Perdarahan Sulit Berhenti? Kenali 3 Tipe dan Gejala Hemofilia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   21 Mei 2019
Perdarahan Sulit Berhenti? Kenali 3 Tipe dan Gejala HemofiliaPerdarahan Sulit Berhenti? Kenali 3 Tipe dan Gejala Hemofilia

Halodoc, Jakarta - Pernah melihat seseorang mengalami keluhan berupa perdarahan yang berlangsung lama ketika tubuh terluka? Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan hemofilia. Hemofilia sendiri merupakan yang suatu penyakit yang menyebabkan gangguan perdarahan karena kekurangan faktor pembekuan darah. Alhasil, perdarahan bisa berlangsung lama saat tubuh mengalami luka.

Baca juga: Darah Sulit Membeku, Apa Akibatnya?

Menurut data dari World Federation of Hemophilia (WFH) sekitar satu dari 10.000 orang terlahir sebagai pengidap Hemofilia. Orang yang mengidap hemofilia memiliki kekurangan suatu protein dalam darahnya. Padahal, protein itulah yang membantu darah menggumpal dengan sempurna ketika terluka dan berdarah.

Nah, karena darah enggak mampu menggumpal dengan sempurna, luka yang dialami pengidap hemofilia akan lebih sulit sembuh. Yang perlu digarisbawahi, hemofilia ini terdiri dari beberapa tipe. Nah, berikut tipe hemofilia dan gejalanya.

Terbagi Menjadi Tiga

Penyakit yang satu ini merupakan penyakit bawaan yang umumnya dialami pria. Hemofilia diturunkan karena mutasi gen yang mengakibatkan perubahan dalam untaian DNA, sehingga membuat proses dalam tubuh tak berjalan dengan normal. Nah, mutasi gen ini bisa berasal dari ayah, ibu, atau kedua orangtua.

Dalam literatur medis, setidaknya tipe hemofilia dibagi menjadi tiga. Berikut tipe dan gejala hemofilia yang perlu diketahui

  • Tipe Hemofilia A

Tipe hemofilia A biasa disebut sebagai hemofilia klasik atau yang disebabkan bukan dari faktor genetik. Hemofilia tipe ini terjadi saat tubuh kekurangan faktor pembekuan darah VIII yang umumnya terkait dengan kehamilan, kanker, penggunaan obat-obatan tertentu, dan penyakit, seperti lupus. Hati-hati, tipe hemofilia A termasuk langka dan berbahaya.

Baca juga: Penjelasan Tes Hematologi yang Dilakukan untuk Diagnosis Hemofilia

  • Tipe Hemofilia B

Lain tipe hemofilia A, lain pula hemofilia B. Hemofilia tipe ini disebabkan karena kekurangan faktor pembeku darah IX. Umumnya, kondisi ini diturunkan oleh ibu, tapi juga bisa terjadi ketika gen berubah atau bermutasi sebelum bayi dilahirkan.

Tipe hemofilia ini cenderung lebih banyak diidap oleh anak perempuan. Seperti dilansir Medical News Today, sekitar 1 dari 5.000 bayi laki-laki lahir mengidap hemofilia A. Sementara itu, sekitar 1 dari 30.000 bayi laki-laki mengalami hemofilia B.

  • Tipe Hemofilia C

Tipe hemofilia C tergolong lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan hemofilia A dan B. Hemofilia tipe C sendiri disebabkan oleh tubuh yang kekurangan faktor pembeku darah XI. Selain itu, hemofilia C juga sulit untuk didiagnosa. Pasalnya, meski perdarahannya berlangsung lama, tapi aliran darahnya sangat ringan sehingga lebih sulit diketahui.

Kenali Gejala Hemofilia

Pada dasarnya sih, hemofilia A, B, dan C memiliki gejala yang berbeda. Namun, gejala yang ditimbulkan oleh ketiga hemofilia ini hampir serupa. Gejala utama hemofilia sendiri adalah perdarahan yang sulit berhenti atau berlangsung lama.

Selain itu, gejala umum hemofilia, meliputi mudah memar, mudah berdarah (sering muntah darah, mimisan, BAB berdarah, atau urine berdarah), mati rasa, nyeri sendi, dan kerusakan sendi.

Baca juga: Inilah 6 Penyakit yang Disebabkan Genetik

Yang mesti diketahui, tingkat keparahan perdarahannya tergantung dari jumlah faktor pembeku dalam darah. Untuk hemofilia ringan, jumlah faktor pembekuan berkisar antara 5–50 persen. Gejalanya perdarahan berkepanjangan baru muncul saat penderita mengalami luka atau setelah menjalani prosedur medis, seperti operasi.

Sedangkan hemofilia sedang, faktor pembekuannya berkisar antara 1–5 persen. Pengidap hemofilia sedang akan mengalami gejala, seperti kulit mudah memar, perdarahan di sekitar area sendi, serta kesemutan serta nyeri ringan pada lutut, siku dan pergelangan kaki.

Bagaimana dengan hemofilia berat? Faktor pembekuannya kurang dari 1 persen. Alhasil, pengidapnya sering mengalami perdarahan secara spontan. Misalnya, mimisan, gusi berdarah, atau perdarahan pada sendi dan otot tanpa sebab yang jelas.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!