Plasenta Pervia Bisa Tingkatkan Risiko Retensi Plasenta, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Tahukah kamu, bayi di dalam kandungan mendapatkan saluran gizi dari ibunya melalui plasenta? Organ tersebut sangat penting untuk tumbuh kembang sang bayi. Plasenta merupakan sebuah organ sementara yang menghubungkan janin dengan lapisan rahim melalui tali pusat. Plasenta berperan penting untuk menjaga suplai darah dan asupan gizi pada bayi dan melindungi bayi dari infeksi.
Setelah bayi lahir, plasenta akan dikeluarkan melalui beberapa kontraksi. Umumnya memang akan terjadi seperti itu. Namun dalam kasus tertentu, sebagian atau seluruh plasenta akan berada di dalam rahim dan tidak dapat dikeluarkan secara alami. Keadaan ini dinamakan dikenal dengan nama retensi plasenta.
Baca Juga : Ini Perbedaan Plasenta Akreta dan Plasenta Previa
Plasenta yang tertahan di dalam tubuh sang ibu merupakan hasil dari persalinan yang sulit dan juga karena sudah kehabisan kekuatan untuk kontraksi. Retensi plasenta yang tidak segera ditangani dan tidak segera dikeluarkan akan menyebabkan endometritis dan perdarahan.
Retensi plasenta terdiri dari beberapa tipe, salah satunya adalah plasenta previa. Pada retensi plasenta ini, plasenta menempel di dalam rahim, tetapi letaknya dekat atau di atas pembukaan serviks. Hal ini membuat persalinan sangat sulit dilakukan dan sering mengakibatkan perdarahan postpartum yang parah. Setelah kondisi ini terlewati, mungkin sang ibu butuh transfusi darah untuk dapat bertahan hidup karena perdarahan hebat.
Baca Juga : Inilah Faktor yang Bisa Picu Plasenta Previa
Penyebab Plasenta Previa
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan ibu mengalami plasenta previa. Hal-hal tersebut adalah:
-
Lapisan rahim (endometrium) memiliki kelainan seperti fibroid atau jaringan parut. Keadaan tersebut dapat terjadi karena plasenta previa sebelumnya, operasi caesar, hingga aborsi.
-
Plasenta terbentuk secara tidak normal.
-
Kehamilan ganda juga dapat menjadi penyebab plasenta previa. Seseorang yang mengalami kehamilan ganda berpeluang dua kali lipat mengalami hal ini saat melahirkan.
-
Sang ibu telah mengalami beberapa kehamilan sebelumnya. Risiko untuk mengalami plasenta previa akan meningkat menjadi 1 banding 20 untuk wanita yang telah hamil 6 kali atau lebih.
-
Plasenta previa lebih rentan terjadi pada seorang ibu yang merokok atau menggunakan kokain. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan saat melahirkan.
-
Faktor umur. Wanita berusia di atas 30 tahun akan berisiko lebih tinggi mengidap plasenta previa dibandingkan wanita berumur di bawah 20 tahun.
-
Ketuban pecah dini. Selama kehamilan, bayi akan dikelilingi dan dilindungi oleh selaput berisi cairan yang disebut juga dengan kantung ketuban. Apabila kantung ini bocor sebelum persalinan dimulai, risiko terjadinya masalah pada plasenta akan meningkat.
Baca Juga : Risiko dan Cara Penanganan Plasenta Previa
Cara Mengurangi Risiko Plasenta Bermasalah
Sebagian besar masalah yang terjadi pada plasenta tidak dapat dicegah secara langsung. Namun, ibu dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan tingkat kesehatan saat hamil. Hal tersebut antara lain:
-
Bertemu secara teratur dengan dokter kehamilan setiap bulannya, supaya perkembangan bayi dapat diperhatikan dengan baik.
-
Berusaha untuk menjaga kesehatan dan berdiskusi dengan dokter tentang apapun penyakit yang dialami, seperti tekanan darah tinggi.
-
Sangat dilarang untuk merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang ketika hamil.
-
Coba berdiskusi dengan dokter ketika memutuskan untuk melakukan operasi caesar.
Selain itu, jika kamu pernah mengalami masalah plasenta pada kehamilan sebelumnya dan sedang merencanakan kehamilan atau sedang hamil, coba untuk berdiskusi dengan dokter. Hal tersebut dapat dilakukan untuk mengurangi risiko-risiko yang mungkin terjadi ke depannya. Utarakan semua hal yang pernah kamu alami, demi kelangsungan bayi dan sang ibu juga.
Itulah penjelasan mengenai plasenta previa yang dapat meningkatkan risiko retensi plasenta. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal kehamilan, dokter dari Halodoc siap membantu. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga bisa beli obat di Halodoc. Praktis tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan diantarkan sampai tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan