Pilihan Penanganan untuk Mengatasi Kehamilan Ektopik
Halodoc, Jakarta - Mendapati bahwa diri sedang hamil merupakan momen paling bahagia dan tidak terlupakan untuk para wanita. Sudah pasti terbayang segudang hal-hal seru yang nanti akan terjadi bersama sang janin di dalam rahim hingga ia bersua dengan ibu dan ayah di dunia. Namun, sayangnya, tidak semua kehamilan pun berjalan mulus, terkadang ada pula kondisi yang perlu diwaspadai, salah satunya adalah kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar rahim. Normalnya, sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma akan berada pada tuba falopi selama setidaknya tiga hari sebelum dilepaskan dan menuju ke rahim. Selanjutnya, sel telur akan berkembang hingga tiba hari persalinan.
Namun, pada kondisi kehamilan ektopik, sel telur yang sudah dibuahi ternyata tidak menempel pada rahim, tetapi pada organ lainnya. Sering ditemui, sel telur ini menempel pada tuba falopi, ada pula kondisi ketika sel telur menempel pada leher rahim atau serviks, indung telur, hingga pada bagian rongga perut.
Baca juga: Adakah Cara Efektif untuk Mencegah Kehamilan Ektopik?
Mengenali Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Kehamilan Ektopik
Agar bisa mengetahui apakah ibu mengalami kehamilan ektopik atau tidak, dokter akan melakukan USG transvaginal. Biasanya, ibu juga akan disarankan untuk melakukan cek darah untuk mengetahui kadar hormon progesteron dan hCG. Pasalnya, pada kehamilan ektopik, kedua hormon ini cenderung memiliki kadar yang lebih rendah dibandingkan dengan kehamilan normal.
Baca juga: Tips Promil Setelah Mengalami Kehamilan Ektopik
Ibu perlu tahu bahwa kehamilan ektopik adalah kondisi serius yang membutuhkan penanganan sesegera mungkin. Pasalnya, sel telur yang dibuahi tidak akan bisa tumbuh dengan normal apabila berada di luar rahim, sehingga jaringan ini harus segera diangkat agar ibu terhindar dari komplikasi serius. Kehamilan ektopik biasanya ditangani dengan metode berikut:
- Suntik Methotrexate
Jika masih berada pada tahap awal, suntik methotrexate menjadi metode yang paling direkomendasikan. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan pada sel ektopik sekaligus menghancurkan sel yang sudah terlanjur terbentuk.
Setelah suntikan diberikan, dokter akan melakukan pemantauan pada kadar hormon hCG ibu setiap dua hingga tiga hari hingga kadarnya mengalami penurunan. Jika telah menurun, artinya kehamilan sudah tidak berkembang.
- Bedah Laparoskopi
Metode lain untuk menangani kehamilan ektopik adalah melalui bedah laparoskopi atau operasi lubang kunci. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat jaringan ektopik juga bagian tuba falopi yang menjadi tempat menempelnya jaringan. Meski begitu, jika memang kondisinya memungkinkan, bagian tuba falopi bisa diperbaiki tanpa perlu dilakukan pengangkatan.
- Bedah Laparotomi
Jika kehamilan ektopik mengakibatkan perdarahan hebat, dokter akan melakukan tindakan operasi laparatomi. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan pada perut guna mengangkat jaringan ektopik juga bagian tuba falopi yang pecah.
Baca juga: Inilah 7 Penyebab Kehamilan Ektopik
Bagaimana Mengenali Kehamilan Ektopik?
Sayangnya, kehamilan ektopik cenderung tidak menunjukkan adanya gejala apapun pada tahap awal. Bahkan, gejalanya pun terbilang mirip dengan kehamilan normal, seperti berhenti menstruasi, mual, dan payudara terasa mengeras. Namun, pada tahap lanjut, gejala mulai muncul, berupa nyeri pada perut dan perdarahan yang semakin parah seiring waktu.
Segera periksa ke rumah sakit terdekat jika kamu mengalami sakit luar biasa pada perut dan perdarahan ringan, hingga berat dengan warna yang lebih gelap dibandingkan dengan darah menstruasi ketika sedang hamil. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji di rumah sakit terdekat agar penanganan bisa segera dilakukan.