Saat Puasa, Berapa Lama Pencernaan Beristirahat?
Halodoc, Jakarta – Selain untuk beribadah, puasa bisa menjadi cara yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh, lho. Salah satunya manfaat puasa bagi kesehatan adalah menjaga kesehatan perut atau sistem pencernaan. Dengan berpuasa, kamu membiarkan organ-organ pencernaan untuk beristirahat dari aktivitas rutinnya sehari-hari. Hal tersebut tentu akan membawa dampak positif terhadap kesehatan tubuh. Nah, apa saja yang terjadi pada pencernaan saat puasa? Ini ulasan selengkapnya.
Baca juga: Apakah Ibu Melahirkan Boleh Puasa saat Nifas?
Begini Kira-Kira Kondisi Pencernaan saat Puasa
Saluran pencernaan manusia terdiri dari beberapa organ penting yang biasanya bekerja hingga 18 jam dalam sehari. Organ-organ tersebut termasuk mulut, esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir di anus. Tidak seperti organ lain yang dapat berhenti bekerja saat sedang tidur, saluran pencernaan khususnya lambung, tidak pernah berhenti bekerja untuk memproses makanan yang kamu makan tiga kali dalam sehari.
Organ tersebut mencerna, memecah, dan menyerap makanan melalui lapisannya ke dalam darah. Dengan berpuasa, kamu memberi kesempatan pada organ pencernaan untuk beristirahat, memperbaiki proses regenerasi sel-sel saluran pencernaan, serta mengurangi beban kerja pencernaan. Saat puasa, setidaknya dalam 14 jam kamu tidak mengonsumsi makanan atau minuman. Nah, selama 14 jam juga, organ pencernaan dapat beristirahat total.
Saat sistem pencernaan beristirahat, energi tubuh menjadi lebih terarah untuk proses perbaikan sel-sel dan sistem jaringan yang rusak. Mengingat begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh, apakah kamu masih malas untuk menjalankan puasa?
Baca juga: Aturan Berpuasa Bagi Pengidap Kista Cokelat
Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Rutin Berpuasa
Tidak makan dan minum sama sekali selama belasan jam akan membuat seseorang menjadi lemas dan pusing. Namun jangan khawatir, karena sebenarnya kondisi tersebut wajar terjadi. Sejumlah gejala ringan yang terjadi diakibatkan oleh penurunan kadar glikogen, glukosa, lemak, dan protein dalam tubuh. Meski demikian, sebenarnya tubuh menyimpan cadangan energi yang dapat digunakan untuk 8–10 jam. Sisanya, tubuh akan menggunakan simpanan lemak untuk menghasilkan glukosa dan energi.
Jika dilakukan secara benar, puasa dapat mencegah sekaligus mengatasi berbagai jenis penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit maag, batu empedu, dan obesitas. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa puasa bermanfaat sebagai detoksifikasi, yaitu mampu menetralisir atau menghilangkan zat-zat racun yang ada di dalam tubuh. Proses detoksifikasi tersebut terjadi pada usus besar, hati, ginjal, paru, sampai kulit.
Alhasil, saluran pencernaan pun menjadi lebih bersih, serta enzim dan hormon yang terkait dengan pencernaan pun bisa bekerja lebih baik lagi. Tujuannya untuk menjaga metabolisme tubuh tetap pada kondisi terbaiknya. Namun, mengingat saluran pencernaan adalah tempat masuknya segala penyakit. Kamu sebaiknya tetap menjaga pola makan dan higienitas selama puasa agar saluran pencernaan tetap sehat. Dengan begitu, daya tahan tubuh kamu juga akan tetap kuat.
Agar kamu memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas selama puasa, pola makan saat sahur setidaknya harus mencakup 40 persen makanan besar, 30 persen makanan kecil sebelum imsak, dan jangan lupa minum 3 gelas air. Saat sahur, usahakan untuk makan dengan komposisi gizi yang lengkap yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani atau nabati, sayur, dan susu.
Baca juga: Bukan Karena Puasa, Ini Alasan Bau Mulut Makin Menjadi
Nah, itulah kondisi pencernaan saat puasa. Begitu banyak manfaat yang bisa diperoleh saat rutin menjalankannya. Jadi, jangan malas, ya. Jika kamu mengalami kendala dalam menjalankannya, silahkan diskusikan masalah kesehatan yang kamu alami dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya.