Senang Pamer Kelamin, Ini 2 Penyebab Eksibisionis yang Perlu Diketahui
Gangguan eksibisionis bisa dipicu oleh pengalaman pelecehan di masa kanak-kanak atau hiperseksual.
DAFTAR ISI
- Penyebab Munculnya Gangguan Eksibisionis
- Jenis Eksibisionisme Berdasarkan Target Korban
- Diagnosis Eksibisionisme
- Penanganan Eksibisionisme
- Bisakah Gangguan Eksibisionis Disembuhkan?
Gangguan eksibisionis adalah suatu kondisi yang ditandai oleh dorongan, fantasi, atau tindakan mengekspos alat kelamin seseorang, kepada orang yang tidak menginginkannya, terutama orang asing.
Kondisi ini dianggap sebagai parafilia, yang mengacu pada pola gairah seksual atipikal yang persisten dan intens, yang disertai gangguan secara klinis.
Orang dengan gangguan eksibisionis mungkin memiliki preferensi untuk menunjukkan alat kelamin kepada korban, yaitu anak-anak, remaja, orang dewasa, atau keduanya.
Bisa dibilang kondisi ini merupakan gangguan kepribadian, karena pelaku tidak merasa malu menunjukkan alat kelaminnya. Sebaliknya, justru muncul perasaan semangat saat orang lain melihatnya.
Pertanyaannya, apa sih yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan eksibisionis?
Penyebab Munculnya Gangguan Eksibisionis
Gangguan eksibisionisme biasanya berkembang selama masa dewasa muda.
Penyebab pasti gangguan kepribadian ini belum diketahui secara pasti.
Namun, diperkirakan ada beberapa faktor yang memicunya, seperti:
- Gangguan kepribadian antisosial.
- Penyalahgunaan zat.
- Gangguan parafilia.
Sementara itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa ada hubungan antara gangguan eksibisionis dan pelecehan seksual masa kanak-kanak, atau hiper seksualitas, sebagai faktor risiko potensial berkembangnya gangguan.
Hanya saja tidak ada data yang dapat membuktikannya. Untuk saat ini penyebab eksibisionis dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
1. Eksibisionis murni
Jenis eksibisionis ini adalah orang-orang yang menunjukkan organ seksual mereka kepada orang lain dari kejauhan.
Pelaku menganggap bahwa respon terkejut korban sebagai minat seksual.
Dalam pikiran pelaku, dia sedang melakukan bentuk flirting (menggoda). Munculnya gangguan eksibisionis ini biasanya terjadi pada masa remaja akhir atau awal masa dewasa.
Kondisi ini mirip dengan preferensi seksual lainnya. Bisa disebabkan oleh minat seks yang tidak tersalurkan.
Namun, umumnya perilaku tersebut dapat berkurang seiring bertambahnya usia.
Meskipun perilaku tersebut tidak membahayakan fisik korban, tapi beberapa eksibisionis terus melakukan kejahatan seksual, seperti pemerkosaan.
2. Eksibisionis eksklusif
Jenis eksibisionis ini adalah yang muncul karena keinginan seseorang yang berusaha untuk memiliki hubungan romantis, dan mereka yang tidak dapat melakukan hubungan seksual secara normal.
Memamerkan alat kelamin adalah cara mereka untuk mendapatkan kepuasan seksual. Namun, jenis gangguan eksibisionis ini kurang umum.
Jenis Eksibisionisme Berdasarkan Target Korban
Eksibisionisme dapat dibagi menjadi beberapa kategori, tergantung pada siapa yang menjadi sasaran perilaku tersebut.
Berikut jenis eksibisionisme berdasarkan targetnya:
- Menunjukan alat kelamin kepada anak-anak yang belum pubertas.
- Menunjukkan alat kelamin kepada orang dewasa.
- Menunjukkan alat kelamin kepada anak-anak yang belum pubertas maupun orang dewasa.
Diagnosis Eksibisionisme
Dokter biasanya melakukan wawancara mendalam dan asesmen perilaku untuk menentukan diagnosis kondisi ini.
Dalam proses penilaian, ahli akan mengevaluasi beberapa aspek, seperti:
- Apakah pelaku memiliki dorongan yang berulang dan intens selama setidaknya enam bulan.
- Sejauh mana perilaku eksibisionis mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, atau hubungan pribadi. Jika dorongan ini menyebabkan konflik, menghambat fungsi sehari-hari, atau menimbulkan masalah hukum, maka kondisi ini cenderung lebih serius.
- Apakah perilaku memamerkan kelamin hanya untuk memuaskan hasrat seksual atau juga melibatkan aspek psikologis seperti keinginan untuk mengendalikan orang lain.
Penanganan Eksibisionisme
Penanganan eksibisionisme biasanya memerlukan kombinasi pendekatan medis dan psikologis.
Beberapa metode yang digunakan meliputi:
- Terapi perilaku kognitif untuk membimbing pelaku dalam mengenali pola pikir dan dorongan yang memicu perilaku eksibisionis.
- Bergabung dalam kelompok pendukung untuk membantu pasien merasa diterima dan mendapat dukungan tanpa merasa dihakimi.
- Pemberian obat, seperti antidepresan dan pengatur impuls, untuk membantu mengendalikan dorongan eksibisionis.
- Terapi individual dengan seorang konselor atau terapis untuk membantu pasien mengeksplorasi akar dari perilaku eksibisionis.
Bisakah Gangguan Eksibisionis Disembuhkan?
Kebanyakan orang dengan gangguan eksibisionis tidak mencari pengobatan sendiri.
Tidak pula menerima pengobatan sampai mereka tertangkap dan diwajibkan untuk melakukan pengobatan oleh pihak berwenang.
Pengidap eksibisionis amat disarankan untuk melakukan pengobatan dini agar gangguan tersebut dapat diatasi.
Pengobatan eksibisionis biasanya mencakup psikoterapi dan pengobatan medis.
Penelitian menunjukan bahwa perawatan terapeutik efektif dalam mengobati gangguan tersebut.
Perawatan tersebut dilakukan dengan alat untuk mengontrol impuls pengidap, dan menemukan cara yang lebih dapat diterima untuk mengatasi dorongan untuk menunjukkan alat kelamin pada orang lain.
Selain itu, terapi perilaku kognitif juga dapat mengidentifikasi pemicu yang menyebabkan dorongan pengidap, dan kemudian mengelola dorongan tersebut dengan cara yang lebih sehat. Sementara itu pendekatan psikoterapi lainnya dapat dilakukan.
Seperti pelatihan relaksasi, pelatihan empati, pelatihan keterampilan untuk mengatasi ketika munculnya hasrat seksual, serta restrukturisasi kognitif (mengidentifikasi dan mengubah pikiran yang mengarah pada eksibisionisme).
Beberapa obat-obatan juga dapat membantu mengobati gangguan eksibisionis.
Contohnya obat-obatan yang menghambat hormon seksual, yang mengakibatkan penurunan hasrat seksual.
Beberapa obat yang umum digunakan untuk mengobati depresi dan gangguan suasana juga dapat diberikan untuk mengurangi hasrat seksual.
Itulah yang perlu diketahui tentang penyebab eksibisionis pada pengidapnya.
Jika orang terdekatmu memiliki gangguan ini atau jika kamu ingin mengetahui informasi lebih dalam tentang eksibisionis, jangan ragu untuk menghubungi psikiater di Halodoc saja.
Tak perlu khawatir, psikiater di Halodoc tersedia 24 jam dan privasi kamu pasti aman terjaga.
Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!