Seberapa Penting Anak untuk Mengonsumsi Suplemen?
Halodoc, Jakarta - Tidak jarang orangtua yang meminta vitamin atau suplemen pada saat kunjungan rutin ke dokter, atau saat Si Kecil sakit. Suplemen untuk anak dipercayai mampu meningkatkan nafsu makan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mempercepat penyembuhan anak yang sakit.
Pertanyaannya, seberapa penting sih asupan suplemen untuk anak? Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memberikan suplemen pada Si Kecil?
Baca juga: 5 Nutrisi Penting untuk Pertumbuhan Anak
Ketika Mikronutriennya Tak Terpenuhi
Suplemen untuk anak mengandung berbagai vitamin dan mineral penting untuk tubuhnya. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada dasarnya pemberian vitamin dan mineral adalah sebuah suplementasi. Artinya, vitamin dan mineral atau suplemen untuk anak hanya diberikan pada bayi dan anak, yang kebutuhan mikronutriennya tidak terpenuhi dari asupan makanan sehari-hari.
Ada beragam hal yang memicu kurangnya kebutuhan mikronutrien dalam tubuh anak. Contohnya, picky eater atau rendahnya asupan sayur dan buah yang tinggi kandungan vitamin dan mineral.
Lalu, bagaimana yang mendeteksi kekurangan vitamin dan mineral pada tubuh anak? Masih menurut IDAI, caranya melalui pemeriksaan marker biokimia mikronutrien tersebut. Pemeriksaan ini memerlukan biaya yang cukup besar, dan menimbulkan rasa tidak nyaman karena proses pengambilan darah.
Selain itu, kadar vitamin dan mineral dalam darah tidak selalu berhubungan dengan keluhan pasien.
Oleh karena itu, gunakan pedoman yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai suplementasi vitamin dan mineral. Rekomendasinya mencakup pemberian beberapa jenis vitamin dan mineral yang disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing. Rekomendasi ini juga memperhitungkan prevalensi masalah kesehatan tersering pada daerah tersebut.
Baca juga: Panduan Pemenuhan Gizi Balita Usia 1–3 Tahun
Bukan Pengganti Pola Makan Sehat
Meskipun suplemen untuk anak biasanya tidak berbahaya bagi anak-anak, idealnya Si Kecil mendapatkan nutrisi yang cukup dari makanan yang dia makan.
“Bahkan para pemilih makanan mendapatkan semua nutrisi yang mereka butuhkan dari makanan,” jelas Rachel Dawkins, M.D., direktur Klinik Pengobatan Anak dan Remaja di Johns Hopkins All Children’s Hospital.
Menurut Rachel, biasanya anak-anak tidak membutuhkan vitamin, tetapi setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda pula. Dawkins menyarankan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak jika merasa ragu. Ada hal lainnya yang perlu ibu pahami mengenai asupan suplemen untuk anak.
“Bayi, terutama bayi yang mendapat ASI, membutuhkan suplementasi vitamin D, dan bayi prematur dapat diresepkan multivitamin dengan zat besi sebelum dikeluarkan dari unit perawatan intensif neonatal (NICU),” tambah Dawkins.
Baca juga: Stunting Akibat Gizi Buruk, Ini 3 Faktanya
Mungkin ibu memutuskan untuk memberikan suplemen pada anak-anak sebagai “polis asuransi”. Sebenarnya boleh-boleh saja, terutama setelah dokter anak memberikan izin. Maka dari itu, ikuti saran dari ahli di atas, yaitu untuk mengonsultasikan dengan dokter anak. Nah, ibu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc, kapan saja dan di mana saja.
Pastikan memilih vitamin yang diformulasikan untuk kelompok usia anak. Suplemen untuk anak jika dikonsumsi dengan benar, tidak akan membahayakan. Hanya saja, jangan biarkan suplemen menggantikan pola makan sehat, yang dibutuhkan anak-anak untuk pertumbuhan yang baik.
Terapkan “rainbow diet atau “diet pelangi” dan pastikan anakmu makan berbagai macam buah dan sayuran untuk mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan.
Jika ibu merasa ragu untuk memberikan asupan suplemen pada anak, tanyakan langsung pada dokter untuk membantu membuat keputusan akhir. Ibu juga bisa memeriksakan anak ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?