Sariawan pada Bayi, Berbahayakah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 November 2019
Sariawan pada Bayi, Berbahayakah? Sariawan pada Bayi, Berbahayakah?

Halodoc, Jakarta – Bukan cuma orang dewasa saja, bayi juga bisa mengalami sariawan. Sariawan sering terjadi pada bayi berusia di atas 10 bulan dan jarang menimpa usia di bawahnya. Penyebab terjadinya sariawan beragam, untuk itu tidak selalu mudah untuk melacak mengapa Si Kecil mendapatkannya. Namun, ada beberapa hal yang bisa menjadi pemicu sariawan pada bayi, yaitu: 

  • Luka pada mulut. Luka bisa disebabkan karena Si Kecil tidak sengaja menggigit bagian dalam bibir atau lidahnya. Luka gigitan tersebut bisa berubah menjadi sariawan.
  • Alergi makanan. Bayi yang berusia di atas 10 tahun sudah diperbolehkan untuk mengonsumsi berbagai makanan. Ada sejumlah makanan yang menimbulkan alergi dan salah satu gejalanya adalah sariawan.
  • Sensitif. Sensitif terhadap buah-buahan masam, seperti jeruk dan stroberi.
  • Kekurangan vitamin. Kekurangan vitamin dan mineral tertentu seperti asam folat, zinc, zat besi, dan vitamin B12 bisa sebabkan daya tahan tubuh melemah dan sebabkan sariawan.
  • Terkena infeksi. Infeksi virus, bakteri, atau jamur bisa menyebabkan sariawan.
  • Mengidap penyakit tertentu. Penyakit celiac atau penyakit radang usus seringkali menyebabkan gejala sariawan.

Baca Juga: Bukan Cuma Infeksi Virus, Ini 3 Penyebab Sariawan pada Bayi

Apakah Sariawan Pada Bayi Berbahaya?

Ibu tidak perlu khawatir, sariawan yang dialami Si Kecil biasanya tidak berbahaya dan tidak sulit untuk disembuhkan. Bayi mungkin akan sedikit lebih rewel dari biasanya karena rasa sakit dari sariawan yang membuatnya tidak nyaman.

Jika sariawan tidak kunjung sembuh lebih dari dua minggu lamanya, ibu sebaiknya memeriksakan Si Kecil ke dokter. Sebelum mengunjungi rumah sakit, Ibu bisa membuat janji dengan dokter lewat aplikasi Halodoc terlebih dahulu.

Baca Juga: Miliki Efek Samping Untuk Sariawan, BPOM Bekukan Izin Edar Albothyl

Perawatan Sariawan untuk Si Kecil

Sariawan sebenarnya tidak membutuhkan pengobatan khusus karena dapat sembuh dengan sendirinya. Luka ini dapat hilang dengan sendirinya sekitar 7-10 hari. Meski dapat sembuh dengan sendirinya, ibu perlu melakukan serangkaian perawatan agar lukanya cepat sembuh dan membuatnya nyaman. Langkah-langkah perawatan berikut bisa dilakukan untuk meredakan ketidaknyamanan Si Kecil, yaitu:

  • Kompres sariawan dengan es batu. Sensasi dingin dari es batu membuat sariawan menjadi mati rasa.
  • Berikan makanan yang bertekstur lembut dan bersuhu dingin, contohnya es krim.
  • Buat larutan yang terdiri dari air, garam, dan soda kue sebagai obat alami sariawan. Celupkan kapas pada larutan tersebut untuk ditempelkan ke area sariawan secara lembut. Lakukan perawatan ini setidaknya 3 – 4 kali sehari.
  • Berikan minuman dalam jumlah sedikit namun sesering mungkin untuk melembapkan  rongga mulut dan mencegah si Kecil dehidrasi.

Ibu juga bisa memberikannya obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol. Perlu diingat bahwa pemberian tersebut tetap harus dalam pengawasan dokter meski di jual bebas. Jadi, pastikan untuk bertanya kepada dokter terlebih dahulu sebelum memberikannya.

Baca Juga: Benarkah Vitamin C Cukup untuk Obati Sariawan?

Hindari memberinya makanan yang terlalu panas atau masam karena bisa memperburuk sariawan. Selama sariawan, ibu juga harus memerhatikan kebersihan mulut Si Kecil dengan rutin menyikat giginya, setidaknya dua kali sehari.

Referensi :
Fatherly. Diakses pada 2019. Canker Sores in Kids & Babies: Symptoms and Treatment.
Kids Health. Diakses pada 2019. Canker Sores.
About Kids Health. Diakses pada 2019. Canker sores.