Prosedur Operasi untuk Mengatasi Floppy Eyelid Syndrome
Halodoc, Jakarta – Pernah mendengar tentang floppy eyelid syndrome (FES)? FES adalah kelainan yang ditandai dengan kelopak mata menjadi longgar, kenyal dan mudah terbalik (eversi). Seseorang yang mengidap FES mudah mengalami iritasi dan gatal pada mata saat bangun tidur.
Kondisi ini juga sulit terdiagnosis karena gejalanya yang mirip dengan iritasi mata biasa. FES umumnya dialami oleh pria paruh baya yang kelebihan berat badan. FES biasanya diatasi dengan prosedur operasi mata. Nah, berikut jenis-jenis operasi mata yang kerap dilakukan untuk mengatasi FES.
Baca juga: Benarkah Hipertensi Bisa Picu Floppy Eyelid Syndrome?
Prosedur Operasi untuk Atasi Floppy Eyelid Syndrome
Melansir dari American International Medical University, berikut sejumlah opsi pembedahan untuk atasi floppy eyelid syndrome :
- Pemendekan kelopak mata secara horizontal. Pemendekan kelopak mata secara horizontal sering menjadi pilihan untuk atasi FES. Sayangnya, pilihan ini terkadang tidak begitu efektif karena ada kecenderungan kelopak untuk kembali ke kondisi semula.
- Lateral canthopexy. Lateral canthopexy adalah prosedur pembedahan untuk memendekkan kelopak mata. Prosedur ini dinilai lebih efektif daripada pemendekan kelopak mata secara horizontal.
- Tarsorrhaphy. Pengidap yang gagal merespon pemendekan kelopak mata secara horizontal mungkin memerlukan tarsorrhaphy untuk mencegah eversi kelopak mata.
Selain menjalani prosedur pembedahan, ada perawatan lainnya yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala FES, seperti:
- Mengenakan pelindung mekanis. Pelindung mekanis kelopak mata dengan selotip mampu mencegah eversi.
- Mengenakan masker tidur juga mampu mengurangi gejala FES saat tidur.
- Pelumasan topikal. Pelumasan topikal simtomatik membantu mengurangi iritasi dan kelonggaran.
Pengidap juga disarankan untuk tidak menggosok-gosok mata yang dapat memperburuk iritasi.
Baca juga: Begini Prosedur Diagnosis Floppy Eyelid Syndrome
Penyebab Floppy Eyelid Syndrome
Floppy eyelid syndrome diketahui akibat dari sejumlah kondisi berikut ini, seperti:
- Penurunan jumlah elastin. Penurunan jumlah elastin mata sering menyebabkan FES. Penurunan elastin ini mungkin disebabkan oleh menggosok mata atau oleh kebiasaan tidur. Seorang yang sering tidur menghadap ke bawah dengan mata mereka menempel pada bantal juga dapat menurunkan jumlah elastin mata.
- Lemahnya kontak kelopak mata dengan bola mata. Kondisi ini berhubungan kelainan kelenjar meibom dan tears film, yakni lapisan cair membasahi kornea dan konjungtiva.
- Obstructive sleep apnea (OSA). OSA memicu iskemia pada kelopak mata lokal yang kemudian berkembang menjadi floppy eyelid syndrome. Iskemia ini dapat diperburuk oleh kesulitan bernapas akibat OSA.
Gejala Floppy Eyelid Syndrome yang Perlu Diwaspadai
Sindrom ini biasanya ditandai dengan konjungtivitis, yakni mata merah akibat peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam. Selain itu, kelopak mata atas yang terlihat longgar dan mata yang mudah terbalik juga menjadi gejala umum FES. Jika kondisi ini tidak segera diobati, maka pengidapnya mengalami komplikasi, seperti:
- Iritasi mata;
- Blepharoptosis dan dermatochalasis akibat menggosok bata berulang-ulang atau tidur menghadap ke bantal;
- Keratopathy corneal punctate;
- Keratitis;
- Neovaskularisasi kornea bilateral;
- Ulserasi kornea;
- Terbentuknya jaringan parut pada kornea;
- Sindrom erosi kornea;
- Ektropion pada kelopak mata bawah juga.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Floppy Eyelid Syndrome
Bila kamu punya pertanyaan lain mengenai floppy eyelid syndrome, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Lewat aplikasi, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.
Referensi:
Advanced Sleep Medicine Services. Diakses pada 2020. What is Floppy Eyelid Syndrome and How is it Related to Sleep Apnea?
American International Medical University. Diakses pada 2020. Floppy Eyelid Syndrome : Causes , Diagnosis and Management.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan