Punya Alergi Telur, Perlu Waspada saat Vaksin Flu
Halodoc, Jakarta - Vaksin berfungsi untuk menjadi antibodi yang dapat menahan tubuh dari serangan penyakit. Salah satu vaksin yang wajib dimasukkan ke dalam tubuh manusia adalah vaksin influenza atau flu. Vaksin tersebut berfungsi agar tubuh tidak rentan terhadap penyakit flu.
Setiap tahunnya, semua orang di atas usia 6 bulan direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin flu. Hal tersebut dikarenakan flu adalah penyakit yang mudah menular dan dapat membuat seseorang dirawat apabila gejalanya cukup parah. Pada kasus tertentu, Infeksi flu yang parah juga dapat menyebabkan kematian.
Seseorang dengan Alergi Telur Harus Waspada saat Vaksin Flu
Semua orang yang mempunyai alergi telur harus waspada saat vaksin flu. Untuk orang yang memiliki alergi ini, direkomendasikan agar tidak mengambil vaksin flu, karena terdapat kandungan telur di dalamnya. Vaksin ini terbuat dari perkembangbiakan telur, dan dikhawatirkan orang yang mempunyai alergi telur akan mengalami gejala dari alergi tersebut.
Seseorang yang memiliki alergi telur harus waspada saat vaksin flu, karena tubuhnya akan menolak kandungan telur yang ada di dalam vaksin tersebut. Walau begitu, dokter harus mempertimbangkan risiko yang akan terjadi dengan tingkat kedaruratannya. Apabila penyakit flu akan lebih membahayakan daripada alergi tersebut, kemungkinan besar dokter tetap akan memberikan vaksin flu kepada orang tersebut.
Selain itu, vaksin flu mengandung komponen-komponen yang dapat menyebabkan reaksi alergi, termasuk juga anafilaksis. Walaupun sebagian besar kasus-kasus yang melibatkan anafilaksis tidak berhubungan dengan protein telur yang terkandung di dalam vaksin. Tercatat, vaksin diberikan lebih dari 25,1 juta kali kepada anak-anak dan orang dewasa selama 3 tahun dan hanya 33 orang yang mengidap anafilaksis.
Reaksi alergi dapat terjadi langsung setelah vaksin dilakukan, walaupun tidak untuk semua orang. Seseorang yang mempunyai alergi telur lalu mendapatkan vaksin, yang tercatat menimbulkan gejala alergi kurang dari 30 menit setelah divaksin, tercatat sebanyak 8 kasus. Selain itu, 21 kasus lainnya menunjukkan gejala lebih dari 30 menit dan satu kasus menimbulkan gejala di hari berikutnya.
Jika kamu mempunyai alergi pada telur, beritahu dokter yang akan memberikan vaksin tersebut agar dapat menentukan langkah selanjutnya. Dokter mungkin akan melakukan tes pada kulit apakah kamu benar-benar alergi pada telur. Telur akan dioleskan pada kulit dan melihat apakah kulit kamu bereaksi dan menimbulkan warna merah atau bentol.
Dianjurkan seseorang harus tetap waspada saat vaksin flu dan lakukanlah di rumah sakit. Hal tersebut dilakukan dengan alasan apabila gejala dari alergi muncul dapat ditangani dengan segera. Reaksi tersebut akan muncul setelah kira-kira 30 menit orang tersebut mendapat vaksin.
Walau begitu, pada 2013, para dokter ahli mengharuskan orang-orang dengan alergi telur tetap mendapatkan vaksin flu. Hal tersebut dikarenakan reaksi alergi parah yang dapat disebabkan vaksin tersebut jarang terjadi. Vaksin terbaru pun telah disempurnakan tanpa menggunakan kandungan telur. Sehingga sisa protein dari telur tidak dapat memicu reaksi alergi.
Alternatif lain jika kamu tidak ingin mendapatkan vaksin flu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Kamu dapat memiliki antibodi yang maksimal agar tubuh tidak terserang penyakit, maka seseorang diharuskan mengonsumsi makanan yang bergizi. Selain itu, agar tidak terserang penyakit, semua orang harus melakukan pola hidup sehat, berolahraga, dan mengonsumsi vitamin. Dengan begitu, tubuh mendapat kekebalan dari makanan dan vitamin.
Itu lah pembahasan tentang dampak vaksin flu pada seseorang yang alergi telur. Jika kamu mempunyai pertanyaan lebih lanjut, kamu dapat menanyakannya pada dokter-dokter di Halodoc. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu! Kamu juga bisa membeli obat di Halodoc dan pesananmu akan sampai dalam waktu satu jam.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan