Risiko Kesehatan Penggunaan Narkoba dengan Cara Booty Bumping
“Baru-baru ini, istilah booty bumping tengah menjadi topik perbincangan yang hangat. Merujuk pada istilah tersebut, sebenarnya booty bumping adalah metode mengonsumsi narkoba seperti sabu-sabu melalui dubur. Cara yang tidak wajar tersebut tentu dapat menimbulkan berbagai risiko gangguan kesehatan bagi para pengguna narkoba. Salah satunya adalah peningkatan risiko infeksi menular seksual.”
Halodoc, Jakarta – Ditangkapnya seseorang atau sekelompok orang akibat kasus penyalahgunaan narkoba bukan lah hal yang asing. Seperti halnya kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu, yang baru-baru ini menjerat seorang public figure ternama. Adapun di antara banyaknya peristiwa yang menyertai penangkapannya, cara sosok tersebut mengonsumsi narkoba langsung menjadi sorotan. Sebab, cara pemakaiannya dapat dibilang tidak lazim, karena dilakukan melalui dubur.
Metode penggunaan obat terlarang tersebut sebenarnya dikenal dengan istilah booty bump atau boofing. Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan narkoba melalui dubur atau booty bump tentunya dapat menimbulkan berbagai risiko gangguan kesehatan. Penasaran apa saja? Simak penjelasannya di sini!
Baca juga: Kecanduan Narkoba Berdampak pada Fungsi Otak, Benarkah?
Penjelasan Terkait Istilah Booty Bumping
Sebenarnya istilah booty bumping bukanlah metode baru untuk para pengguna narkoba. Istilah booty bumping atau boofing adalah metode untuk memasukkan obat-obatan atau alkohol ke dalam dubur, guna mendapatkan sensasi ‘high’ yang lebih cepat. Hal ini dapat terjadi karena rongga anus memiliki jumlah pembuluh darah tinggi dan lapisan permukaan yang lebih tipis.
Maka dari itu, penyerapan zat narkoba yang dimasukkan ke dalam area tersebut akan berlangsung lebih cepat bila dibandingkan dengan narkoba yang dikonsumsi secara oral. Di samping itu, metode pemakaian melalui dubur ini tidak terbatas pada narkoba jenis sabu-sabu saja, tetapi juga heroin, kokain, dan minuman beralkohol.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pengguna untuk mengonsumsi narkoba menggunakan metode ini. Melansir dari San Francisco AIDS Foundation , pengguna yang ingin mengonsumsi narkoba melalui booty bumping dapat mencampurkan sabu dengan air, lalu disuntikkan ke dubur. Selain itu, sebagian pengguna menggunakan injektor pelumas sebagai alternatif cara untuk proses yang tidak lazim ini.
Cara tersebut dianggap lebih nyaman dan efektif daripada jarum suntik karena dirancang khusus untuk memasukan cairan ke dalam rongga dubur. Dan yang paling terakhir, adalah cara yang dianggap paling ekstrim, yaitu memasukan langsung narkoba ke dalam dubur tanpa campuran atau bantuan alat apapun.
Baca juga: Alasan Pengguna Narkoba Bisa Diketahui dari Cek Urine
Kenali Risiko yang Dapat Timbul
Cara penggunaan narkotika yang tidak lazim ini tentu dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan pada tubuh, antara lain:
- Kerusakan Anus
Kerusakan jaringan rektum dan adanya robekan pada anus dapat terjadi apabila booty bump dilakukan terlalu sering. Sebab, adanya kontak dengan benda asing pada area tersebut dapat menimbulkan luka yang sulit untuk sembuh.
- Peningkatan Risiko IMS
Bila dilakukan secara berulang kali, booty bump dapat meningkatkan risiko penularan HIV dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Pasalnya, booty bump dapat merusak selaput lendir pada anus yang berfungsi untuk memberikan perlindungan dari IMS. Selain itu, mengonsumsi narkoba melalui dubur juga dapat menyebabkan rasa sakit pada anus dan bokong.
- Gangguan Pencernaan
Kebiasaan booty bump dapat menimbulkan berbagai gangguan pada sistem pencernaan seseorang. Seperti misalnya feses berdarah, keinginan untuk pergi ke toilet dengan intensitas tinggi, hingga ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol buang air besar. Selain itu, masalah kesehatan yang lebih serius juga dapat terjadi, seperti adanya penyumbatan aliran darah ke bagian usus, hingga kematian sel secara tidak wajar. Terlebih lagi, seseorang mungkin membutuhkan tindakan operasi pembuatan lubang buatan (kolostomi) untuk menggantikan kinerja usus besar yang rusak, bila kasusnya sudah parah.
- Meningkatnya Risiko Overdosis
Perlu diketahui bahwa narkotika jenis sabu lebih mudah diserap tubuh melalui dubur bila dibandingkan cara konsumsi oral. Sebab, rongga anus memiliki banyak kapiler pembuluh darah dan permukaan yang tipis. Namun, hal ini dapat menimbulkan efek samping yang fatal, yaitu membuat pengguna semakin ketergantungan dengan meningkatkan jumlah dosisnya. Sebagian orang bahkan dapat mengambil dosis yang lebih banyak dibandingkan dosis yang biasa mereka pakai ketika mengonsumsi narkotika secara oral.
Peningkatan dosis tersebut juga bisa saja dilakukan secara tidak sadar, karena tingkat penyerapan yang cepat. Maka, intensitas penggunaan sabu melalui booty bump atau boofing juga dapat meningkat drastis. Bila hal ini terjadi, risiko overdosis yang dapat merenggut nyawa pengguna akan semakin meningkat.
Baca juga: Ketergantungan Narkoba adalah Penyakit, Masa Sih?
Penyalahgunaan narkoba sangatlah berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada kesehatan. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk menjauhi segala jenis obat-obatan terlarang agar tidak menyesal di kemudian hari. Namun, bila kamu ingin mengetahui lebih banyak mengenai dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba, kamu dapat tanya dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur chat/video call secara langsung.
Selain bertanya dampak negatif yang dapat timbul, kamu juga dapat bertanya seputar tips menarik untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download aplikasi Halodoc!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Booty Bump: What It Is, How It’s Done, Risks, & More
Banyan Treatment Center. Diakses pada 2021. The Dangers of Boofing Drugs
San Francisco AIDS Foundation. Diakses pada 2021. How to Booty Bump Better
Kompas.com Diakses pada 2021. Apa Itu Booty Bumping? Cara Coki Pardede Konsumsi Narkoba Lewat Anal
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan