Selain Kesehatan Mental, Stress Test juga Digunakan untuk EKG
“Memiliki sebutan stress test jantung, stress test EKG bertujuan untuk mengetahui respons jantung terhadap tekanan ketika kamu melakukan aktivitas fisik. Umumnya, tes ini dilakukan untuk menilai seberapa parah gangguan arteri koroner dan kebugaran fisik.”
Halodoc, Jakarta – Jantung menjadi organ penting yang perlu kamu jaga kesehatannya. Sebab, organ satu ini memiliki fungsi penting untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Selain itu, jantung juga rentan mengalami banyak masalah kesehatan. Nah, salah satu pemeriksaan yang dokter rekomendasikan untuk jantung adalah stress test.
Memiliki sebutan stress test jantung, pemeriksaan tes stres EKG ini memiliki tujuan utama untuk mengetahui bagaimana respons jantung terhadap tekanan saat kamu sedang melakukan aktivitas fisik. Sering kali, dokter menggunakan tes ini untuk menilai tingkat keparahan penyakit arteri koroner dan kondisi kebugaran fisik.
Tujuan Stress Test EKG
Secara garis besar, tujuan dari pemeriksaan stress EKG antara lain:
- Mengamati pasokan darah yang mengalir menuju ke jantung ketika seseorang melakukan aktivitas fisik.
- Mengetahui gangguan irama jantung sekaligus aktivitas listrik pada organ jantung.
- Melihat seberapa baik kerja katup jantung.
- Mengetahui tingkat keparahan gangguan arteri koroner yang terjadi.
- Menilai tingkat efektivitas rencana pengobatan penyakit jantung yang sudah berlangsung.
- Menentukan batas dari latihan fisik yang aman sebelum memulai melakukan rehabilitas jantung karena operasi atau serangan jantung.
- Mengamati tekanan darah dan denyut jantung.
- Menilai kondisi kebugaran fisik seseorang.
Siapa yang Perlu Melakukan Stress Test EKG?
Biasanya, dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani stress test EKG jika mengalami kondisi berikut:
- Adanya riwayat anggota keluarga dengan masalah kesehatan jantung.
- Pasien dengan diagnosis penyakit jantung koroner. Kamu bisa membaca artikel Kenali Gejala Penyakit Jantung Koroner untuk mengetahui apa saja gejala dari kelainan jantung ini.
- Dokter menduga adanya masalah kesehatan jantung karena gejala yang muncul, seperti nyeri pada area dada, detak jantung yang tidak beraturan, mengalami sesak napas, dan lainnya.
- Seseorang yang menjadi perokok aktif.
- Ada riwayat tekanan darah dan kolesterol tinggi, serta penyakit kencing manis.
Bagaimana Hasilnya?
Hasil dari pemeriksaan stress EKG menunjukkan keterangan normal dan tidak normal. Apabila hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa jantung berfungsi normal, biasanya dokter tidak akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan.
Akan tetapi, apabila hasilnya normal, tetapi kamu merasakan gejala yang muncul semakin memburuk, dokter bisa jadi menyarankan untuk melakukan stress test nuklir atau bentuk pemeriksaan stress lain dengan alat EKG sebelum dan setelah berlatih.
Meski begitu, bisa jadi dokter juga meresepkan obat untuk membantu meningkatkan aliran darah yang menuju ke jantung.
Adakah Risiko Melakukan Test Stres EKG?
Stress test EKG terbilang aman, tetapi tak berbeda dengan jenis tes pada umumnya, pemeriksaan ini juga tidak lepas dari beberapa risiko yang pastinya perlu kamu ketahui. Adapun risikonya antara lain:
- Mengalami tekanan darah rendah, kondisi ketika tekanan darah kamu turun dengan signifikan setelah melakukan olahraga dalam intensitas yang ringan. Hal ini bisa membuat kamu merasa pusing, bahkan pingsan.
- Detak jantung yang tidak normal atau aritmia yang bisa terjadi ketika kamu menjalani pemeriksaan ini, tetapi segera hilang setelah berhenti.
- Mengalami serangan jantung. Kondisi ini memang jarang terjadi, tetapi bukan tidak mungkin bisa muncul ketika kamu melakukan pemeriksaan ini.
Jadi, pastikan kamu diskusi dengan dokter ahli sebelum melakukan stress test EKG. Pastikan pula kamu mengetahui apa saja hal yang perlu menjadi persiapan, bagaimana prosedurnya, dan apa yang perlu kamu lakukan setelah menjalani prosedur tes.