Polusi Memburuk, Ini Tips Memilih Masker

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   04 Oktober 2019
Polusi Memburuk, Ini Tips Memilih MaskerPolusi Memburuk, Ini Tips Memilih Masker

Halodoc, Jakarta - Coba tebak seberapa seriusnya masalah polusi udara secara global? Menurut data dari WHO, sekitar 7 juta orang mesti kehilangan nyawa tiap tahunnya akibat zat-zat beracun dari polusi udara. Sukar dipercayai, bukan? 

Masalahnya ada kemungkinan angka tersebut meningkat. Alasannya jelas, lebih dari 90 persen penduduk Bumi terdampak masalah ini. Mereka mesti menghirup udara dengan tingkat polutan yang tinggi tiap harinya. Dengan kata lain, sembilan dari sepuluh orang secara global menghirup zat tingkat polutan yang tinggi. 

Ingat, polusi udara juga bisa memicu masalah serius, bukan cuma batuk, sesak napas, atau gangguan pernapasan lainnya. Menurut badan kesehatan PBB, racun dari polusi udara juga bisa menyebabkan stroke dan kanker paru-paru. 

Lalu, bagaimana sih cara terhindar dari masalah kesehatan akibat polusi udara? Sebenarnya ada berbagai cara yang bisa kita lakukan, tetapi menggunakan masker merupakan tindakan preventif yang paling simpel. 

Pertanyaannya, bagaimana tips memilih masker yang tepat? 

Baca juga: Kenali Infeksi Saluran Pernapasan Akibat Polusi Udara

Jangan Aneh-Aneh, Tak Ada Fungsinya

Polusi udara di beberapa kota di Indonesia rasanya semakin parah. Menurut AirVisual, situs penyedia peta polusi harian kota-kota besar di dunia, pada 30 September 2019, Jakarta menempati ranking ke-12. Boleh dibilang kondisi ini “membaik” dibandingkan pada 6 September 2019. Kala itu Jakarta sebagai kota besar dengan polusi udara terburuk kedua di dunia. 

Selain Jakarta, ada pula kota-kota lainnya, khususnya di wilayah Sumatera yang tingkat polusi amat memprihatinkan. Alasannya jelas, kondisi itu dipicu oleh kebakaran hutan yang terjadi di beberapa titik. Nah, kembali ke pertanyaan di atas, bagaimana tips memilih masker yang tepat? 

Beberapa waktu lalu viral masker yang dilapisi pantyliner bisa mencegah kabut asap atau polusi udara. Aksi nyeleneh ini diklaim lebih baik dari masker biasa. Nah, benarkah faktanya demikian? 

Faktanya, pantyline diciptakan bukan untuk masker. Di samping itu, pantyliner fungsinya bukan pelindung tubuh dari polusi udara. Terlebih lagi, belum ada bukti medis yang mendukungnya. Dengan kata lain, masker yang dilapisi pantyliner atau pembalut dalam dunia kedokteran hal tersebut tak memiliki fungsi yang bermakna. 

Lantas, bagaimana tips memilih masker yang ampuh untuk menangkal zat-zat polutan? 

Baca juga: Dampak Udara Kotor pada Kesehatan Paru-paru

Bukan Masker Ojek, N95 Lebih Efektif

Dari banyaknya jenis masker, masker yang sering digunakan saat naik ojek, merupakan masker banyak digunakan orang-orang. Masker jenis ini disebut dengan simple mask daily (masker kain masuk ke dalamnya). masker ini umumnya digunakan orang yang terinfeksi agar kuman tak menyebar.

Masker jenis ini hanya bisa menyaring partikel biasa, di bawah 10 mikrometer dengan filtrasi 30–40 persen. Singkat kata, masker “ojek” ini tak ampuh menyaring zat-zat polutan saat kualitas udara memburuk. Apalagi bagi mereka yang masuk ke dalam orang-orang yang rentan terhadap polusi udara. Misalnya, ibu hamil, pengidap penyakit pernapasan, atau lansia, simple mask ini tidak dianjurkan. 

Baca juga: Polusi Udara Bisa Sebabkan Kemandulan?

Lalu, masker seperti apa yang cukup efektif untuk menangkal polusi udara? Mereka yang masuk ke dalam kelompok rentan, atau mereka yang ingin terhindar dari zat-zat polutan direkomendasikan untuk menggunakan respirator. Respirator ini juga terbagi dalam beberapa tipe, salah satunya masker N95. Respirator ini akan sangat berguna ketika kualitas udara di angka 100–150 (6 September, kualitas udara Jakarta  sebesar 160).

Nah, jangan asal memilih masker, apalagi bila kualitas udara semakin memburuk. Untuk lebih jelasnya lagi, kamu bisa kok bertanya pada dokter masker yang direkomendasikan untuk menangkal polusi udara.

Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). Diakses pada Oktober 2019. Recommended Guidance for Extended Use and Limited Reuse of N95 Filtering Facepiece Respirators in Healthcare Settings.
Deutsche Welle. Diakses pada Oktober 2019. Where Air Pollution Hits Hardest.
Air Visual. Diakses pada Oktober 2019. Explore The Air Quality Anywhere in The World.