Perbedaan Penyakit Sirosis dan Hepatitis yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Sirosis dan hepatitis merupakan dua kelainan hati yang terbilang kronis dan membahayakan jika tidak segera mendapatkan penanganan. Namun, ternyata kedua penyakit ini, meski sama-sama menyerang organ hati. Lalu, apa sebenarnya perbedaan sirosis dan hepatitis? Manakah, di antara keduanya, yang lebih berbahaya?
Sirosis dan Hepatitis adalah Penyakit Hati Kronis
Baik sirosis maupun hepatitis menyebabkan terjadi inflamasi pada hati sekaligus merusak organ tersebut. Keduanya bisa menimbulkan komplikasi buruk, seperti misalnya menyebabkan timbulnya luka yang bersifat permanen pada hati, hingga memicu terjadinya kanker hati.
Jika dilihat dari penyebab terjadinya, kedua penyakit ini bisa terjadi karena hal yang sama, misalnya konsumsi obat dalam jangka panjang dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Gejala dan tandanya juga hampir sulit dibedakan, seperti terjadinya penyakit kuning, terasa gatal pada permukaan kulit, penumpukan cairan yang menyebabkan perut menjadi buncit, terjadi pembengkakan pada kaki, muntah darah, sulit tidur, lelah berkepanjangan, hingga kehilangan kesadaran.
Perbedaan dari Sirosis dan Hepatitis
Perbedaan sirosis dan hepatitis yang perlu kamu tahu adalah peluang kesembuhannya. Pada sebagian besar kasus, hepatitis bisa disembuhkan, terlebih jika gejalanya bisa terdeteksi lebih awal. Berbeda dengan sirosis lebih sulit disembuhkan, karena merupakan infeksi yang bersifat kronis yang menimbulkan banyak luka pada organ hati.
Perbedaan selanjutnya adalah pengobatan yang dilakukan. Penyakit hepatitis akan sembuh dengan beberapa obat dan diimbangi dengan cukup beristirahat. Meskipun begitu, pengobatan yang diberikan bergantung pada jenis hepatitis yang dialami. Sementara itu, pengobatan untuk sirosis berupa operasi atau transplantasi hati.
Sirosis Lebih Berbahaya dari Hepatitis, Benarkah?
Penyakit sirosis disinyalir jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan hepatitis. Meskipun keduanya bisa memicu terjadinya komplikasi serius, kesembuhan pengidap sirosis tidak sebesar hepatitis. Komplikasi kanker hati lebih berisiko terjadi pada pengidap sirosis dibandingkan dengan hepatitis, melihat dari kerusakan hati pengidap sirosis yang lebih besar dan tidak bisa disembuhkan.
Meski begitu, pengidap sirosis tetap bisa menjalani pengobatan untuk mencegah kerusakan hati semakin parah dan menurunkan risiko mengalami kanker hati. Selain itu, perlu diingat juga pengidap hepatitis yang tidak segera mendapatkan penanganan memicu terjadinya sirosis yang berujung pada kanker hati. Sementara sirosis yang sudah tak lagi bisa ditangani biasanya dilakukan transplantasi hati.
Adapun jenis hepatitis yang bisa berujung pada sirosis hati yang tidak segera ditangani adalah hepatitis B, C, hepatitis kronis aktif jenis autoimun. Untuk pencegahan sirosis atau hepatitis semakin buruk, perubahan gaya hidup mutlak diperlukan. Dokter mewajibkan pengidap sirosis maupun hepatitis untuk berhenti mengonsumsi alkohol.
Demikian tadi ulasan mengenai perbedaan sirosis dan hepatitis yang perlu diketahui. Apabila kamu ingin bertanya langsung pada dokter tentang semua jenis penyakit atau kondisi kesehatanmu, segera download aplikasi Halodoc melalui App Store maupun Play Store. Kamu bisa langsung terhubung dengan dokter pilihan melalui layanan Tanya Dokter. Tidak hanya itu, aplikasi Halodoc juga bisa kamu pakai untuk membeli obat dan vitamin maupun cek lab di mana saja, kapan saja. Hidup sehat menjadi lebih mudah bersama Halodoc.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan