Sering Salah Kaprah, Inilah Perbedaan Roseola, Campak, dan Rubella
Halodoc, Jakarta - Gejala suatu penyakit dapat bermacam-macam, namun bukan hal yang tidak mungkin kalau beberapa penyakit memiliki gejala yang sama. Oleh sebab itu, penting untuk mengikuti beberapa langkah dalam proses diagnosis untuk memastikan penyakit yang sedang menyerang tubuh. Salah satu gejala penyakit yang muncul tidak hanya pada satu jenis penyakit adalah ruam merah. Gejala ini sering membuat salah kaprah karena muncul pada beberapa penyakit seperti roseola, campak, dan rubella. Daripada kamu semakin bingung, sebaiknya perhatikan perbedaan mendasar dari tiga jenis penyakit yang wajib untuk kamu ketahui agar penanganan yang tepat dapat dilakukan.
Roseola
Penyakit roseola masuk dalam kategori ringan, karena ruam hanya muncul selama 3-5 hari, setelah itu tidak memiliki dampak lain yang berbahaya. Penyebab dari penyakit ini adalah Human Herpes Virus 6, tapi juga bisa disebabkan oleh virus herpes lainnya seperti Human Herpes Virus 7. Roseola tidak menyebabkan bahaya dan mereka yang mengalami penyakit ini adalah bayi dengan usia 6 bulan sampai 2 tahun. Selain muncul ruam dan demam, beberapa gejala menyertai penyakit ini seperti gatal, diare ringan, kelopak mata membengkak, dan berkurangnya nafsu makan.
Meski tidak berbahaya, orang tua harus waspada penyakit ini sebab roseola mudah menyebar melalui pernapasan atau air liur seseorang yang terinfeksi. Selain itu, penyakit ini dapat menular meski gejala yang muncul hanya demam. Pengobatan roseola dibutuhkan untuk meringankan gejala, seperti obat nyeri, obat penurun panas, dan obat pengurang rasa gatal.
Pengidap tidak diberi obat antivirus atau antibiotik, sementara obat yang akan diberikan adalah obat peningkat daya tahan tubuh untuk memperkuat sistem imun dalam melawan virus.
Campak
Berbeda dengan roseola, penyakit campak tidak hanya memunculkan gejala ruam dan demam tetapi juga mata yang memerah dan berair, pilek, bersin-bersin, batuk kering, sensitif terhadap cahaya, lelah, serta nafsu makan yang menurun. Penyakit ini cenderung lama menyerang yakni terjadi sekitar satu hingga dua minggu setelah seseorang terinfeksi virus. Ruam merah baru muncul setelah dua atau tiga hari setelahnya pada area mulut dan tenggorokan.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang mudah menular. Penularan dapat terjadi jika menghirup percikan air di udara dari bersin, batuk, atau ludah yang mengandung virus dari pengidapnya. Selain itu, menyentuh barang yang terkontaminasi virus bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit ini. Dalam banyak kasus, penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan penyakit endemik yang berujung kematian, terutama di kalangan anak-anak yang kekurangan gizi. Oleh sebab itu, imunisasi campak wajib dilakukan untuk mencegah serangan penyakit ini.
Rubella
Sama halnya dengan campak, penyakit rubella atau campak Jerman dapat menyerang seseorang yang belum mendapat vaksin campak, gondok, dan rubella. Selain itu, penyakit ini dapat menyerang orang dewasa, tetapi dipastikan tidak berbahaya dan jarang menimbulkan komplikasi. Penyakit ini berbahaya jika menyerang wanita hamil, apabila selama 4 bulan kehamilan ibu hamil terserang penyakit ini, maka bayi yang dikandung dapat mengalami kecacatan atau dapat lahir dalam kondisi sudah meninggal.
Gejala rubella yang sering terjadi antara lain hidung tersumbat atau ingusan, kelenjar getah bening pada bagian leher dan belakang telinga membengkak, infeksi kelopak dan bola mata, hilangnya nafsu makan, sendi bengkak dan nyeri.
Kini kamu sudah tahu beberapa perbedaan mendasar dari roseola, campak, dan rubella. Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai ketiga penyakit yang disebutkan di atas, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca Juga: