Perlu Tahu, Ini 7 Gangguan Kesehatan yang Dipicu Partikel Polusi PM2.5

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 Oktober 2023

“PM2.5 merupakan partikel polusi udara terkecil dan paling berbahaya, karena dapat menimbulkan sederet masalah bagi kesehatan tubuh. Sebut saja infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), rhinitis, asma, penyakit kardiovaskular, hingga penyakit kulit.”

Perlu Tahu, Ini 7 Gangguan Kesehatan yang Dipicu Partikel Polusi PM2.5Perlu Tahu, Ini 7 Gangguan Kesehatan yang Dipicu Partikel Polusi PM2.5

Halodoc, Jakarta – Kualitas udara Jakarta sampai kemarin, Senin (23/10), belum kunjung membaik. Dari pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kementerian LHK, indeks kualitas udara rata-rata di Jakarta sejak pukul 09.00 WIB adalah 101. Dari angka tersebut, terkandung konsentrasi PM2.5 sebesar 57,7 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).  

Padahal, menurut World Health Organization (WHO) konsentrasi PM2.5 yang masih dalam taraf diterima adalah 5 µg/m³ untuk kurun waktu sehari-hari, dan 15 µg/m³ dalam rentang waktu 24 jam.

Pertanyaannya, apa itu PM2.5 dan dampaknya bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan?

Apa itu PM2. 5?

Polusi udara sendiri terdiri atas dua jenis, yaitu polusi berwujud partikel dan  berwujud gas. Untuk partikel contohnya seperti PM1, PM2.5, PM10. Sedangkan yang  dan berwujud gas seperti O3, SO2, NOx dan CO.

Nah, PM2.5 disebut-sebut sebagai partikel yang paling berbahaya. Alasannya, ukurannya yang super kecil, sehingga membuat partikel halus ini tak dapat disaring oleh tubuh.

Singkat kata, partikel ini dapat masuk ke tubuh melalui paru-paru dan pembuluh darah. Imbasnya, dapat memengaruhi keseluruhan organ tubuh.

Mau tahu gambaran umum dampak yang ditimbulkan oleh PM2.5?

Menurut studi berjudul Impacts of Air Pollution on Health and Cost of Illness in Jakarta, Indonesia dalamInternational Journal of Environmental Research and Public Health,  partikel PM2.5 dan ground level ozone (O3), merugikan lebih dari 7.000 anak di Jakarta, 10.00 kematian, dan 5.000 rawat inap setiap tahunnya. 

Lantas, apa saja penyakit yang disebabkan oleh PM2.5?

Dampak Berbahaya PM2.5 bagi Kesehatan Tubuh

Pada Juni – Agustus 2023, Halodoc bekerja sama dengan Nafas melakukan penelitian dalam jangka waktu pendek, lokal, dan terbatas. Salah satu hasilnya menemukan kenaikan persentase keluhan penyakit pernapasan di beberapa wilayah di Jabodetabek sebesar 30,6% – 41%.

Berdasarkan data yang dihimpun dari 73 kecamatan di Jabodetabek, terdapat 20 kecamatan dengan persentase kenaikan keluhan masalah pernapasan tertinggi, setelah kenaikan PM2.5 sebesar 10 μg/m3.

Studi ini menemukan terjadi peningkatan rata-rata keluhan penyakit pernapasan hingga 34%, ketika PM2.5 mengalami peningkatan 10 μg/m3.

Mau tahu laporan riset yang dilakukan Nafas & Halodoc? Baca di sini: Udara Buruk Jabodetabek Berpotensi Tingkatkan Kasus Penyakit Pernapasan hingga 34%.

Kembali ke pertanyaan di atas, apa saja penyakit atau gangguan kesehatan yang berkaitan dengan partikel halus PM2.5

1. Asma

Karena ukurannya begitu kecil, PM2.5 dapat menghindari pertahanan alami paru-paru sehingga berisiko besar memicu asma.

Dari review literatur berjudul The impact of PM2.5 on asthma emergency dalam Springer Nature, setiap kenaikan setiap kenaikan PM2.5 sebesar 10 μg/m3 menyebabkan 1,7% risiko kunjungan gawat darurat untuk penyakit asma pada orang dewasa dan 3,6% pada anak-anak.

Jika asma menyerang, Ini 5 Rekomendasi Obat Asma yang Mampu Redakan Sesak Napas.

2. Rhinitis

Rhinitis adalah merupakan kondisi ketika hidung tersumbat, pilek, bersin, dan gatal-gatal. Sebagian besar jenis rhinitis disebabkan oleh peradangan dan berhubungan dengan gejala pada mata, telinga, atau tenggorokan.

Ada beberapa jenis rhinitis, salah satunya rhinitis alergi. Hal ini terjadi ketika alergen di udara memicu pelepasan histamin dalam tubuh. Nah, polusi udara sebagai alergen dapat menyebabkan reaksi alergi.

Menurut jurnal ilmiah berjudul The association between PM2.5 exposure and daily outpatient visits for allergic rhinitis: evidence from a seriously air-polluted environment di Springer Nature,  kenaikan PM2.5 sebesar 10 μg/m3 mengakibatkan 0,47 persen jumlah kunjungan dokter untuk rawat jalan alergi rhinitis pada hari yang sama.

3. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) 

Apa hubungannya partikel berbahaya ini dengan PPOK? Ternyata mikroorganisme dalam PM 2.5 dapat secara langsung menyebabkan peradangan mononuklear.

Bahkan, mengganggu keseimbangan mikroorganisme yang berkontribusi terhadap perkembangan dan eksaserbasi (memburuknya gejala pernapasan) pada pengidap PPOK.

Menurut data studi, PM2.5 menyebabkan 2,5 kematian akibat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan 3,1 persennya lagi  kenaikan rawat inap akibat PPOK.

4. Bronkitis

PM2.5 dapat dapat mengeringkan selaput pelindung hidung dan tenggorokan serta mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Nah, polusi udara adalah salah satu faktor utama penyebab bronkitis. 

Hasil studi berjudul Short-Term Elevation of Fine Particulate Matter Air Pollution and Acute Lower Respiratory Infection dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, 15 – 32 persen pasien bronkitis akibat PM2.5 membutuhkan penanganan medis untuk infeksi pernapasan bawah.

5. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

Sistem saluran pernapasan merupakan organ atau bagian yang paling rentan terhadap dampak polusi udara. Semakin kecil ukurannya partikel berbahaya, maka semakin besar kemungkinan menginfeksi sistem pernapasan.  

Menurut studi, setiap kenaikan 10 μg/m3 mengakibatkan 0,48 persen rawat jalan pada dominan kelompok anak di bawah 15 tahun. Partikel berbahaya ini juga bisa meningkatkan 14,7 persen risiko influenza dalam 6 hari. 

Mengetahui bahayanya yang kompleks, kamu perlu tahu Cara Menjaga Kesehatan Pernapasan dari Polusi Udara.

6. Penyakit kardiovaskular

Paparan jangka panjang polusi udara partikel halus dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik dan kematian akibat stroke.

PM2. 5 dapat langsung berpindah ke aliran darah, menyebabkan melemahnya pembuluh darah dan meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah.

Menurut studi berjudul Long-Term PM2.5 Exposure and Risks of Ischemic Heart Disease and Stroke Events: Review and Meta-Analysis, PM2.5 dapat menyebabkan peningkatan risiko kematian sebesar 23 persen. 

Tidak hanya itu, penelitian yang dipublikasikan di Journal of The American Heart Association ini juga menjabarkan, paparan PM2.5 dalam jangka waktu lama bisa meningkatkan risiko stroke sebesar 13 persen, dan 8 persen untuk serangan jantung.

7. Penyakit kulit

Polutan ini dapat menyumbat pori-pori kulit dan menjadi sarang bakteri, sehingga merusak pelindung kulit. Imbasnya berkembangnya berbagai masalah kulit seperti penuaan, jerawat, dan eksim (dermatitis atopik).

Penelitian yang pernah dilakukan di China dalam rentang waktu 1 April 2012 – 1 April 2014 menunjukkan bagaimana peningkatan konsentrasi PM2.5, PM10, dan NO2 di lingkungan, berhubungan secara signifikan dengan peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan untuk acne vulgaris selama 2 tahun. 

Tak hanya itu, pada jurnal berjudul Association of Wildfire Air Pollution With Clinic Visits for Psoriasis dalam JAMA Network, disebutkan terjadi juga peningkatan 5,1 persen kunjungan medis kasus dermatitis atopik pada anak, setiap minggunya karena paparan partikel polusi ini. 

Mau tahu cara simpel untuk mengatasi pencemaran udara? Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 5 Cara Sederhana dan Efektif Mengatasi Pencemaran Udara“.

Nah, itulah berbagai dampak bagi kesehatan yang disebabkan oleh PM2.5, Si Partikel Kecil Berbahaya. Karena itu, lakukanlah tindakan preventif. Salah satu yang paling simpel adalah kenakan masker saat kualitas udara tidak baik. 

Temukan produk masker kesehatan berkualitas di Toko Kesehatan Halodoc dengan pengiriman cepat dan kemasan yang aman tersegel.✔️

Referensi:
Springer Nature. Diakses pada 2023. The impact of PM2.5 on asthma emergency.
International Journal of Environmental Research and Public Health. Diakses pada 2023.  Impacts of Air Pollution on Health and Cost of Illness in Jakarta, Indonesia.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2023. Rhinitis.
Tempo.co. Diakses pada 2023. Kualitas Udara Jakarta Memburuk.
Dove Medical Press. Diakses pada 2023. The Effects and Pathogenesis of PM2.5 and Its Components on Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
Halodoc. Diakses pada 2023. Bronkitis Akibat Lingkungan Tidak Sehat, Ini Faktanya.
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung. Diakses pada 2023. Air Pollution-Induced Acute Respiratory Infection.
Journal of The American Heart Association. Diakses pada 2023. Long‐Term PM2.5 Exposure and Risks of Ischemic Heart Disease and Stroke Events: Review and Meta‐Analysis.
Nafas. Diakses pada 2023. Sudden Acne and Eczema Flare-up? It Could Be Due to the Effects of Air Pollution!
The American Journal of Medical Sciences. Diakses pada 2023. Relationship Between Particulate Matter (PM2.5) and Hospitalizations and Mortality of Chronic Obstructive Pulmonary.
Journal of Pharmacological and Biophysical Research. Diakses pada 2023. A Time-Series Study of the Effect of Air Pollution on Outpatient Visits for Acne Vulgaris in Beijing.
Vital Strategies. Diakses pada 2023. Sumber Utama Polusi Udara di DKI Jakarta.
Springer Nature. Diakses pada 2023. The association between PM2.5 exposure and daily outpatient visits for allergic rhinitis: evidence from a seriously air-polluted environment.
American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Diakses pada 2023. Short-Term Elevation of Fine Particulate Matter Air Pollution and Acute Lower Respiratory Infection.
Ecotoxicology and Environmental Safety. Diakses pada 2023. Acute effect of ambient air pollution on hospital outpatient cases of chronic sinusitis in Xinxiang, China. 
The Science of The Total Environment. Diakses pada 2023. Community-level ambient fine particulate matter and seasonal influenza among children in Guangzhou, China: A Bayesian spatiotemporal analysis.
Journal of The American Heart Association. Diakses pada 2023. Long-Term PM2.5 Exposure and Risks of Ischemic Heart Disease and Stroke Events: Review and Meta-Analysis.
JAMA Network. Diakses pada 2023. Association of Wildfire Air Pollution With Clinic Visits for Psoriasis.
Kemkes.go.id. Diakses pada 2023. Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kanker Paru-Paru.
World Health Organization. Diakses pada 2023. Apa pedoman kualitas udara WHO?
AirNow.gov. Diakses pada 2023. Air Quality Index (AQI) Basics.
Kata Data. Diakses pada 2023. Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Tidak Sehat, Kadar Polutan 3,8 Kali Lipat Lampaui Batas Aman WHO.