Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Hipertermia
Halodoc, Jakarta - Sama seperti hipotermia, hipertermia juga merupakan keadaan gawat yang memerlukan pertolongan segera. Hipertermia adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh secara drastis dari suhu normal. Kondisi ini biasanya terjadi ketika sistem yang mengatur suhu tubuh tidak lagi mampu menahan suhu panas dari lingkungan sekitar. Bagaimana pertolongan pertama atau cara mengatasi hipertemia?
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa hipertermia memiliki risiko yang lebih tinggi pada bayi dan balita. Namun, kondisi ini juga cukup tinggi risikonya pada orang dengan obesitas, pekerja lapangan, lansia, atau orang yang mengidap kondisi kesehatan tertentu.
Terjadinya hipertermia ditandai oleh suhu tubuh yang tinggi, biasanya melampaui 40 derajat Celsius. Kondisi ini juga disertai dengan gejala seperti gangguan koordinasi tubuh, sulit berkeringat, denyut jantung yang lemah dan cepat, kram otot, kejang-kejang, kulit memerah, mudah marah, merasa bingung, atau bahkan koma.
Baca juga: Kekurangan Cairan Tubuh Sebabkan Hipertermia
Jenis-Jenisnya, dari yang Ringan hingga Berat
Berdasarkan tingkat keparahannya, berikut beberapa jenis hipertermia, mulai dari yang ringan hingga berat:
1. Heat Stress
Tubuh memiliki mekanisme untuk menyerap panas dari lingkungan, dengan cara meningkatkan aliran darah menuju permukaan kulit dan berkeringat. Namun, saat kondisi udara terlalu lembap, mengenakan pakaian terlalu tebal, atau bekerja di tempat panas dalam waktu lama, mekanisme tubuh tersebut tidak lagi mampu mengimbangi paparan suhu dari luar. Akibatnya, terjadilah kondisi yang bernama heat stress. Kondisi ini ditandai dengan gejala berupa lemas, haus, pusing, sakit kepala, dan mual.
2. Heat Fatigue
Ketidaknyamanan fisik dan stres merupakan gejala yang muncul akibat heat fatigue. Hipertermia jenis ini biasanya timbul ketika seseorang terlalu lama berada di tempat panas. Gejala yang muncul akibat heat fatigue adalah kelelahan, haus, kepanasan, hilangnya koordinasi gerak tubuh, dan sulitnya berkonsentrasi.
3. Heat Syncope
Heat syncope adalah pingsan (sinkop) atau pusing yang disebabkan oleh terlalu lama berdiri atau berdiri secara tiba-tiba dari posisi berbaring atau duduk. Faktor yang dapat memicu hipertermia jenis ini adalah ketidakmampuan tubuh menyesuaikan diri dengan iklim (aklimatisasi) dan dehidrasi.
Baca juga: Lakukan Hal Ini untuk Mencegah Hipertermia
4. Heat Cramps
Seperti namanya, heat cramps adalah kondisi kram otot yang menyakitkan. Hipertermia jenis ini umumnya disebabkan oleh olahraga atau bekerja di lingkungan yang panas selama berjam-jam. Kram otot yang terjadi pada heat cramps biasanya terjadi pada bagian otot yang aktif digunakan dalam melakukan pekerjaan berat, seperti pundak, paha, dan betis.
5. Heat Edema
Duduk atau berdiri terlalu lama di tempat panas dapat menyebabkan heat edema. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan pada tangan, pergelangan kaki, dan kaki akibat penumpukan cairan.
6. Heat Rash
Hipertermia jenis ini paling sering menyerang bayi. Meski pada beberapa kasus, orang dewasa juga dapat mengalaminya karena kelembapan cuaca. Heat rash ditandai dengan ruam berwarna merah atau merah muda yang ditemui pada area tubuh yang tertutup pakaian. Kondisi ini muncul karena saluran keringat tersumbat dan bengkak, yang mengakibatkan gatal serta rasa tidak nyaman.
7. Heat Exhaustion
Kondisi ini terjadi akibat kombinasi paparan suhu tinggi dengan kegiatan fisik yang berat dan tingkat kelembapan yang tinggi. Gejala heat exhaustion ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan keringat berlebih.
Baca juga: Berapa Lama Tubuh Dapat Bertahan Tanpa Air?
Begini Pertolongan Pertamanya
Jika tidak ditangani dengan baik, hipertermia bisa berkembang menjadi kondisi yang mematikan. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama untuk hipertermia adalah:
-
Dinginkan suhu tubuh. Hal ini bisa dilakukan dengan cara berpindah dari tempat yang panas ke tempat yang lebih sejuk atau dingin. Cara lain yang cukup efektif dilakukan adalah mendinginkan tubuh dengan mandi air dingin, menyalakan kipas angin atau pendingin ruangan, dan mengompres tubuh dengan es.
-
Rehidrasi. Minum air putih atau minuman dengan elektrolit, untuk menggantikan cairan yang hilang dan mengatasi dehidrasi.
-
Cek suhu tubuh. Lakukan pengecekan suhu tubuh sebelum dan sesudah melakukan tindakan pendinginan badan.
-
Temui dokter. Jika kondisi tidak kunjung membaik, segera bawa pengidap hipertermia ke unit darurat rumah sakit, untuk mendapat penanganan medis.
Itulah sedikit penjelasan tentang hipertermia. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan