Risiko yang Terjadi Jika Menyetir Terlalu Lama
Halodoc, Jakarta – Menyetir adalah aktivitas yang mungkin setiap hari kamu lakukan untuk pergi ke sekolah, kantor atau tempat lain. Menyetir untuk jarak yang dekat mungkin tidak masalah, tapi apabila kamu sering menyetir jarak jauh atau dalam keadaan macet yang membutuhkan waktu yang lama, kamu perlu berhati-hati.
Pasalnya, menyetir terlalu lama bisa berdampak pada kondisi kesehatan. Kalau kamu sering berkendara dalam waktu lama, sebaiknya waspadai risiko berikut.
Baca juga: Kelamaan Nyetir, Ini 9 Cara Atasi Nyeri Punggung
Dampak Menyetir Terlalu Lama
Bagi masyarakat yang hidup di kota besar seperti Jakarta, masalah utama yang pasti dihadapi sehari-hari adalah kemacetan. Meski jarak yang dituju tidak terlalu jauh, kondisi macetlah yang membuat seseorang harus duduk di kursi kemudi lebih lama. Nah, salah satu masalah kesehatan yang bisa timbul nyeri punggung dan leher. Meski kondisi ini tergolong ringan dan mudah diatasi dengan perawatan sederhana, kamu tetap tidak boleh meremehkannya.
Pasalnya, sakit pinggang yang berkepanjangan dan tidak kunjung diatasi bisa memicu kondisi hernia nukleus pulposus atau biasa disebut dengan saraf kejepit. Jadi, bila kamu bekerja yang diharuskan menyetir jarak jauh atau dalam waktu yang lama, pastikan untuk memperhatikan posisi duduk yang benar dan kenyamanan kursi kemudi serta banyak beristirahat.
Waspada Gejala Saraf Kejepit Ini
Awalnya, saraf kejepit mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, bila ada tekanan terus-menerus pada saraf, kamu mungkin akan mengalami gejala berikut:
- Nyeri yang menjalar ke bokong, tungkai dan kaki.
- Kesemutan atau mati rasa di tungkai atau kaki.
- Kelemahan otot.
Apabila memengaruhi leher, gejalanya bisa berupa:
- Nyeri di dekat atau di atas tulang belikat.
- Nyeri yang menjalar ke bahu, lengan, tangan, dan jari.
- Nyeri leher, terutama di punggung dan di sisi leher
- Kejang otot leher.
Apabila kamu mengalami gejala-gejala di atas, hubungi dokter lewat aplikasi Halodoc untuk mencari tahu jenis perawatan yang tepat. Tidak perlu ke rumah sakit, lewat aplikasi ini kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.
Baca juga: Gara-gara Macet, Stres Bisa Meningkat
Perawatan Sederhana untuk Atasi Saraf Kejepit
Dokter biasanya akan merekomendasikan obat pereda nyeri untuk mengatasi rasa tidak nyaman akibat saraf kejepit. Selain minum obat, perawatan sederhana ini diketahui mampu mengurangi gejala ketidaknyaman saraf kejepit:
- Kompres panas dingin. Kompres dingin dapat digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Setelah beberapa hari, kamu bisa melakukan kompres panas untuk memberikan kelegaan dan kenyamanan.
- Hindari berbaring terlalu lama. Kebanyakan berbaring di tempat tidur justru bisa menyebabkan persendian kaku dan melemahkan otot, sehingga dapat mempersulit penyembuhan. Sebaiknya, istirahat dengan posisi nyaman selama 30 menit, lalu berjalan-jalan sebentar atau melakukan pekerjaan ringan. Kamu juga harus tahu aktivitas-aktivitas apa saja yang bisa memperburuk rasa sakit.
- Melanjutkan aktivitas secara perlahan. Meski masih terasa sakit, cobalah untuk tetap melakukan aktivitas secara perlahan. Pastikan kamu bergerak secara lambat dan terkontrol, terutama saat membungkuk ke depan dan mengangkat benda.
Tips Mencegah Saraf Kejepit
Kalau kamu diharuskan untuk menyetir dalam waktu lama atau melakukan pekerjaan yang cukup berat, sebaiknya coba tips berikut untuk mencegah timbulnya saraf kejepit:
- Rutin berolahraga untuk memperkuat otot dan menstabilkan tulang belakang.
- Pertahankan berat badan yang sehat. Berat badan berlebih dapat memberikan banyak tekanan pada tulang belakang dan cakram
- Berhenti merokok dan hindari penggunaan produk tembakau apa pun.
Baca juga: Alasan Fisioterapi Bisa Atasi Masalah Saraf Kejepit
Hal yang paling penting adalah mempertahankan postur yang baik saat bekerja. Postur yang baik mampu mengurangi tekanan pada tulang belakang dan cakram. Jaga agar punggung tetap lurus dan sejajar, terutama saat duduk dalam waktu lama.