Pola Asuh Anak yang Harus Dijauhi oleh Calon Ayah
Halodoc, Jakarta - Setiap orangtua pasti memiliki pola asuhnya masing-masing dalam mendidik anak. Bagaimana pun pola asuh anak yang diterapkan, orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak, dengan cara yang mereka yakini tepat dan benar. Sah-sah saja jika orangtua telah meyakini bahwa pola asuh yang mereka terapkan benar, tapi tidak ada salahnya untuk melihat beberapa pola asuh anak berikut ini.
Saat menyadari adanya kesalahan dalam mendidik dan berperilaku pada anak dapat sesegera mungkin diperbaiki, agar tidak susah dikemudian hari karena sudah terlalu lama pola asuh yang salah ditanamkan. Berikut beberapa jenis pola asuh anak yang harus dijauhi oleh orangtua!
Baca juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Daycare dalam Mengasuh Anak
Pola Asuh Anak yang Harus Dijauhi oleh Orangtua
Salah satu pola asuh yang diyakini paling baik adalah pola asuh demokratis. Pola asuh ini tidak mengekang atau keras, tapi tahu batasan kapan harus tegas dan kapan harus lemah lembut pada anak. Pola asuh ini dilakukan tergantung kondisi dan situasi. Untuk para orangtua, harus tahu pola asuh mana yang terbaik dan harus dihindari agar anak bisa bertumbuh dengan dengan baik. Berikut pola asuh anak yang salah dan harus dihindari oleh orangtua!
1.Memberikan Apapun Kemauan Anak
Salah satu pola asuh anak yang salah dan harus dihindari oleh orangtua adalah pola asuh dengan memberikan hal-hal apapun yang anak minta. Memberikan apapun tanpa mempertimbangkan apakah hal tersebut kebutuhan atau hanya sekedar keinginan merupakan hal yang tidak boleh dilakukan.
Dampak negatif dari pola asuh ini adalah anak akan tumbuh menjadi anak yang manja serta tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Anak akan berpikir segala sesuatunya tergantung pada orangtua. Sifat dan kepribadian ini tentu tidak baik ditanamkan sejak dini, karena akan memberi dampak negatif saat anak beranjak dewasa.
2.Keras dan Otoriter
Pola asuh anak selanjutnya yang salah dan harus dihindari adalah pola asuh yang keras dan otoriter. Pola asuh ini kebalikan dari pola asuh yang pertama, yaitu rela memberikan segalanya pada anak. Pola asuh ini akan menjadikan orangtua sebagai pusat dari pola asuh tersebut bukan anak.
Pola asuh ini sebaiknya dihindari karena akan memberikan dampak psikis yang kurang baik bagi anak di kemudian hari. Alih-alih menjadi anak yang kuat, mereka justru bisa tumbuh dengan penuh rasa benci dan depresi sejak masa anak-anak. Jika orangtua tidak mau hal ini terjadi, maka ubah pola asuh keras dan otoriter sejak dini.
Baca juga: Peran Ayah untuk Tingkatkan Psikomotorik Anak saat Bermain
3.Tidak Memberi Perhatian
Pola asuh yang selanjutnya harus dihindari adalah selalu mencukupi kebutuhan materi tanpa memberikan perhatian sedikitpun. Pola asuh ini akan membuat orangtua mencukupi kebutuhan materi anak tetapi lupa memberikan perhatian. Padahal yang dibutuhkan oleh anak tidak melulu tentang materi, mereka juga membutuhkan perhatian lebih dari kedua orangtuanya.
4.Mengandalkan Jasa Orang Lain
Kesibukan orangtua seringkali membuat mereka tidak sempat mengurus anak, dan mencari alternatif lain, seperti asisten rumah tangga atau baby sitter. Orangtua berpikir hal tersebut tidak akan bermasalah, tapi jika selama satu hari penuh anak jauh dari jangkauan orangtua dan hanya berinteraksi dengan penjaganya saja, maka hal tersebut juga tidak akan baik bagi pertumbuhannya.
5.Selalu Menjanjikan Hadiah
Terakhir, pola asuh anak yang salah dan harus dihindari ialah pola asuh yang selalu menjanjikan hadiah pada anak. Hal tersebut memang bagus agar anak terus semangat untuk mencapai apa kemauannya, tapi tidak bisa selalu menjadi andalan untuk mendidik anak, karena anak hanya akan berorientasi pada hasil dan tidak bisa menghargai proses.
Baca juga: Pentingnya Pembelajaran Moral Rendah Hati pada Anak
Untuk lebih jelasnya mengenai pola asuh apa yang baik dengan karakter dan sifat Si Kecil, ibu bisa mendiskusikannya langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya!