Sering Baca Buku Sebabkan Mata Minus, Benarkah?
Halodoc, Jakarta – Kebiasaan membaca ternyata bisa jadi salah satu penyebab seseorang mengalami mata minus. Rabun jauh alias miopi, yang juga dikenal dengan istilah mata minus adalah gangguan penglihatan yang menyebabkan pengidapnya tidak bisa melihat objek dalam jarak jauh dengan jelas. Sebenarnya hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, tetapi ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risikonya.
Mata minus disebut lebih rentan menyerang orang yang gemar membaca, terutama jika hal ini dilakukan dengan cara yang kurang tepat. Kebiasaan membaca di tempat yang gelap atau kurang cahaya disebut-sebut menjadi salah satu hal yang bisa meningkatkan risiko gangguan penglihatan yang satu ini. Membaca buku bukan penyebab utama mata minus, tetapi bisa menjadi pemicu kondisi ini. Baca pembahasannya di bawah ini.
Baca juga: Menyipitkan Mata saat Melihat Tanda Kena Rabun Jauh, Benarkah?
Mata Minus dan Kebiasaan Baca Buku yang Salah
Membaca buku di ruangan yang kekurangan cahaya, terlalu lama menatap layar komputer, hingga terlalu dekat menonton televisi disebut bisa meningkatkan risiko mata minus. Hal ini terjadi karena kebiasaan-kebiasaan tersebut bisa menyebabkan mata bekerja lebih keras, sehingga bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan pada mata hingga gangguan penglihatan.
Saat membaca buku dalam ruangan gelap, otot-otot mata menjadi lebih tegang dan harus berusaha keras untuk menyeimbangkan cahaya. Hal itu akan secara otomatis terjadi agar apa yang tercetak di lembar buku bisa terlihat dan terbaca. Jika kebiasaan ini terus dilakukan, ketegangan mata mata bisa menimbulkan gejala, seperti sakit kepala hingga mata terasa nyeri atau perih.
Mata minus alias rabun jauh menyebabkan pengidapnya tidak bisa dengan jelas melihat objek yang berada sedikit lebih jauh. Sebaliknya, objek yang letaknya dekat, biasanya bisa dilihat dengan sangat jelas. Kondisi ini juga sering disebut dengan istilah myopia. Penyakit ini sering dikaitkan dengan usia, yaitu hanya menyerang orang tua.
Baca juga: Penglihatan Menurun Saat Sore Hari, Ini Fakta Rabun Senja
Kabar buruknya, mata minus juga bisa menyerang anak-anak. Malahan, kebiasaan membaca di ruangan gelap disebut lebih mungkin memicu mata minus pada anak-anak. Pasalnya, pada masa ini kemampuan mata anak tengah berkembang. Otot-otot pada bagian ini pun masih terus memperkuat diri agar lebih sempurna. Jika dipaksakan, dalam hal membiasakan membaca buku dalam ruangan gelap, perkembangan mata bisa terganggu.
Salah satu gangguan yang bisa muncul akibat terlalu memaksakan kinerja mata adalah rabun jauh atau mata minus. Pada dasarnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab mata bisa rusak dan berujung pada rabun jauh. Namun, ada beberapa pendapat yang menyebut bahwa rabun jauh dapat dipicu oleh dua faktor, yaitu keturunan dan pengaruh lingkungan.
Gejala rabun jauh sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja dan dari segala usia. Namun, biasanya gejala yang muncul sebagai tanda penyakit ini beragam, tergantung pada tingkat keparahan. Pada anak-anak, rabun jauh umumnya mulai menyerang pada usia sekolah hingga remaja. Gejala yang sering muncul adalah pandangan menjadi kabur, sakit kepala, serta sering tidak menyadari keberadaan objek.
Sebenarnya, rabun jauh tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk menurunkan risikonya. Cobalah untuk selalu melindungi mata dan hindari kebiasaan yang bisa menyebabkan kerusakan mata, salah satunya dengan menggunakan kacamata hitam saat berpergian di siang hari agar mata tetap terlindungi.
Baca juga: Inilah Penyebab yang Membuat Anak Terancam Rabun Dekat
Cari tahu lebih lanjut seputar rabun jauh dan kebiasaan-kebiasaan yang bisa meningkatkan risikonya dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!