Proses Kemoterapi Bisa Picu Trombositopenia, Ini Faktanya
Halodoc, Jakarta - Trombosit adalah sel darah yang membantu proses pembekuan darah di dalam tubuh. Sel ini menghentikan pendarahan dengan cara menggumpal dan membentuk sumbatan pada luka yang ada di pembuluh darah. Trombositopenia adalah istilah medis yang menggambarkan kondisi jumlah trombosit darah yang rendah.
Melansir dari Mayo Clinic, kondisi ini mungkin terjadi akibat kelainan sumsum tulang seperti leukemia atau masalah sistem kekebalan tubuh. Selain kelainan sumsum tulang, perawatan kemoterapi diketahui juga dapat memicu trombositopenia. Ini alasannya.
Baca juga: Mengidap Trombositopenia, Ini yang Terjadi pada Tubuh
Mengapa Kemoterapi Bisa Picu Trombositopenia?
Trombosit adalah sel yang diproduksi di sumsum tulang. Ketika sumsum tulang mengalami kelainan, tentunya produksi trombosit bisa terganggu dan memicu trombositopenia. Pengobatan kemoterapi mampu menurunkan produksi trombosit dalam sumsum tulang. Akibatnya, seseorang yang menjalani kemoterapi rentan mengalami trombositopenia.
Selain kemoterapi, berbagai faktor yang disebabkan oleh masalah kesehatan, seperti anemia, kanker darah, infeksi virus dan konsumsi alkohol juga dapat menurunkan produksi trombosit yang kemudian berkembang menjadi trombositopenia.
Penyebab Trombositopenia Lainnya
Seseorang dikatakan mengidap trombositopenia apabila memiliki trombosit kurang dari 150.000 sel per mikroliter darah yang bersirkulasi dalam darah. Setiap trombosit normalnya hanya hidup sekitar 10 hari, sehingga tubuh perlu memperbarui pasokan trombosit secara terus-menerus di sumsum tulang. Trombositopenia bukan penyakit yang diwariskan. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh penggunaan obat-obatan atau kondisi medis tertentu. Selain kelainan sumsum tulang dan kemoterapi, trombositopenia juga bisa disebabkan oleh kondisi berikut ini:
- Trombosit yang Terperangkap
Limpa adalah organ kecil berukuran sekepalan tangan yang terletak tepat di bawah tulang rusuk di sisi kiri perut. Limpa berfungsi melawan infeksi dan menyaring bahan asing dari darah. Ketika pembesaran limpa terjadi, organ ini dapat menampung terlalu banyak trombosit, sehingga mengurangi jumlah trombosit untuk beredar ke seluruh tubuh.
Baca juga: Ketahui Perbedaan Trombositopenia yang Ringan dan Kronis
- Peningkatan Pemecahan Trombosit
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan tubuh untuk menggunakan atau menghancurkan trombosit lebih cepat daripada yang diproduksi. Hal ini bisa menyebabkan seseorang kekurangan trombosit dalam aliran darah. Beberapa kondisinya antara lain:
- Kehamilan. Selama proses kehamilan, tubuh memecah trombosit lebih banyak daripada biasanya, sehingga ibu hamil rentan mengalami trombositopenia. Namun, trombositopenia yang dialami ibu hamil biasanya ringan dan akan membaik setelah melahirkan.
- Trombositopenia imun. Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis adalah penyebab utama trombositopenia imun. Ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan trombosit.
- Bakteri dalam darah. Infeksi bakteri parah (bakteremia) dapat menghancurkan trombosit.
- Purpura trombositopenik trombotik. Ini adalah kondisi langka yang terjadi ketika gumpalan darah kecil tiba-tiba terbentuk di seluruh tubuh, sehingga menghancurkan banyak trombosit.
- Sindrom uremik hemolitik. Gangguan langka ini menyebabkan penurunan jumlah trombosit secara tajam, penghancuran sel darah merah dan merusak fungsi ginjal.
- Obat-obatan. Obat-obatan tertentu mengurangi jumlah trombosit dalam darah. Penggunaan suatu obat dapat membingungkan sistem kekebalan tubuh, sehingga keliru menghancurkan trombosit. Obat-obatan yang diketahui memicu trombositopenia contohnya heparin, kina, antibiotik yang mengandung sulfa dan antikonvulsan.
Baca juga: Ini 6 Makanan yang Bisa Tingkatkan Trombosit
Apabila kamu punya pertanyaan lain mengenai kondisi ini, tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.