Selain Serangan Jantung, Ini Penyebab Nyeri Dada?
Halodoc, Jakarta – Serangan jantung memang seringkali ditandai oleh gejala berupa nyeri dada. Namun, selain serangan jantung, sebenarnya masih ada banyak penyebab nyeri dada lainnya. Beberapa penyebab adalah kondisi serius, tetapi sebagian besar lagi tidak berbahaya. Yuk, cari tahu penyebab nyeri dada di bawah ini.
Nyeri dada seringkali menjadi gejala dari kondisi medis yang serius. Di Amerika Serikat, nyeri dada adalah penyebab terbesar kedua kunjungan ruang gawat darurat (UGD) yang bersumbangsih terhadap lebih dari 8 juta kunjungan UGD tiap tahunnya. Namun, sebenarnya kondisi apa saja sih yang dapat menyebabkan nyeri dada? Berikut penyebab nyeri dada yang perlu kamu tahu:
1. Ketegangan Otot
Peradangan otot dan tendon di sekitar tulang rusuk dapat menyebabkan nyeri dada yang persisten. Bila rasa sakit memburuk setiap kali beraktivitas, maka mungkin saja itu adalah gejala dari otot yang menegang.
2. Cedera Rusuk
Cedera pada tulang rusuk, seperti memar, patah, dan patah tulang juga dapat menyebabkan nyeri dada. Orang yang mengalami kondisi tersebut mungkin akan mendengar bunyi retakan atau merasakan sakit yang luar biasa pada saat cedera bila tulang iganya patah.
3. Tukak Lambung
Peptic ulcer atau yang biasa lebih dikenal sebagai tukak lambung merupakan luka di lapisan lambung yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit yang hebat. Namun, penyakit ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan berulang di dada.
4. Penyakit Reflux Gastroesofagus (GERD)
GERD adalah kondisi ketika isi perut bergerak kembali ke tenggorokan. Hal ini dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada dan rasa asam di mulut.
Baca juga: Benarkah GERD bisa Memicu Kematian Mendadak?
5. Asma
Asma adalah gangguan pernapasan umum yang ditandai dengan peradangan di saluran udara dan dapat menyebabkan nyeri dada. Gejala lainnya adalah sesak napas, batuk, dan mengi.
6. Paru-Paru yang Kolaps
Ketika udara berkumpul di ruang antara paru-paru dan tulang rusuk, paru-paru bisa mengalami kolaps. Hal ini bisa menyebabkan nyeri dada secara tiba-tiba saat bernapas. Gejala lainnya yang bisa dialami orang dengan paru-paru yang kolaps, antara lain sesak napas, kelelahan, dan detak jantung bertambah cepat.
7. Costochondritis
Kostokondritis atau costochondritis adalah peradangan yang terjadi di tulang rawan yang menghubungkan tulang dada dengan tulang rusuk. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dada. Nyeri costochondritis dapat menjadi lebih buruk ketika duduk atau berbaring di posisi tertentu, serta ketika pengidap melakukan aktivitas fisik apapun.
Baca juga: Dada Terasa Nyeri Sehabis Olahraga Lari? Ini Faktor Penyebabnya
8. Gangguan Kontraksi Kerongkongan
Gangguan ini dapat menyebabkan nyeri dada ini karena terjadi kejang atau kontraksi pada pipa makanan.
Kapan Harus Ke Dokter?
Nah, itulah kondisi-kondisi yang menjadi penyebab nyeri dada. Ada yang merupakan kondisi ringan atau tidak serius, tetapi ada juga yang perlu mendapatkan penanganan dokter sesegera mungkin. Jadi, jangan menyepelekan nyeri dada.
Bila nyeri dada datang secara tiba-tiba dan tidak mempan terhadap obat anti-inflamasi, sebaiknya segera kunjungi dokter. Kamu yang mengalami nyeri dada dan kesulitan bernapas juga harus pergi ke rumah sakit untuk meminta bantuan medis darurat.
Berikut gejala nyeri dada yang membutuhkan bantuan medis darurat:
-
Sensasi seperti tulang dada hancur.
-
Nyeri dada yang menyebar ke raham, lengan kiri, atau punggung.
-
Kebingungan, detak jantung yang cepat, dan napas cepat.
Perlu diketahui bahwa ketika nyeri dada terasa sangat hebat pun, serangan jantung mungkin bukanlah penyebabnya. Namun, mengingat serangan jantung menjadi penyebab kematian nomor satu, jadi sangat penting untuk mencari bantuan medis bila kamu tidak yakin apa yang menjadi penyebab nyeri dada yang kamu alami.
Baca juga: Perbedaan Serangan Jantung dan Sakit Dada Biasa
Untuk melakukan pemeriksaan terkait nyeri dada, kamu juga bisa buat janji temu dengan dokter di rumah sakit terbaik yang dekat dengan domisili kamu melalui Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.