Perkembangan Pandemi Corona di Indonesia Membaik
Halodoc, Jakarta – Pandemi corona sampai saat ini masih menjadi isu global termasuk juga di Indonesia. Walaupun per 4 Mei 2020, kasus corona di Indonesia mencapai 11.192, tetapi frekuensi kesembuhannya cukup signifikan, lebih dari dua kali lipat dari angka kematiannya.
Seperti yang dilansir dari cnbcindonesia.com, (3/5), Achmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 disebutkan kalau terjadi perlambatan penambahan kasus positif corona di DKI Jakarta. Kabar baik apalagi yang datang dari perkembangan pandemi corona di Indonesia? Selengkapnya ada di bawah ini!
Kondisi COVID-19 di Indonesia Semakin Membaik
Tadi sudah disinggung kalau dalam perkembangan terakhir ini, kasus corona di Indonesia kian membaik. Pasien yang sembuh dua kali lipat lebih banyak ketimbang pasien yang meninggal. Kemudian, dilaporkan juga kalau per Sabtu (2/5) belum ada laporan kasus baru di 14 provinsi di Indonesia.
Provinsi tersebut adalah Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Lampung, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Gorontalo.
Alat pelindung diri (APD) juga telah didistribusikan sebanyak 1,4 juta serta dilakukan penambahan jumlah laboratorium COVID-19 sebanyak 41 laboratorium. Penambahan ini membuat total laboratorium COVID-19 berjumlah 89 laboratorium.
Baca juga: 7 Tanaman Herbal yang Diklaim Mampu Cegah Corona
Seperti dilansir dari galamedianews.com, dr. Yusman Faisal selaku Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 mengatakan kalau deteksi dini dan pelacakan terhadap orang-orang yang melakukan interaksi dengan positif corona menjadi langkah pencegahan dan penanganan yang tepat untuk membantu menurunkan tingkat penyebaran corona.
Perawatan yang tepat dan kedisiplinan menjadi hal yang tidak bisa dianggap remeh juga. Menerapkan isolasi mandiri, sebisa mungkin berdiam diri di rumah adalah tugas dan tanggung-jawab masing-masing individu. Dilansir dari Jakarta Post, sejauh ini rentang usia yang rentan meninggal karena COVID-19 di Indonesia adalah 30–59 tahun.
Penerapan PSBB untuk Menghambat Penyebaran Corona
Jakarta akan terus membatasi jumlah orang yang memasuki ibukota, bahkan setelah Idul Fitri untuk mencegah penyebaran COVID-19. Gubernur Anies Baswedan mengatakan pemerintah Jakarta sedang mempersiapkan peraturan untuk membatasi jumlah orang yang memasuki ibu kota setelah musim liburan Ramadan dan Idul Fitri.
Tahun ini, liburan Idul Fitri akan dimulai pada 23 Mei 2020. Masyarakat Indonesia diimbau untuk meninggalkan tempat tinggalnya. Terutama perantau di Jakarta, besar kemungkinan ketika sudah meninggalkan Jakarta belum tahu lagi kapan bisa kembali ke Jakarta.
Baca juga: Ini Bahan Terbaik untuk Membuat Masker Kain Sendiri di Rumah
Pihak berwenang melaporkan bahwa lalu lintas di jalan tol di seluruh Jabodetabek, termasuk yang menuju ke dan dari kota, telah berkurang. Meskipun begitu, beberapa orang berhasil meninggalkan daerah perkotaan dengan bersembunyi di truk atau kompartemen bagasi bus untuk melewati pos pemeriksaan tanpa terdeteksi.
Jakarta telah memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga 22 Mei. Kebijakan ini memungkinkan pemerintah untuk menunda pengoperasian sekolah, tempat ibadah dan tempat kerja, dengan pengecualian untuk sektor-sektor penting.
Walaupun PSBB dinilai secara efektif mengurangi penyebaran virus di ibukota, pemerintah tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjalankan anjuran untuk pencegahan COVID-19.
Update terbaru mengenai COVID-19 bisa dibaca di aplikasi Halodoc. Punya pertanyaan terkait isu kesehatan? Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Chat with a doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.