Pola Asuh Beda dengan Pasangan, Harus Bagaimana?
Halodoc, Jakarta – Beda kepala, beda sikap. Mungkin ini istilah yang tepat untuk menggambarkan perbedaan pola asuh orangtua. Meskipun ini hal yang wajar, tapi perbedaan pola asuh enggak jarang menimbulkan perdebatan dan kebingungan. Alhasil, alih-alih ingin menunjukkan cara mengasuh anak yang terbaik, perbedaan ini justru membuat pengasuhan menjadi tidak maksimal. Nah, agar kamu enggak bingung, simak empat tips mengatasi perbedaan pola asuh dengan pasangan berikut ini, yuk!
1. Tentukan Nilai yang Ingin Ditanamkan
Mendebatkan pola asuh enggak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya, lebih baik mendiskusikan pola asuh yang ideal dengan pasangan. Mulai dengan menciptakan pola asuh untuk Si Kecil dengan menentukan nilai-nilai apa yang ingin ditanamkan. Dengan cara ini, masing-masing pasangan bisa menggabungkan cara pandang yang semula berbeda, sehingga ini bisa menjadi cara terbaik untuk membesarkan Si Kecil. Jadi, anak juga akan paham tentang batasan dan sikap seperti apa yang diharapkan oleh orangtua.
2. Saling Memahami
Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, apalagi masing-masing pasangan tumbuh di lingkungan yang berbeda. Jadi, jangan sampai perbedaan pola asuh ini membuat pasangan saling menyalahkan, membela diri, atau merasa paling benar. Sebaliknya, justru perlu bersikap terbuka untuk mendengarkan pendapat pasangan tentang pola asuh yang dilakukannya. Karena cara komunikasi yang terbuka akan lebih efektif dibandingkan saling menyalahkan. Misalnya, saat pasangan membentak anak, tanyakan dulu alasannya melakukan hal itu. Setelah mendengar alasannya, lalu menyampaikan pandanganmu seperti, “Kalau kamu membentak, Si Kecil enggak akan tahu kalau kamu bermaksud mengajarkan disiplin kepadanya. Sampaikan dengan cara yang baik aku rasa lebih baik. Menurutmu bagaimana?”
3. Hindari Kritik Pasangan di Depan Si Kecil
Kalau kamu punya perbedaan pandangan dengan pasangan, sebaiknya, bicarakan hal tersebut berdua saja. Karena perdebatan panjang atau konflik di depan Si Kecil hanya akan membuatnya bingung dan takut. Atau jika tetap ingin membenarkannya, lakukan dengan cara yang baik tanpa menyalahkan. Karena bisa saja, pasangan lupa dengan apa yang telah disepakati bersama. Misalnya, saat ayah tiba-tiba membiarkan Si Kecil memberantakkan mainannya, ibu bisa mengatakan, “Kalau mainan berantakan, adik harus apa hayo?”.
4. Tetapkan Batasan
Saat berdiskusi dengan pasangan, perlu juga menentukan batasan-batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam mengasuh Si Kecil. Misalnya, saat pasangan sepakat untuk tidak melakukan kekerasan verbal, kekerasan fisik, dan “menyogok” anak agar patuh. Selain agar Si Kecil tidak bingung, cara ini akan semakin mempertegas nilai apa saja yang ingin kamu tanamkan kepada Si Kecil.
Selain menentukan cara mengasuh Si Kecil, jangan sampai lupa juga untuk memerhatikan kondisi kesehatannya, ya. Karena jika Si Kecil sakit, sekarang jadi enggak perlu lagi repot ke luar rumah untuk membelikan Si Kecil obat/vitamin. Pesan obat/vitamin yang dibutuhkan Si Kecil bisa melalui aplikasi Halodoc dan pesanan akan diantar dalam satu jam. Jadi, ayo download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga: Pengaruh Pola Asuh Strict Parents terhadap Karakter Anak
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan