Sejak Usia Berapa Baiknya Anak Dibacakan Dongeng?
Halodoc, Jakarta – Selama ini, dongeng sering digunakan sebagai salah satu cara untuk menidurkan anak, padahal manfaat dongeng lebih dari itu. Membacakan dongeng kepada anak mampu menstimulasi perkembangan otak dan memicu daya analisis anak. Namun, orangtua mungkin bertanya-tanya berapa usia yang tepat untuk membacakan dongeng kepada anak?
Terlalu dini membacakan dongeng kepada anak, terutama pada balita yang belum mampu mencerna kata-kata mungkin tidak berpengaruh apa-apa. Nah, berikut ini manfaat serta usia yang tepat untuk membacakan dongeng kepada anak.
Baca Juga: 6 Manfaat Mengajarkan Anak Bermain Catur
Usia Tepat Membacakan Si Kecil Dongeng
Ketika anak telah menginjak usia 3,5 tahun, mereka sudah mampu mencerna kata-kata dan berbicara dengan lancar. Inilah usia yang tepat untuk menstimulasi otak anak melalui dongeng. Namun, anak berusia 3,5 tahun sebenarnya masih memiliki pola pikir yang abstrak, sehingga belum mampu mengerti nilai-nilai positif dalam kehidupan sosial sehari-hari. Membacakan dongeng membantu Si Kecil untuk menyerap nilai-nilai positif yang dalam cerita.
Selain itu, anak berusia 3,5 tahun masih suka meniru, menjelajah, dan menyerap aspek yang ada di lingkungan mereka, sehingga dongeng yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari cocok untuk memenuhi kebutuhan perkembangan mereka. Jika ibu punya pertanyaan lain seputar tumbuh kembang anak, segera hubungi dokter ahli dan ibu bisa bertanya ke dokter Halodoc. Ibu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja.
Manfaat Membacakan Dongeng Kepada Anak
Membacakan dongeng pada anak lebih dari sekadar pengantar tidur. Berikut ini manfaat yang bisa diperoleh anak melalui dongeng, di antaranya:
- Memicu Kreativitas Anak
Cerita dongeng biasanya disuguhi dengan petualangan, binatang yang bisa berbicara, dan makhluk ajaib dari segala jenis. Ketika orangtua membacakan dongeng untuk anak-anak, ibu dapat merangsang imajinasi anak dan membantu mereka mengembangkan kreativitas. Kreativitas membantu mereka berpikir di luar kebiasaan, memecahkan masalah, dan berpikir kritis. Secara kognitif, Si Kecil dirangsang oleh visualisasi cerita-cerita ini yang otomatis membantu meningkatkan kecerdasan mereka.
Baca Juga: Kenali Sindrom Peter Pan Vs Sindrom Cinderella Complex pada Anak
- Mengajarkan Moral
Membacakan dongeng kepada Si Kecil adalah salah satu cara terbaik untuk mengajar anak untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dongeng sering menceritakan tentang persahabatan, pertempuran antara kebaikan dengan kejahatan dan cinta, serta cerita tentang kehilangan. Dengan begitu, ada banyak pelajaran penting tentang kehidupan yang bisa diajarkan pada anak-anak.
Melalui konsep sebab dan akibat sederhana yang biasa digunakan dalam dongeng, anak belajar bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya. Melalui ini, orangtua dapat mengajarkan pelajaran moral dasar. Pelajaran moral yang dipelajari anak-anak dari dongeng membantu pengembangan karakter yang baik. Dongeng juga tidak selalu mencerminkan kenyataan, pelajaran yang diberikan biasanya sederhana, yaitu berbuat baik dan tidak jahat.
- Mengembangkan Pemikiran Kritis
Setiap kisah dongeng menceritakan karakter yang membuat keputusan dan keputusan pasti memiliki konsekuensi. Ketika orangtua berdiskusi dengan anak tentang apa yang akan karakter lakukan, di sinilah orangtua melatih anak untuk mulai berpikir kritis sejak usia muda.
Baca Juga: Canggung dengan Orangtua, Kepada Siapa Bertanya tentang Seks?
Jadi, membaca dongeng bersama anak bukan hanya kegiatan yang menyenangkan semata, tetapi juga cara yang baik untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama Si Kecil. Orangtua bisa membaca bersama, tertawa bersama, dan belajar bersama. Kebiasaan dapat menjadi cara tepat untuk membangun hubungan yang lebih kuat antara orangtua dan anak.
Referensi :
The Telegraph. Diakses pada 2019. What we can all learn from reading fairy tales.
Fairy Dust Teaching. Diakses pada 2019. Age Appropriate Fairy Tales.
Baby Ment. Diakses pada 2019. Benefits Of Reading Fairy Tales To Children.