Sering Salah Kaprah, Penyakit Skizofrenia dan Gila Tak Sama
Halodoc, Jakarta - Tentu kamu pernah melihat, bahkan memperhatikan tingkah laku orang “gila” di pinggir jalan. Mereka biasanya berpenampilan lusuh, berpakaian compang-camping, atau bahkan tidak berbusana sama sekali. Meskipun identik dengan sebutan “gila”, sebenarnya mereka tidak pantas dipanggil demikian. Hal ini dikarenakan mereka tidak benar-benar kehilangan akal, karena kondisinya dapat dikendalikan dengan pengobatan. Gangguan jiwa seperti ini dikenal dengan sebutan skizofrenia.
Skizofrenia merupakan gangguan mental kronis yang memengaruhi cara berpikir dan berperilaku seseorang. Kondisi ini juga membuat pengidapnya memiliki gangguan emosi terhadap lingkungan sekitar. Skizofrenia lebih sering terjadi pada usia remaja hingga dewasa, yaitu usia 6 hingga 30 tahun.
Skizofrenia Bukan Gila
Meski skizofrenia dan gila sama-sama merupakan gangguan mental, tetapi predikat “gila” sebaiknya tidak digunakan untuk pengidap skizofrenia. Sebab, ungkapan tersebut akan membuat masyarakat takut dan memandang pengidap skizofrenia sebagai orang aneh yang harus dijauhi.
Padahal, yang perlu dilakukan oleh orang-orang di sekitar adalah mendukung pengidap skizofrenia supaya mereka berkeinginan untuk berobat ke dokter. Ini bertujuan agar kambuhnya penyakit dapat dikontrol dan dikendalikan, sehingga pengidap dapat kembali menjalani hidup seperti biasa.
Terdapat pengobatan skizofrenia yang wajib dilakukan oleh pengidap penyakit ini. Jenis pengobatan terbagi menjadi psikososial dan psikofarmaka.
-
Psikososial dapat membantu pengidap meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup. Mereka dapat kembali bekerja dan berinteraksi dengan sekitar.
-
Psikofarmaka merupakan obat-obat yang berkhasiat terhadap sistem saraf pusat, dengan memengaruhi fungsi psikis dan mental.
Pengobatan di atas harus dijalani pengidap skizofrenia dengan konsisten. Hal ini bertujuan agar hasil yang didapatkan dapat lebih optimal. Dengan begitu, mereka pun dapat segera kembali ke kehidupan normal.
Mulai saat ini, sebaiknya hentikan anggapan bahwa pengidap skizofrenia adalah orang “gila” yang harus dijauhi. Justru, tindakan yang harus kamu lakukan adalah mendukung dan memberikan motivasi pada mereka, supaya tumbuh keinginan untuk berobat ke dokter.
Gejala Skizofrenia
Perilaku atau gejala pengidap skizofrenia sangat bervariasi. Hal ini membuat mereka tidak mampu berinteraksi dengan sekitarnya atau melakukan aktivitas seperti orang pada umumnya. Secara umum, berikut adalah gejala skizofrenia yang mungkin terjadi:
-
Bicara Tidak Jelas
Orang dengan skizofrenia biasanya sering berbicara tidak jelas dan kata-katanya tidak masuk akal. Selain itu, mereka juga sulit untuk diajak berkomunikasi.
-
Halusinasi dan Delusi
Halusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar, tanpa adanya rangsangan nyata terhadap indra. Sedangkan delusi merupakan paham atau keyakinan yang salah, karena bertentangan dengan kenyataan. Seseorang yang sering berhalusinasi atau delusi perlu dicurigai sebagai pengidap skizofrenia.
-
Emosi Datar
Pengidap penyakit skizofrenia biasanya tidak memiliki emosi yang khas. Mereka cenderung akan memiliki suasana hati yang datar, sehingga ekspresi yang dikeluarkan pun seakan tidak menggambarkan apa-apa.
-
Tidak Tahu Diri Sendiri
Pengidap dengan skizofrenia tidak akan mengenali dirinya sendiri dan keluarganya, bahkan kadang mereka akan membuat identitas baru yang diyakininya. Hal ini terjadi karena mereka cenderung berhalusinasi dan berdelusi.
-
Perilaku Tidak Wajar
Pengidap skizofrenia dapat berperilaku aneh, tidak memiliki rasa malu, bahkan dapat mencelakai diri sendiri dan orang-orang sekitarnya.
Gejala-gejala di atas dapat muncul pada siapa saja. Biasanya, gejala pertama akan muncul saat remaja atau dewasa muda. Dalam beberapa kasus, gejala juga muncul pada orang berusia di atas 40 tahun. Semakin dini penanganan gejala skizofrenia, hasil pengobatan akan semakin baik.
Skizofrenia juga diketahui sebagai penyakit kambuhan. Gejala ini sering kali muncul secara berulang. Semakin lama, kekambuhan itu semakin sulit dikendalikan. Kekambuhan itu biasanya terjadi jika pengidap tidak patuh dalam berobat.
Kamu juga dapat bertanya tentang banyak hal mengenai gangguan skizofrenia melalui dokter di aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!
Baca juga:
- Stres dan Trauma Penyebab Skizofrenia Paranoid
- Skizofrenia Paranoid Punya Kecenderungan Berhalusinasi
- Ini 3 Cara Mengobati Skizofrenia
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan