Proses Pembentukan Urine yang Perlu Diketahui

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   10 Maret 2023

“Proses pembentukan urine terjadi dalam tiga tahap, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi). Sistem ini termasuk dalam ekskresi tubuh.”

Proses Pembentukan Urine yang Perlu DiketahuiProses Pembentukan Urine yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Ekskresi adalah proses membuang zat sisa metabolisme yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh. Urine menjadi salah satu zat yang wajib dibuang dari proses tersebut. Namun, bagaimana sebenarnya proses pembentukan urine?

Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh akan membentuk zat sisa yang hanya menjadi sampah. Zat tersebut wajib dikeluarkan dari tubuh, karena tubuh tak lagi menggunakannya. Pasalnya, apabila mengendap, zat tersebut justru bisa meracuni tubuh dan membahayakan nyawa. 

Bagaimana Proses Pembentukan Urine?

Proses pembentukan urine berlangsung di ginjal. Fungsi dari organ ini adalah menyaring atau filtrasi darah. Setelah itu, terbentuk zat sisa berupa urine yang dikeluarkan oleh tubuh. 

Secara sederhananya, proses pembentukan urine terjadi melalui tiga tahapan. Tahap pertama adalah penyaringan atau filtrasi, kedua adalah penyerapan kembali atau reabsorpsi, dan tahap terakhir adalah pengumpulan atau augmentasi. Adapun organ yang terlibat dalam proses ini masuk dalam kelompok organ sistem urinaria, yaitu:

  • Ginjal.
  • Glomerulus.
  • Kapsula Bowman.
  • Tubulus.
  • Kandungan kemih.
  • Ureter.
  • Uretra.

Namun, proses yang terjadi pada saluran urine juga dapat mengalami gangguan atau masalah, salah satunya hidronefrosis. Kondisi ini terjadi ketika adanya pembengkakan akibat urine yang menumpuk.

Untuk menanganinya, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Atasi Hidronefrosis

1. Penyaringan (filtrasi)

Proses pembentukan urine diawali dari fase penyaringan darah yang memasuki ginjal dari pembuluh darah. Fase ini berlangsung pada badan malphigi, bagian dari nefron ginjal yang termasuk kapsula bowman dan glomerulus. 

Glomerulus sendiri memiliki fungsi utama menyaring semua zat sisa yang larut dalam darah dan mengeluarkan cairan sekaligus kelebihan elektrolit yang ada di dalam tubuh. Adapun zat yang bisa melalui penyaringan glomerulus adalah zat yang memiliki molekul kecil. 

Misalnya, garam, air, urea, amonia, glukosa, dan ion anorganik. Semua zat tersebut disebut dengan filtrat glomerulus atau urine primer. Namun, dari semua kandungan tersebut, tubuh masih memerlukan ion anorganik dan glukosa.

2. Penyerapan kembali (reabsorpsi)

Kemudian, urine primer akan memasuki tubulus proksimal, lalu berlanjut ke fase berikutnya, yaitu penyerapan kembali atau reabsorpsi) berbagai zat yang masih diperlukan oleh tubuh. Proses ini akan kembali berlangsung sampai ke bagian lengkung Henle. 

Hasil dari fase ini bernama urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan dari urine sekunder adalah urea, garam, pigmen empedu, dan air. Pigmen empedu sendiri memiliki peran untuk memberikan bau dan warna pada urine. 

Kemudian, urine sekunder akan memasuki tubulus kontortus distal dan melalui proses penyerapan lagi berbagai zat yang tidak lagi diperlukan tubuh sekaligus kelebihan air. Pada tahap inilah, urine terbentuk. 

3. Pengumpulan (augmentasi)

Tahapan proses pembentukan urine yang terakhir adalah pengumpulan atau augmentasi. Urine sekunder yang berasal dari tubulus kontortus distal akan turun dan menuju ke tubulus kolektivus atau saluran pengumpul. 

Selanjutnya, urine masuk dalam pelvis renalis dari saluran pengumpul, dan mengalir ke ureter dan kantung kemih. Saat kantung kemih sudah penuh, urine harus keluar dari tubuh melalui saluran uretra.

Urine yang keluar dari tubuh rata-rata sebanyak 1-2 liter per hari. Akan tetapi, jumlah ini berbeda untuk setiap orang, bergantung pada asupan air yang masuk ke tubuh, banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah sehingga tekanan osmosis tubuh tetap stabil, dan peran hormon antidiuretik. 

Namun, tak jarang seseorang mengalami gangguan buang air kecil, seperti inkontinensia urine. Kondisi tersebut membuat pengidapnya kesulitan mengontrol keinginan buang air kecil.

Jika mengalaminya, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Atasi Inkontinensia Urine

Cara Menjaga Kesehatan Kantung Kemih

Proses pembentukan urine tentu tidak akan bisa berlangsung optimal apabila terdapat masalah pada salah satu atau beberapa organ yang terlibat dalam prosesnya. Misalnya, penyakit ginjal bisa mengakibatkan proses pembentukan urine jadi terhambat. Kamu bisa mengenali apa saja gejala penyakit ginjal dengan membaca artikel Penyakit Ginjal.

Inilah mengapa, kamu harus tahu bagaimana cara menjaga kesehatan sistem urinaria tubuh. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

  • Pastikan asupan cairan tubuh terpenuhi. Konsumsi air mineral setidaknya 8 gelas setiap hari.
  • Disiplin menerapkan pola makan yang sehat, termasuk meningkatkan asupan protein tanpa lemak. 
  • Lakukan olahraga secara rutin, terlebih senam kegel untuk membantu membuat otot panggul lebih kencang. Baca artikel Ini Manfaat dan Cara Melakukan Senam Kegel untuk mengetahui bagaimana cara tepat melakukan gerakannya. 
  • Hindari menahan keinginan untuk buang air kecil, karena bisa meningkatkan risiko mengalami infeksi saluran kemih.
  • Pastikan segera buang air kecil setelah melakukan hubungan intim.

Jangan lupa, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis jika mengalami gangguan dalam proses pembentukan urine atau gejala penyakit urologi lainnya. Jika perlu, biasanya dokter akan meminta untuk melakukan pemeriksaan atau tes urine

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah KV2-Chat-Dokter-5-1024x161.jpg
Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2023. Anatomy of the Urinary System.
KidsHealth. Diakses pada 2023. Your Urinary System.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Urinary System.

Diperbarui pada 10 Maret 2023