Penyebab Stunting

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   06 Februari 2025

Penting untuk mengetahui penyebab stunting pada anak supaya kondisi ini bisa dicegah.

Penyebab StuntingPenyebab Stunting

Penyebab stunting biasanya disebabkan karena kekurangan gizi kronis atau kurangnya asupan nutrisi dalam jangka waktu lama.

Selain kekurangan gizi, ada sejumlah faktor lain yang dapat memicu stunting, di antaranya:

1. Asupan Gizi yang Kurang Saat Kehamilan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 20% kasus stunting telah dimulai sejak bayi masih berada dalam kandungan. Salah satu pemicunya adalah kurangnya asupan gizi yang cukup selama kehamilan. 

Kekurangan nutrisi ini bisa menyebabkan ibu mengalami anemia defisiensi zat besi, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan.

Untuk menghindari hal ini, ibu hamil perlu mengonsumsi vitamin dan nutrisi yang direkomendasikan guna mendukung perkembangan janin secara optimal.

2. Pola Makan yang Tidak Seimbang

Kurangnya konsumsi makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, dan protein bisa menyebabkan anak kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal. Hal ini dijelaskan dalam jurnal ilmiah Risk Factors of Stunting in Children Aged 1-5 Years at Wire Primary Health Care, Tuban Regency, East Java yang dipublikasikan di Journal of Maternal and Child Health tahun 2020.

Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa faktor genetik, termasuk tinggi badan orang tua serta konsumsi ikan, dapat berpengaruh terhadap risiko stunting pada anak.

3. Kurangnya Perawatan Pasca Melahirkan

Bukan hanya bayi yang membutuhkan perhatian, ibu juga harus mendapatkan perawatan yang cukup setelah melahirkan agar dapat memberikan ASI dalam jumlah yang memadai bagi bayinya.

ASI memiliki peran penting dalam 1.000 hari pertama kehidupan bayi karena dapat memperkuat sistem imunnya. Kurangnya perhatian terhadap ibu pasca persalinan dapat menyebabkan kelelahan kronis, sindrom baby blues, bahkan depresi pasca melahirkan, yang pada akhirnya berpengaruh pada pemberian ASI bagi bayi.

4. Kekurangan Gizi pada Anak

Dalam dua tahun pertama kehidupannya, anak memerlukan asupan nutrisi yang cukup agar pertumbuhannya tidak terhambat. Kekurangan zat gizi seperti protein, zat besi, dan zinc (seng) menjadi salah satu penyebab utama gangguan pertumbuhan fisik.

Beberapa penyebab kurangnya pemenuhan gizi pada anak meliputi posisi menyusui yang tidak tepat, tidak mendapatkan ASI eksklusif, pola makan yang kurang baik, serta kualitas makanan pendamping ASI yang tidak memadai.

5. Pola Asuh Orang Tua

Cara orang tua dalam mengasuh anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya. Pola asuh yang kurang baik dapat menjadi faktor penyebab stunting, terutama jika orang tua kurang memperhatikan pemberian makanan bernutrisi yang diperlukan anak.

Ketika kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi, risiko mengalami stunting akan semakin tinggi.

6. Infeksi yang Terjadi Berulang Kali

Anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan mengalami infeksi berulang. Infeksi yang terus-menerus dapat menghambat pertumbuhan anak dan meningkatkan kemungkinan terkena stunting.

7. Lingkungan dengan Sanitasi yang Buruk

Kurangnya akses terhadap air bersih dapat meningkatkan risiko stunting pada anak. Anak yang tumbuh di lingkungan dengan sanitasi buruk lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Selain itu, keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai juga menjadi faktor pendukung stunting, karena infeksi yang berulang tanpa pengobatan yang tepat dapat menghambat pertumbuhan anak.

8. Minimnya Akses terhadap Layanan Kesehatan

Menurut jurnal ilmiah Stunting and Associated Factors in Children of Less Than Five Years: A Hospital-Based Study, yang dipublikasikan di Pakistan Journal of Medical Sciences, kombinasi berbagai faktor dapat meningkatkan risiko stunting.

Salah satu faktor yang berperan penting adalah kesehatan ibu yang buruk. Kurangnya akses terhadap pemeriksaan rutin, imunisasi, serta layanan kesehatan anak dapat menghambat deteksi dini dan penanganan masalah pertumbuhan.

9. Kehamilan yang Tidak Sehat

Kurangnya asupan gizi selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat sejak dalam kandungan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting di kemudian hari.

10. Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif

ASI mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan bayi. Kurangnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan dapat menyebabkan bayi mengalami kekurangan nutrisi, yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhannya.

11. Kurangnya Edukasi tentang Gizi

Kurangnya pengetahuan mengenai gizi yang baik dapat menyebabkan pola makan yang tidak sehat dan kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan anak. Hal ini lah yang sering menjadi penyebab stunting.

Jika orang tua tidak memahami pentingnya gizi dalam pertumbuhan anak, risiko stunting bisa meningkat secara signifikan.

12. Bayi yang Lahir dengan Berat Badan Rendah

Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tidak hanya memiliki risiko tinggi terhadap kematian neonatal, tetapi juga lebih rentan mengalami stunting.

Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan yang belum berkembang sempurna, sehingga bayi kesulitan dalam menyerap lemak dan protein dari makanan yang dikonsumsinya.

13. Mengidap Penyakit Jantung Bawaan

Anak yang memiliki kelainan jantung bawaan sering mengalami kesulitan dalam menelan makanan. Selain itu, kondisi ini juga berkaitan dengan fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

Karena darah berfungsi sebagai pembawa nutrisi ke berbagai organ, gangguan pada jantung dapat menyebabkan distribusi nutrisi menjadi tidak optimal, yang berpotensi menghambat pertumbuhan anak.

Itulah informasi seputar penyebab stunting yang wajib orang tua ketahui. Apabila ibu ingin mengetahui lebih dalam terkait stunting, segera hubungi dokter spesialis anak di Halodoc. 

Mereka bisa memberikan informasi lengkap serta saran untuk mencegah stunting pada anak lebih komprehensif. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
IDAI. Diakses pada 2025. Petunjuk Teknis Berbasis Bukti: Diagnosis dan Tata Laksana Stunting Secara Komprehensif untuk Dokter Spesialis Anak
World Health Organization. Diakses pada 2025. Stunting in a nutshell.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2025. Perawakan Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi.
Pakistan Journal of Medical Sciences. Diakses pada 2025. Risk Factors of Stunting in Children Aged 1-5 Years at Wire Primary Health Care, Tuban Regency, East Java yang dipublikasikan di Journal of Maternal and Child Health.
Journal of Maternal and Child Health. Diakses pada 2025. Risk Factors of Stunting in Children Aged 1-5 Years at Wire Primary Health Care, Tuban Regency, East Java.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Anemia pada Remaja Putri Berisiko Tingkatkan Stunting.
Kemkes.go.id. Diakses pada 2025. Mengenal Apa Itu Stunting; Cegah Stunting, Kemenkes Fokuskan Pada 11 Program Intervensi.
Dinas Kesehatan Pemerintahan Aceh. Diakses pada 2025. Upaya Cegah Stunting, Pemerintah Luncurkan Program PMT Berbahan Pangan Lokal.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Diakses pada 2025. Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting pada Anak.
Springer Nature. Diakses pada 2025. Wasting, underweight and stunting among children with congenital heart disease presenting at Mulago hospital, Uganda.
Perpustakaan UGM. Diakses pada 2025. Faktor Risiko Stunting pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Asianotik Usia 9-12 Bulan.