Perlu Tahu, Ini Vaksin MR dan MMR untuk Anak
Halodoc, Jakarta – Pemberian vaksin untuk Si Kecil adalah wajib untuk melindungi dirinya dari serangan berbagai penyakit. Tujuan pemberian vaksin adalah untuk membentuk antibodi-antibodi baru di dalam tubuh anak, sehingga kekebalan tubuhnya pun semakin kuat dan terhindar dari berbagai ancaman virus.
Vaksin MR dan MMR adalah contoh vaksin yang wajib diperoleh oleh Si Kecil. Tapi, pernahkah ibu bertanya-tanya apa perbedaan vaksin MR dan MMR? Apakah anak yang sudah pernah mendapat vaksin MMR harus divaksin MR lagi? Ini ulasannya.
Ini yang Dimaksud Vaksin MR dan MMR
Pada dasarnya, vaksin MR merupakan kombinasi dari vaksin campak, yaitu Measles (M) dan Rubella (R). Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan rubella alias campak jerman. Kedua penyakit ini sangat menular melalui saluran pernapasan dan udara, seperti saat batuk atau bersin.
Sementara MMR merupakan vaksin yang terdiri atas 3 jenis vaksin, yaitu Mumps (gondongan), Measles (campak), dan Rubella. Jenis vaksin ini diberikan pada anak untuk mencegah penyakit campak, rubella, dan gondongan. Hal yang membedakan vaksin MMR dan MR adalah kandungan mumps yang melawan gondongan. Pada vaksin MR, mumps tidak dimasukkan.
Centers for Disease Control And Prevention merekomendasikan vaksin MR dan MMR dapat diberikan mulai dari anak berusia 12-15 bulan untuk dosis pertama dan usia 4-6 tahun untuk dosis kedua.
Baca juga: Hindari Tertular Campak dengan Vaksin
Gondongan adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh virus. Dikutip dari Mayo Clinic, gejala yang ditunjukkan saat seseorang sudah terinfeksi virus ini adalah demam, nyeri sendi, sakit kepala, pembengkakan kelenjar di bagian bawah telinga, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan.
Campak merupakan jenis penyakit yang bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Alhasil, pengidapnya mungkin akan mengalami demam, ruam, batuk, pilek, dan mata merah serta berair. Sementara campak Jerman alias rubella merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dan memicu demam, sakit tenggorokan, ruam, sakit kepala, mata merah dan mata gatal.
Pemberian vaksin MR adalah hal yang penting. Mengingat, campak dan rubella bisa memicu terjadinya komplikasi yang berat bahkan mematikan. Nah, meski anak sudah mendapat vaksin MMR, tetap perlu untuk mendapatkan vaksin MR. Hal itu bertujuan untuk memastikan kekebalan tubuh anak terhadap virus penyebab penyakit.
Adakah Efek Sampingnya?
Pemberian vaksin MR pada anak sama sekali tidak memberikan efek samping yang berbahaya. Jadi para orangtua tidak perlu khawatir dengan berita yang beredar, apalagi tidak semua terbukti kebenarannya.
Baca juga: Jenis Imunisasi yang Harus Didapatkan Anak Sejak Lahir
Bukan berarti pemberian vaksin tidak memiliki efek samping sama sekali. Sama dengan vaksin suntik lainnya, pemberian vaksin MR dapat memicu demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di lokasi suntikan. Namun, hal tersebut sebenarnya normal dan hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 hari.
Selain anak-anak, pemberian vaksin penting pada remaja dan orang dewasa. Terutama pada wanita yang sedang merencanakan kehamilan. Jika infeksi virus terjadi pada wanita hamil, bisa memicu terjadinya masalah pada janin. Masalah tersebut mungkin juga bertahan dan terbawa hingga anak dewasa kelak.
Baca juga: 7 Jenis Vaksin yang Dibutuhkan Orang Dewasa
Kalau ibu ragu dan butuh saran lebih lanjut seputar masalah vaksin, terutama vaksin MR, tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Ibu juga bisa menyampaikan masalah kesehatan dan keluhan lain lewat Video/Voice Call dan Chat.
Referensi :
Centers for Disease Control And Prevention. Diakses pada 2020. MMR (Measles, Mumps, & Rubella) VIS
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Mumps
Healthline. Diakses pada 2020. Measles
Healthline. Diakses pada 2020. German Measles (Rubella)
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan