Sakit Radang Usus Bisa Sebabkan Proktitis
Halodoc, Jakarta – Proktitis adalah peradangan pada rektum. Rektum merupakan saluran pencernaan bagian akhir yang menghubungkan usus besar ke dubur. Kotoran melewati rektum saat keluar dari tubuh. Proktitis dapat menyebabkan sakit pada dubur, diare, perdarahan dan keputihan, serta sensasi ingin buang air besar terus-menerus.
Proktitis sering terjadi pada orang yang memiliki penyakit radang usus, contohnya penyakit Crohn atau kolitis ulserativa. Infeksi menular seksual adalah penyebab lain yang sering terjadi. Proktitis juga dapat menjadi efek samping dari terapi radiasi untuk kanker tertentu. Ingin tahu lebih lanjut mengenai proktitis? Baca selengkapnya di sini!
Mengenal Proktitis
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Colon & Rectal Surgery Associates, reaksi sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan peradangan pada lapisan rektum. Kebiasaan makan dan stres tidak menjadi pemicu proktitis. Dan sebagai informasi tambahan, proktitis tidak menular dan tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Baca juga: Inilah 5 Faktor Risiko Pemicu Radang Usus
Dokter dapat mendeteksi penyakit ini dengan pemeriksaan visual pada lapisan rektum menggunakan alat yang disebut sigmoidoscope yang fleksibel (tabung yang terang dan fleksibel dengan ketebalan jari). Pemeriksaan ini penting karena gejala proktitis mungkin sama dengan gejala banyak penyakit lain dan beberapa cukup serius.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai proktitis, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa kapan dan di mana saja memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Tadi sudah disinggung di atas, bagaimana bentuk gejala dari proktitis, untuk detailnya, berikut ini gejala dari penyakit ini:
-
Keinginan untuk terus-menerus air besar.
-
Pendarahan dubur.
-
Lendir yang keluar melalui dubur.
-
Nyeri dubur.
-
Nyeri di sisi kiri perut.
-
Sensasi penuh di dubur.
-
Diare.
-
Nyeri yang datang intens walaupun sudah selesai buang air besar.
Perlu diketahui ada beberapa faktor risiko seseorang bisa mengidap proktitis, yaitu:
- Melakukan Hubungan Seks Tidak Aman
Ternyata praktik yang meningkatkan risiko infeksi menular seksual (IMS) dapat meningkatkan risiko proktitis. Risiko tertular IMS dapat meningkat jika kamu memiliki banyak pasangan seks, tidak menggunakan kondom, dan berhubungan seks dengan pasangan yang memiliki IMS.
- Penyakit Radang Usus
Memiliki penyakit radang usus (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa) meningkatkan risiko proktitis.
- Terapi Radiasi untuk Kanker
Terapi radiasi akan dilakukan di area dekat dubur (seperti untuk kanker dubur, ovarium, atau prostat) meningkatkan risiko proktitis.
Baca juga: Perlu Tahu, 7 Cara Sederhana Cegah Radang Usus
Proktitis yang tidak diobati atau yang tidak menanggapi pengobatan dapat menyebabkan komplikasi, termasuk:
- Anemia
Pendarahan kronis dari dubur dapat menyebabkan anemia. Dengan anemia, seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia menyebabkan kamu merasa lelah dan mungkin juga mengalami pusing, sesak napas, sakit kepala, kulit pucat, dan mudah tersinggung.
- Bisul
Peradangan kronis pada rektum dapat menyebabkan luka terbuka (borok) pada lapisan dalam rektum.
- Fistula
Kadang-kadang borok meluas sepenuhnya melalui dinding usus dan menciptakan fistula. Ini dapat terjadi pada pada antar bagian usus, yaitu antara usus dan kulit, atau antara usus dan organ-organ lain, seperti kandung kemih dan vagina.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Proctitis.
Colon & Rectal Surgery Associates. Diakses pada 2019. Ulcerative Proctitis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan