Poliuria dan Nokturia, Apa Bedanya?
Halodoc, Jakarta – Poliuria dan nokturia sering dianggap penyakit yang sama, meski sebenarnya berbeda. Poliuria adalah kondisi ketika seseorang buang air kecil lebih sering dibanding hari biasanya. Sedangkan, nokturia adalah kondisi meningkatnya frekuensi buang air kecil pada malam hari. Ketahui perbedaan poliuria dan nokturia di sini.
Baca Juga: Sering Buang Air Kecil Tengah Malam, Ini Masalah Kesehatannya
Poliuria, Penyakit yang Membuat Pengidapnya Kencing Berlebihan
Pada kondisi normal, ginjal menyaring darah untuk menghasilkan urine. Ginjal memisahkan gula dari urine untuk kembali dialirkan ke tubuh melalui darah. Namun pada orang dengan kadar gula darah (glukosa) tinggi, ginjal menyaring lebih banyak darah untuk menghasilkan urine. Sayangnya tidak semua gula dalam aliran darah bisa diserap kembali oleh tubuh, sehingga urine masih mengandung gula.
Pengidap poliuria mengeluarkan urine lebih dari 3-5 liter per hari. Jumlah ini lebih banyak dibanding kondisi normal yang hanya mengeluarkan sekitar 1-2 liter per hari. Penyebabnya adalah asupan cairan yang terlalu banyak masuk ke tubuh atau terlalu banyak minum (polidipsia).
Pada kasus polidipsia, poliuria disebabkan karena tingginya kadar gula darah dalam tubuh. Penyebab poliuria lainnya adalah diabetes insipidus, penyakit ginjal, gagal hati, diare kronis, sindrom Cushing, efek samping konsumsi obat, dan efek kehamilan.
Berikut ini gejala yang diwaspadai sebagai tanda poliuria:
-
Hesitansi, kondisi ketika proses pengeluaran urine terhenti tiba-tiba.
-
Inkontinensia urine alias urine yang keluar tanpa disadari.
-
Urgensi, kandung kemih tertekan setiap saat.
-
Hematuria, urine yang keluar berwarna merah karena bercampur darah.
-
Disuria, nyeri dan munculnya sensasi terbakar pasca buang air kecil.
-
Dribbling, urine masih menetes setelah selesai berkemih.
-
Nokturia, buang air kecil di sela waktu tidur malam.
Baca Juga: Sering Haus Bisa Jadi Diabetes Insipidus?
Nokturia, Salah Satu Tanda Penyakit Poliuria
Nokturia merupakan salah satu tanda poliuria. Nokturia ditandai dengan keinginan berkemih yang muncul pada malam hari. Kondisi ini dapat mengganggu kualitas tidur, karena pengidapnya harus terbangun hanya karena rasa ingin buang air kecil.
Pada kondisi normal, tubuh hanya menghasilkan sedikit urine, sehingga kamu tidak terbangun tengah malam untuk buang air kecil. Namun pada pengidap nokturia, ia harus terbangun tengah malam hanya karena rasa ingin berkemih. Tak heran jika nokturia bisa mengganggu kualitas tidur pengidapnya. Lantas, mengapa kondisi ini terjadi?
Nokturia disebabkan karena banyak faktor, di antaranya adalah infeksi saluran kemih (ISK), pembesaran prostat, turunnya kandung kemih, sindrom kandung kemih yang overaktif, tumor pada kandung kemih, diabetes, infeksi ginjal, edema, penyakit neurologis, hingga gangguan kecemasan.
Terdapat juga faktor yang meningkatkan risiko terjadinya nokturia, yaitu kehamilan, efek samping konsumsi obat, sleep apnea, dan gaya hidup kurang sehat (seperti terlalu banyak minum kafein).
Baca Juga: Dampak Buruk Menahan Buang Air Kecil Bagi Kesehatan
Itulah perbedaan poliuria dan nokturia yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan serupa, jangan ragu untuk berbicara pada dokter ahli. Tanpa harus antre, sekarang kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa tanya jawab sama dokter dengan download aplikasi Halodoc via fitur Tanya Dokter.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan