Puasa Saat Masih Menyusui, Ikuti Panduan Ini
Halodoc, Jakarta – Ibu menyusui sebenarnya tidak diwajibkan untuk menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Namun, sah-sah saja jika ibu tetap ingin melakukannya, asalkan merasa mampu tetap menyusui Si Kecil. Maka dari itu, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan saat ibu memustuskan untuk puasa saat masih menyusui.
Sangat penting untuk memperhatikan beberapa aspek, terutama kesehatan ibu menyusui dan sang buah hati. Pastikan untuk selalu berdiskusi dengan suami atau keluarga terdekat jika ibu ingin mengikuti Ibadan puasa saat masih menyusui. Selain hal-hal yang perlu dipertimbangkan, puasa saat masih menyusui juga sebaiknya mengikuti panduan khusus.
Baca juga: Adakah Pengaruh Puasa untuk Ibu Menyusui?
Panduan Puasa saat Menyusui
Bayi yang berusia di bawah enam bulan dan disusui secara eksklusif memiliki kebutuhan yang berbeda dengan bayi berusia satu tahun yang sudah mendapatkan asupan makanan lain dan hanya menyusu pada malam hari. Namun, jika dilakukan dengan mengikuti panduan yang benar, hal ini sebenarnya tidak akan menghalangi niat ibu puasa saat masih menyusui.
Jika ibu tetap memutuskan untuk berpuasa, seharusnya hal ini tidak akan mengganggu kesehatan bayi. Sebab, tubuh ibu akan terus memproduksi ASI dengan cara biasa atau normal. Menunggu jam-jam antara senja dan subuh untuk makan dapat mengurangi asupan kalori ibu, akan tetapi hal ini seharusnya tidak membuat perbedaan dalam jumlah susu yang diproduksi.
Setelah tubuh membakar energi dari makanan terakhir dikonsumsi, biasanya tubuh akan menyesuaikan dalam menggunakan energi. Tubuh membakar kalori dari simpanan gula darah terlebih dahulu, baru setelah itu mengubah simpanan lemak menjadi gula darah. Proses ini akan terjadi sampai ibu mengonsumsi makanan selanjutnya.
Baca juga: Begini Cara Mengatasi Susah BAB pada Balita
Memang tidak bisa dimungkiri, puasa terkadang dapat membuat perubahan kecil pada isi ASI. Jumlah kandungan beberapa vitamin dan zat gizi mikro dalam ASI juga dapat berubah. Kadar seng, magnesium, dan kalium menurun jika ibu menyusui berpuasa saat Ramadan. Meski begitu, hal ini sebenarnya tidak akan banyak memengaruhi bayi sehingga ibu masih bisa puasa saat masih menyusui. Bayi akan terus tumbuh dengan baik selama ibu membiarkannya menyusu kapanpun bayi mau.
Saat berpuasa, tubuh akan mengambil lemak dari cadangan lemak ibu untuk membuat ASI. Biasanya hal ini terjadi saat tubuh tidak mendapatkannya dari makanan yang baru dimakan. Maka dari itu, sangat penting bagi ibu untuk mengetahui batasan diri. Jika muncul gejala atau gangguan selama menjalani puasa saat masih menyusui, sebaiknya jangan memaksakan diri dan segeralah berbuka puasa.
Berikut beberapa panduan yang perlu dilakukan oleh ibu menyusui yang sedang menjalankan puasa:
Apa yang ibu makan saat menyusui dapat memengaruhi tubuh dan bayi yang sedang tumbuh. Boleh saja jika ibu ingin ikut berpuasa, tapi pastikan untuk selalu mengonsumsi makanan sehat saat sahur dan berbuka puasa sebagai “bekal” tubuh dalam memproduksi ASI. Ibu bisa mencoba mengonsumsi makanan seperti buah dan sayuran.
Selain mengonsumsi makanan sehat, ibu juga disarankan untuk cukup beristirahat selama menjalani puasa saat masih menyusui. Upayakan untuk ibu menyusui mendapatkan tidur siang berkualitas 1 hingga 2 jam supaya ibu tetap mendapatkan kecukupan energi. Saat menjalani ibadah puasa, ibu menyusui harus mewaspadai dehidrasi alias kekurangan cairan dalam tubuh.
Ada beberapa gejala dehidrasi yang harus diwaspadai, di ataranya merasa sangat haus, air kencing berbau menyengat, merasa pusing dan kelelahan. Jika muncul gejala-gejala tersebut, sebaiknya ibu jangan memaksakan diri untuk melanjutkan puasa karena dikhawatirkan bisa berdampak pada kondisi kesehatan.
Baca juga: Ibu Harus Tahu, Ini Cara yang Tepat Atasi Sembelit pada Bayi
Jika ibu ragu atau butuh saran dokter selama menjalani puasa saat masih menyusui, coba pakai aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call atau Chat. Download Halodoc untuk teman puasa sehat ibu dan keluarga!
Referensi