Perlu Tahu, Ini Cara Mengelola Emosi Orang Tua di Depan Anak
“Emosi adalah reaksi tubuh terhadap situasi tertentu. Ini dapat dikendalikan dengan segera menenangkan diri, mencoba berhitung, kendalikan cara bicara, hindari berkata kasar dan diam.”
Halodoc, Jakarta – Ada saja tingkah laku anak di masa pertumbuhan yang memancing emosi orang tua. Beberapa di antaranya menghancurkan barang, menumpahkan air atau membuat rumah jadi berantakan.
Emosi ini merupakan reaksi tubuh terhadap situasi yang terjadi dan harus disalurkan dengan tepat. Namun, Sebaiknya orang tua tidak langsung berteriak atau mengomeli anak.
Ada cara lain yang bisa dilakukan tanpa membuat terluka. Segera tenangkan diri dengan menghitung, kendalikan cara bicara, hindari berkata kasar dan tarik napas dalam lalu diam.
1. Lihat Kesalahan yang Dilakukan Anak
Emosi orang tua terkadang disebabkan oleh kejadian sepele. Karena itu, orang tua disarankan untuk menetapkan batasan tentang kesalahan mana yang perlu ditindak tegas dan yang masih bisa dibicarakan baik-baik.
Tidak semua kesalahan anak harus direspon dengan memarahi atau menghukumnya. Pilih kesalahan yang dianggap fatal saja seperti bersikap buruk dengan orang lain.
2. Jika Emosi, Segera Tenangkan Diri
Usahakan agar tidak berteriak atau membentak ketika anak melakukan ulah yang menjengkelkan. Luapan emosi negatif itu bisa membuat hati anak terluka dan teringat hingga ia dewasa.
Daripada berteriak dan membentak, sebaiknya orang tua mencoba menenangkan diri dengan menarik napas dalam. Tahan selama beberapa detik dan embuskan. Ulangi cara ini hingga emosi bena-benar stabil.
Cara kedua, orang tua bisa pergi menjauh dari anak. Ke kamar, misalnya. Saat sudah merasa tenang, orang tua bisa membicarakan dan memberikan arahan pada anak agar tidak mengulangi kesalahannya.
3. Coba Berhitung
Cara mengelola emosi ini bisa dilakukan dengan berhitung dari 1 hingga 10. Lanjutkan hitungan jika masih merasakan emosi yang bergejolak. Cara ini efektif untuk menurunkan detak jantung yang meningkat.
Sebagai contoh, “Tolong rapikan mainanmu yang berantakan. Ibu hitung sampai 10, ya. Kalau tidak rapi juga, mainan ini akan ibu sita. Satu.. Dua.. Tiga..”
Langkah ini efektif diterapkan pada beberapa anak. Namun, jika anak tidak memahami peringatan yang orang tua berikan, coba beri peringatan dengan sikap tegas, tanpa meneriaki atau membentaknya.
4. Pantang Memukul
Memukul tidak menyelesaikan masalah. Sebab, dalam diri anak bisa muncul rasa trauma yang sulit disembuhkan. Cara ini juga mengajarkan anak bahwa menyakiti fisik orang lain adalah perbuatan yang wajar.
Anak yang biasa dipukul bisa tumbuh jadi orang yang egois ketika beranjak dewasa. Ini juga menimbulkan mindset dalam dirinya bahwa cara memecahkan masalah bisa dilakukan dengan menggunakan kekerasan.
5. Kendalikan Cara Bicara
Emosi yang diluapkan secara negatif akan membuat hati dan pikiran semakin tidak keruan. Coba bicara dengan tenang. Langkah ini bisa menenangkan perasaan dan emosi yang sedang naik.
Contohnya, “Nak, tolong jangan lagi membanting barang-barang saat marah, ya. Ibu jadi sedih kalau kamu begitu. Apa kamu tega melihat ibu sedih?”
6. Jangan Mengancam Anak
Orang tua yang terbawa emosi bisa saja mengancam anak dengan kalimat yang menyeramkan. Misalnya, “Ibu akan potong tangan kamu jika memberantakki rumah lagi!” atau “Ibu akan potong lidahmu jika berbicara kasar lagi!”
Ancaman yang tidak masuk akal bisa menghilangkan kepercayaan anak pada orang tua. Bahkan, ancaman ini bisa disepelekan dan tak berarti sehingga tidak menimbulkan efek jera.
Sebaiknya, hindari ancaman yang tak masuk akal dan berbau kekerasan. Sebab, ini juga bisa jadi contoh buat anak. Ia bisa saja, lho, berpikir bahwa memotong tangan orang lain diperbolehkan saat sedang marah.
7. Jangan Berbuat Sesuatu saat Sedang Marah
Emosi meluruhkan akal sehat. Jadi, jangan berbicara atau beraktivitas saat sedang marah. Diam dan tenangkan diri.
Marah tidak membahayakan jika masih tersimpan dalam hati. Dampaknya baru terasa jika orang tua sudah bertindak seperti memukuli anak. Pada akhirnya, orang tua akan menyesali perbuatannya akibat terbawa emosi negatif.
Itulah beberapa cara mengelola emosi yang bisa dilakukan oleh orang tua. Penerapan beberapa cara di atas termasuk ke dalam pola asuh anak yang dapat membentuk kepribadian baik saat ia beranjak dewasa.
Jika anak mengalami gejala gangguan kesehatan, segera buat janji rumah sakit untuk melakukan langkah perawatan. Cara ini dilakukan untuk meminimalisir komplikasi yang bisa saja terjadi.
Ibu bisa mendapatkan informasi lain seputar pola asuh anak dengan download Halodoc sekarang juga!