Pola Hidup Sehat untuk Mengatasi Sindrom Dispepsia
Halodoc, Jakarta - Apa kamu sering mengalami nyeri ulu hati setelah makan? Waspada, kondisi tersebut bisa menjadi tanda sindrom dispepsia pada tubuh. Sindrom ini menyebabkan pengidapnya mengalami gejala yang membuat perut bagian atas terasa tidak nyaman.
Umumnya, seseorang yang mengalami kondisi ini mengalami sakit perut dan kembung. Meski bukan sebuah kondisi kesehatan yang serius, tapi jangan sekali meremehkan sindrom ini. Pasalnya, dispepsia bisa menimbulkan penyakit pencernaan yang lebih parah.
Lantas, pola hidup seperti apa yang harus diadopsi pengidap dispepsia agar keluhannya tak semakin parah? Apa saja gejala sindrom dispepsia yang bisa dialami pengidanya?
Baca juga: 5 Makanan yang Aman Dikonsumsi Pengidap Dispepsia
Adopsi Pola Hidup Sehat
Terdapat beragam kebiasaan yang memicu terjadinya sindrom dispepsia. Contohnya kebiasaan makan tidak teratur, terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol dan makanan pedas, serta aktif merokok. Nah, kebiasaan tersebut yang memicu naiknya produksi asam lambung.
Lalu, bagaimana cara mengatasi sindrom dispepsia? Pola hidup sehat seperti apa yang mesti dijalani pengidapnya? Sebenarnya, ada sejumlah cara berbeda yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan ini.
Cara mengatasinya bergantung dari penyebab dan seberapa parah gejala yang dialami pengidapnya. Salah satu caranya bisa dengan mengubah pola hidup menjadi lebih baik. Cara ini juga yang digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan lainnya.
Nah, berikut ini pola hidup sehat yang perlu dilakukan pengidapnya untuk mencegah gejala yang sering muncul:
- Mulai dari mengatur pola makan, makanlah secara teratur sesuai waktu yang dianjurkan.
- Pilih makanan lunak, atau makan secara perlahan hingga teksturnya halus sebelum menelannya.
- Hindari kebiasaan yang memicu naiknya asam lambung, seperti mengonsumsi makanan berlemak, pedas, kafein, minuman beralkohol, dan soda.
- Kelola stres dengan baik.
- Rutin berolahraga untuk membantu kinerja sistem pencernaan. Intinya, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh secara keseluruhan bisa membantu untuk mengatasi gangguan ini.
- Hindari kebiasaan berbaring setelah makan.
- Pertahankan berat badan ideal.
- Berhenti merokok.
Baca juga: Jangan Diremehkan, Dispepsia Bisa Berakibat Fatal
Mau tahu lebih jauh mengenai cara mengatasi sindrom dispepsia? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Sensasi Terbakar Hingga Kembung
Sindrom dispepsia ini biasanya lebih sering dirasakan pada saat makan atau setelah makan. Namun, rasa ketidaknyamanannya bisa timbul dan terasa sejak sebelum makan. Ketika menjelang waktu makan, lambung akan menghasilkan asam.
Pada kondisi tertentu jumlah asam yang diproduksi oleh lambung bisa meningkat. Hal ini yang bisa menyebabkan iritasi pada dinding permukaan lambung, bahkan bisa terasa hingga kerongkongan.
Selain itu, pengidap dispepsia juga sering mengeluhkan rasa tidak nyaman, perih atau sensasi terbakar pada ulu hati. Kadang-kadang rasa terbakar atau nyeri pada ulu hati ini bisa menjalar ke tenggorokan.
Namun, gejala sindrom dispepsia sebenarnya tidak hanya tentang nyeri ulu hati saja. Sindrom dispepsia bisa menimbulkan beragam keluhan pada pengidapnya.
Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Maag
Berikut ini gejala sindrom dispepsia lainnya menurut pakar di National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK):
- Rasa sakit, perasaan terbakar, atau ketidaknyamanan di perut bagian atas.
- Merasa kenyang terlalu cepat saat makan.
- Merasa tidak nyaman setelah makan.
- Bersendawa.
- Perut terasa dipenuhi gas.
- Mual.
- Perut terasa kembung.
Masih melansir dari NIDDK, pengidap dispepsia mungkin mengalami sakit maag atau heartburn. Namun, dispepsia dengan maag atau heartburn adalah kondisi yang terpisah.
Itulah beberapa hal penting yang bisa diketahui tentang sindrom dispepsia. Sebaiknya, tetap perhatikan pola hidup yang sehat untuk membantu mengatasi sindrom dispepsia.
Referensi:
The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.
Diakses pada 2020. Symptoms & Causes of Indigestion
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Indigestion.
Healthline. Diakses pada 2020. What Causes Indigestion?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan