Sering Menimbun Barang, Hati-Hati Tanda Hoarding Disorder
“Hoarding disorder merupakan gangguan perilaku menyimpan barang secara berlebihan, bahkan barang yang tidak bernilai tinggi. Pengidap sering kali merasa sulit untuk berpisah dengan barang yang dikumpulkan, sehingga ruangan atau rumahnya berantakan.”

Halodoc, Jakarta – Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menunjukan tanda-tanda suka menimbun barang, maka sebaiknya cari bantuan profesional kesehatan mental. Sebab bisa jadi kondisi tersebut menandakan gangguan perilaku hoarding disorder.
Perlu dipahami, menimbun tidak sama dengan mengumpulkan barang. Orang yang menimbun barang cenderung mengumpulkan barang secara impulsif, tanpa perencanaan, dan menyimpannya secara tidak teratur. Alhasil, dapat membuat ruang dan rumah jadi berantakan.
Tanda-Tanda Seseorang Mengidap Hoarding Disorder
Seseorang yang hoarding disorder biasanya mengalami rasa malu tentang barang-barang yang mereka tibun, dan sering tidak mengizinkan orang lain untuk mengunjungi rumahnya. Gangguan perilaku ini dapat menyebabkan masalah kesehatan, hubungan, aktivitas sosial, dan aktivitas kerja.
Menurut American Psychiatric Association, tanda dan gejala yang digunakan untuk mendiagnosis hoarding disorder adalah:
- Merasa sulit untuk berpisah dengan barang-barang, bahkan meskipun suatu barang tidak bernilai.
- Memegang barang karena merasa perlu menyimpannya, karena dengan membuangnya akan menyebabkan pengidap kesusahan.
- Barang-barang menumpuk di suatu ruang bahkan menyebabkan berantakan, sehingga secara signifikan menghambat penggunaan barang yang ditimbun.
Tergantung pada keadaan spesifik pengidap, gangguan penimbunan dapat mengakibatkan masalah kesehatan dan keselamatan. Seperti pintu keluar darurat jadi terhalang, serangan hama (serangga atau hewan pengerat), dan bahaya kesehatan dari kotoran hewan.
Gangguan penimbunan juga dapat membuat pengidapnya sulit untuk menggunakan furnitur, peralatan, atau bergerak dengan mudah. Pengidapnya mungkin juga:
- Kesulitan menemukan barang-barang penting, seperti uang atau tagihan, karena ruang yang sangat berantakan dan kacau.
- Merasa kewalahan dengan banyaknya barang yang telah ditimbun.
- Menghindari untuk mengundang keluarga atau teman ke rumah, karena perasaan malu dan perasaan bahwa mereka tidak akan mengerti.
- Menghindari orang masuk ke rumah untuk melakukan perbaikan.
Penyebab Seseorang Mengalami Hoarding Disorder
Hoarding disorder dapat terjadi karena beberapa alasan. Seseorang mungkin mulai menimbun karena ia percaya bahwa barang yang telah dikumpulkan, atau sedang dipertimbangkan untuk dikumpulkan, mungkin berharga atau berguna pada suatu asat. Pengidap juga dapat menghubungkan suatu barang dengan seseorang atau peristiwa penting yang tidak ingin ia lupakan.
Penimbun terbiasa hidup dengan barang-barang yang mereka kumpulkan dengan mengorbankan kebutuhannya sendiri. Misalnya, ia mungkin tidak menggunakan lemari es karena dapurnya dipenuhi oleh barang-barang. Atau mereka mungkin memilih hidup dengan peralatan rumah yang rusak, dibandingkan membiarkan seseorang masuk ke rumah untuk memperbaikinya.
Seseorang lebih rentan mengalami gangguan ini jika:
- Hidup sendiri.
- Dibesarkan di ruang yang tidak teratur.
- Memiliki masa kecil yang sulit.
Hoarding disorder juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental lainnya, antara lain:
- Kecemasan.
- Gangguan perhatian defisit hiperaktif (ADHD).
- Depresi.
- Demensia.
- Gangguan obsesif kompulsif.
- Skizofrenia.
Jika teman atau anggota keluarga ada yang memiliki gangguan penimbung, ingatlah bahwa hanya merapikan dan membersihkan tempat tinggal bukanlah penanganan yang efektif. Orang dengan hoarding disorder harus mempelajari strategi untuk mencegah kekacauan tersebut dengan:
- Strategi decluttering, yaitu dengan memutuskan kapan harus menyimpan atau membuang sesuatu.
- Bantuan emosional, dengan mendiskusikan kebiasaan menimbun. Kemudian pastikan untuk memberi dukungan emosional yang mereka butuhkan tanpa membuatnya tersinggung.
- Dorong untuk menemui bantuan profesional kesehatan mental. Dengan begitu psikolog dapat memberikan pengobatan atau terapi untuk mengatasi hoarding disorder.
Itulah yang perlu diketahui tentang tanda hoarding disorder. Jika kamu membutuhkan bantuan profesional kesehatan mental untuk mengatasi hoarding disorder, segera tanyakan pada psikolog di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
