Rentang Kemampuan Konsentrasi Anak Sesuai Usianya
Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Brain Balance Center, disebutkan kalau rentang konsentrasi anak yang ideal adalah dua hingga tiga menit dikali usia mereka.
Itulah periode waktu di mana seorang anak dapat mempertahankan fokus pada tugas yang diberikan. Jadi untuk anak usia 2 tahun, rentang konsentrasi idealnya adalah 4 hingga 6 menit, sedangkan 4 tahun delapan hingga 12 menit, 6 tahun 12 hingga 18 menit, dan 8 tahun di 16 hingga 24 menit.
Membangun Konsentrasi Anak
Tentunya angka-angka tadi hanya gambaran umum saja. Berapa lama seorang anak benar-benar dapat fokus dan berkonsentrasi juga ditentukan oleh faktor-faktor, seperti berapa banyak gangguan yang ada di dekatnya, seberapa lapar atau lelah anak itu, dan seberapa tertarik mereka akan kegiatan tersebut.
Namun, jika rentang perhatian anak lebih pendek dari durasi yang disebutkan di atas, maka kondisi tersebut sebaiknya ditangani. Jika anak kurang bisa berkonsentrasi dan orangtua membutuhkan saran dari profesional segera tanyakan ke aplikasi Halodoc.
Dokter ataupun psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.
Baca juga: Tingkat Konsentrasi Menurun di Siang Hari? Coba 6 Makanan Ini
Bagaimana cara supaya anak bisa fokus dan dapat berkonsentrasi secara maksimal? Berikut ini rekomendasi yang bisa dilakukan orangtua:
1. Membuat aktivitas menjadi kreatif dan menarik
Seorang anak yang tidak suka matematika tidak akan fokus ke pekerjaan rumah matematika. Jadi, untuk menanganinya biarkan anak menemukan caranya sendiri menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut.
Mungkin anak menjadi lebih bersemangat mengerjakannya ketika terlebih dahulu bermain atau mengerjakannya di luar rumah bersama teman-teman atau apapun yang membuat dia tidak stres saat berhitung.
2. Ikut “berpikir” bersama anak
Maksudnya supaya orangtua mengajak anak berdiskusi mengenai topik-topik atau apapun itu. Gugah anak mengemukakan pendapatnya secara tidak langsung memancing sistem kognitif anak.
3. Permainan puzzle
Puzzle dapat secara signifikan melatih konsentrasi anak. Cobalah menjadikan membuat puzzle sebagai aktivitas rutin, sehingga anak menjadi terbiasa untuk berpikir dan fokus.
4. Buat istirahat pendek untuk tugas-tugas sulit
Seorang anak berusia 12 tahun mungkin dapat memberikan 40 menit fokus pada sebuah proyek ketika itu dibagi menjadi dua potongan 20 menit dengan jeda lima menit di antaranya.
Jika Anak Punya Masalah Konsentrasi
Anak-anak dengan ADHD memiliki masalah dengan kemampuan memberikan perhatian, hiperaktif, dan perilaku impulsif. ADHD adalah istilah yang sekarang digunakan untuk ADD (Attention Deficit Disorder). ADHD lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.
50 persen anak-anak dengan ADHD juga memiliki ketidakmampuan belajar. Ketidakmampuan belajar yang paling umum adalah defisit pemrosesan pendengaran. Ini berarti mereka mengalami kesulitan mengingat arah verbal. Namun, kecerdasan sebagian besar anak-anak dengan ADHD biasanya normal.
Untuk anak-anak dengan kondisi ADHD, cobalah untuk tidak membiarkan anak terlalu lelah. Ketika seorang anak yang hiperaktif menjadi lelah, pengendalian dirinya seringkali terganggu sehingga hiperaktif menjadi lebih buruk.
Baca juga: 5 Tips Cegah Gangguan Memori di Usia Muda Hingga Tua
Usahakan anak tidur atau istirahat saat kelelahan. Untuk anak-anak yang mengalami sulit tidur, orangtua bisa menyiasati dengan menggunakan lampu malam dan musik latar sering membantu. Hindari membawa anak kecil ke pertemuan formal.
Setelah anak cukup dewasa dan mengembangkan kontrol diri yang memadai di rumah, secara bertahap anak baru bisa diperkenalkan dengan situasi public area. Anak-anak ADHD membutuhkan disiplin yang kuat.
Paling baik adalah menegakkan aturan dengan hukuman nonfisik. Hukuman fisik menunjukkan kepada anak bahwa perilaku agresif secara fisik tidak masalah. Sejatinya, anak membutuhkan model kontrol dan ketenangan. Cobalah untuk menggunakan nada suara yang tenang saat mendisiplinkan anak. Jika orangtua berteriak, anak cenderung akan cepat meniru.