Prosedur Angioplasti untuk Tangani Penyakit Arteri Perifer
Halodoc, Jakarta - Masih asing dengan penyakit arteri perifer? Penyakit ini merupakan kondisi ketika aliran darah ke tungkai tersumbat gegara penyempitan pembuluh darah yang berasal dari jantung (arteri). Penyakit arteri perifer ini biasanya disebabkan oleh penumpukan plak yang terbentuk dari beragam zat yang ditemukan dalam darah.
Terdapat beragam zat yang bisa memicu terbentuknya plak-plak, seperti kalsium, lemak, dan kolesterol. Jumlah kecil dari zat-zat tersebut dapat tertinggal di dinding arteri yang dilalui oleh aliran darah. Lama-kelamaan zat-zat tersebut menyumbat, sehingga aliran darah ke organ tertentu menjadi berkurang. Jika sumbatan cukup besar, maka ada kemungkinan darah tidak bisa mengalir sama sekali.
Pertanyaannya, bagaimana sih cara mengatasi penyakit arteri perifer?
Baca juga: Kaki Terasa Dingin dan Pucat? Waspada Gejala Penyakit Arteri Perifer
Meregangkan Arteri untuk Aliran Darah
Cara mengatasi mengatasi penyakit arteri perifer terdiri dari beberapa metode. Menurut pakar di National Institutes of Health, di tahap awal dokter menyarankan pengidapnya untuk mengubah pola hidup. Misalnya menyeimbangan antara olahraga dan istirahat.
Dokter juga menganjurkan untuk berhenti merokok, merawat atau memperhatikan kondisi kaki bagi pengidap diabetes, mengurangi berat badan (bila obesitas), hingga menjaga tekanan darah agar tetap stabil.
Andaikan cara-cara di atas dan konsumsi obat-obatan tidak memberikan perubahan, biasanya dokter akan menganjurkan untuk melakukan tindakan operasi. Salah satu prosedur operasi penyakit arteri perifer bernama angioplasti.
Melalui prosedur angioplasti ini, dokter akan memasukkan kateter melalui pembuluh darah ke arteri yang terdampak. Selanjutnya, balon kecil di ujung kateter digelembungkan untuk membuka kembali arteri, dan meratakan penyumbatan ke dalam dinding arteri. Prosedur angioplasti juga mampu meregangkan arteri agar terbuka untuk meningkatkan aliran darah.
Selain prosedur angioplasti, cara mengatasi penyakit arteri perifer juga bisa melalui:
- Operasi bypass, pembuluh darah dari bagian tubuh lain dicangkok dan digunakan untuk mengalihkan rute aliran darah.
- Terapi trombolitik, prosedurnya berupa penyuntikkan obat pelarut gumpalan darah, langsung ke arteri yang menyempit.
Baca juga: Bisakah Diagnosis Penyakit Arteri Perifer dengan USG Doppler?
Cara mengatasinya sudah, bagaimana dengan gejala penyakit ini?
Munculnya Beragam Keluhan
Di tahap awal, biasanya pengidap penyakit arteri perifer tidak mengalami gejala. Pengidapnya terkadang hanya merasakan gejala ringan seperti kram, tungkai terasa berat, kebas, atau nyeri. Namun, nyeri ini bisa bertambah buruk ketika pengidapnya beraktivitas, dan mereda setelah beristirahat.
Pada beberapa kasus, ada beragam gejala penyakit arteri perifer lainnya yang bisa muncul, seperti:
- Perubahan pada warna kulit, suhu, pertumbuhan rambut, dan kuku antara kedua kaki.
- Nyeri atau kesemutan di kaki atau jari kaki, yang bisa sangat parah.
- Nyeri yang semakin parah saat mengangkat kaki, dan membaik saat kaki Anda menjuntai ke sisi tempat tidur.
- Nyeri dirasakan pada tempat yang sama setiap kalinya dan menghilang setelah beristirahat 2–5 menit.
- Nyeri yang muncul pada bagian yang tersumbat saat pengidap beraktivitas.
- Lokasi yang sering terasa nyeri adalah di betis (karena sumbatan pada distal superficial femoral artery). Keluhan juga bisa terjadi pada paha atau bokong.
- Timbul rasa kram atau baal.
- Disfungsi ereksi pada pria.
- Otot kaki mengecil.
- Adanya kondisi luka yang sulit sembuh pada kaki.
Baca juga: Pengidap Diabetes Berisiko Alami Penyakit Arteri Perifer
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?