Pernikahan Dini Tak Disarankan, Ini Risiko yang Bisa Terjadi Akibatnya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   22 Oktober 2024

Pernikahan dini bisa beri dampak negatif untuk kesehatan fisik dan mental.

Pernikahan Dini Tak Disarankan, Ini Risiko yang Bisa Terjadi AkibatnyaPernikahan Dini Tak Disarankan, Ini Risiko yang Bisa Terjadi Akibatnya

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Pernikahan Dini?
  2. Risiko Pernikahan Dini

Pernikahan adalah sebuah komitmen besar yang mengikat dua insan ke dalam hubungan jangka panjang. Namun, keputusan untuk menikah tidak bisa hanya berdasar rasa cinta dan ingin bersama saja.

Ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melangkah ke jenjang lebih serius. Misalnya, dari segi usia, kematangan emosional, fisik, finansial, agama dan sosial. 

Dalam beberapa budaya, pernikahan dini masih menjadi praktik yang cukup umum. Padahal, berbagai lembaga kesehatan dan undang-undang telah menetapkan batasan umur untuk sejumlah pertimbangan.

Sebab, telah banyak kasus yang membuktikan kalau pernikahan dini dapat membawa berbagai dampak fisik maupun mental pasangan yang menjalaninya. Simak informasi lebih dalam seputar pernikahan dini!

Apa Itu Pernikahan Dini?

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang atau salah satu pihak yang belum mencapai usia dewasa.

Di berbagai negara, termasuk Indonesia, batas usia minimal untuk menikah umumnya adalah 18 tahun. 

Di bawah usia tersebut, seseorang masuk kategori pernikahan dini. Praktik ini umumnya melibatkan anak-anak atau remaja yang masih berada dalam tahap perkembangan fisik dan emosional.

Fenomena pernikahan dini tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang, tetapi juga masih ditemukan di beberapa daerah di negara maju, meskipun angkanya lebih rendah. 

Banyak faktor yang mendorong terjadinya pernikahan dini, seperti tekanan sosial, faktor ekonomi, kehamilan yang tidak direncanakan, serta pengaruh tradisi atau budaya tertentu. 

Dalam banyak kasus, pernikahan pada usia yang terlalu muda sering kali membawa dampak negatif yang serius bagi pasangan, terutama bagi pihak perempuan.

Pahami lebih dalam tentang Relationship – Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya berikut ini.

Risiko Pernikahan Dini

Lantas, apa saja dampak dari pernikahan dini? Berikut berbagai risiko yang bisa terjadi saat seseorang melakukan pernikahan dini:

1. Memengaruhi kesehatan fisik

Salah satu risiko yang paling kentara dari pernikahan dini adalah dampak buruk terhadap kesehatan fisik, terutama bagi remaja perempuan. 

Tubuh yang belum sepenuhnya matang secara fisik nantinya bisa mempersulit kehamilan atau persalinan. 

Kehamilan pada usia muda lebih berisiko tinggi mengalami komplikasi, seperti preeklamsia, persalinan prematur, dan berat badan bayi yang rendah. 

Dalam banyak kasus, ibu muda juga lebih rentan terhadap infeksi, anemia, dan masalah kesehatan lainnya selama kehamilan.

Selain itu, ketahui lebih dalam tentang Komplikasi Kehamilan – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa perempuan yang hamil sebelum usia 18 tahun memiliki risiko kematian lebih tinggi saat melahirkan ketimbang mereka yang hamil pada usia yang lebih matang. 

Selain itu, bayi yang lahir dari ibu yang sangat muda sering kali lebih berisiko mengalami kematian neonatal atau masalah kesehatan jangka panjang.

2. Berdampak pada kesehatan mental

Pernikahan dini juga berpotensi menimbulkan tekanan psikologis yang serius. Banyak remaja yang menikah pada usia dini merasa terjebak dalam tanggung jawab.

Ini karena, mereka belum siap secara emosional maupun mental.

Alhasil, mereka lebih rentan mengalami tekanan besar karena harus berperan sebagai pasangan yang dewasa, orang tua, dan pekerja.

Padahal, peran tersebut memerlukan keterampilan yang mungkin belum mereka miliki.

Stres, kecemasan, dan depresi adalah beberapa masalah kesehatan mental yang umum dialami oleh pelaku pernikahan dini. 

Dalam beberapa kasus, individu yang menikah pada usia muda merasa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri, mengejar pendidikan, atau mengeksplorasi minat mereka karena harus menanggung tanggung jawab besar sejak dini.

3. Menghambat pendidikan dan karier

Efek nyata pernikahan dini lainnya adalah berisiko menghambat pendidikan, terutama bagi remaja perempuan. 

Mayoritas pelaku pernikahan dini terpaksa putus sekolah setelah menikah.

Pada akhirnya, hal ini membatasi peluang mereka untuk mendapatkan pendidikan tinggi atau bekerja di sektor formal. 

Karena alasan ini, pelaku pernikahan dini cenderung lebih rentan terhadap kemiskinan dan ketergantungan ekonomi pada pasangan mereka.

Minimnya pendidikan dan pelatihan profesional juga mengurangi kemampuan seseorang untuk berkembang di dunia kerja.

Hal ini membuat mereka sulit mencapai kemandirian finansial, sehingga memperburuk siklus kemiskinan dalam keluarga.

4. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

Risiko lain dari pernikahan dini adalah meningkatnya potensi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang menikah pada usia sangat muda cenderung lebih rentan terhadap kekerasan fisik, emosional, dan psikologis.

Hal ini disebabkan oleh ketidaksetaraan dalam relasi kekuasaan antara pasangan yang lebih tua dengan pasangan yang lebih muda.

Kurangnya pengalaman dalam menghadapi konflik juga termasuk penyebabnya.

Perempuan yang menikah pada usia muda sering kali merasa lebih terisolasi secara sosial dan ekonomi.

Mereka pun menjadi lebih sulit mencari bantuan atau melarikan diri dari hubungan yang tidak sehat atau berbahaya. 

Kekerasan yang dialami di usia muda dapat memiliki dampak fisik maupun emosional dalam jangka panjang.

Oleh sebab itu, kamu perlu Mengenal Bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Cara Menyikapinya.

5. Ketidaksiapan dalam mengasuh anak

Mereka yang menikah dan memiliki anak pada usia dini juga cenderung belum siap untuk mengasuh anak. 

Remaja yang belum matang secara emosional mungkin tidak memiliki keterampilan dan kesiapan untuk merawat serta mendidik anak dengan baik.

Hal ini lantas memengaruhi perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental.

Kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam pengasuhan anak juga dapat meningkatkan stres bagi orang tua muda.

Pada gilirannya, kondisi ini bisa menyebabkan masalah dalam hubungan antara orang tua dan anak. 

Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang menikah terlalu muda mungkin juga menghadapi tantangan sosial dan emosional.

Terutama jika orang tua mereka sendiri masih berjuang dengan masalah kematangan emosional.

6. Merasa terisolasi dan terbatas secara sosial

Pernikahan dini juga dapat menyebabkan isolasi sosial, terutama bagi perempuan.

Dalam banyak kasus, perempuan yang menikah dini harus menjalani peran domestik dan hanya berkutat dalam pekerjaan rumah.

Kondisi ini tentu mengurangi kesempatan mereka untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan ekonomi.

Akibatnya, mereka merasa terisolasi dan lebih rentan terhadap depresi.

Remaja yang menikah dini mungkin merasa sulit untuk menjaga hubungan dengan teman sebaya mereka.

Ini karena, kehidupannya telah berubah secara drastis dibandingkan dengan teman-teman mereka yang masih mengejar pendidikan atau pengalaman lainnya.

Itulah penjelasan seputar pernikahan yang perlu kamu ketahui. Jika mengalami masalah akibat pengalaman pernikahan dini, jangan ragu untuk bicara dengan psikolog atau psikiater di Halodoc saja. 

Mereka bisa menjadi pendengar yang baik dan membantu mencarikan solusi atas masalah yang tengah kamu hadapi.

Tak perlu khawatir, psikolog dan psikiater di Halodoc tersedia 24 jam dan privasi kamu pasti aman terjaga.

Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2024. Early marriages, adolescent and young pregnancies.
UNICEF. Diakses pada 2024. Child marriage.
National Institutes of Health (NIH). Diakses pada 2024. Exploring the Consequences of Early Marriage.