormon adrenalin.
Kondisi tersebut memicu peningkatan detak jantung dan tekanan darah, serta penurunan nafsu makanan. Nikotin juga menyebabkan pengguna menjadi lebih mudah mengantuk dan stres. Seiring waktu, kandungan itu membuat otak jadi kebingungan.
5. Penyakit kardiovaskular
Studi dalam Clinical Medicine menyebutkan, shisha dapat meningkatkan potensi penyakit kardiovaskular. Awalnya, pengguna akan mengalami peningkatan detak jantung dan tekanan darah. Kedua kondisi ini merupakan gejala awal masalah pada kardiovaskular.
Selain itu, tanda lainnya adalah sesak napas bersama dengan keringat dingin, rasa lemas, bahkan pingsan. Pengidap juga akan mengalami nyeri dada sebelah kiri dan rasa mual serta muntah-muntah.
6. Kanker kerongkongan
Kanker kerongkongan adalah sel yang berkembang pada amandel, muara saluran hidung dan mulut, dan laring (pipa yang berisi pita suara). Gejala awalnya berupa sulit menelan, suara serak, sakit tenggorokan, dan bicara cadel.
Perbandingan Risiko antara Shisha vs Vape
Hookah maupun vape mengandung tembakau dan nikotin yang memicu kecanduan. Proses penggunaannya sama-sama dengan cara menghisapnya. Perbedaan keduanya terletak pada seperangkat alat-alat yang dipakai.
Jika vape menggunakan cairan dan alat penghisap, hookah memerlukan pipa dengan ruang asap, selang, dan cairan perasa. Cairan ini memiliki rasa yang berbeda-beda yang bisa kamu pilih sesuai selera.
Dengan kata lain, vape tidak melalui proses pembakaran dan menghasilkan uap air, seperti hookah. Karena prosesnya tidak melalui pembakaran tembakau, vape mungkin lebih aman ketimbang shisha.
Namun, tetap saja, penggunaan vape tak boleh dalam jangka panjang. Sebab, dalam uap air vape terdapat kandungan zat kimia berbahaya, salah satunya nikotin. Dengan kata lain, baik merokok shisha atau vape bisa memicu sederet masalah pada kesehatan tubuh.
Bagaimanapun jenisnya, rokok menjadi salah satu kebiasaan tidak sehat yang harus kamu hindari. Klik artikel berikut ini → Ingin Berhenti Merokok? Coba 8 Cara Ini untuk mengetahui apa saja cara yang bisa kamu coba.
Kamu atau anggota keluargamu juga bisa chat dengan dokter lewat Halodoc untuk mendapatkan cara tepat dan efektif lainnya dalam berhenti merokok.