Penyebab Munculnya Keloid yang Sering Terjadi

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 September 2024

“Walaupun tidak membahayakan kesehatan, keloid dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang. Kondisi kulit yang satu ini bisa disebabkan oleh banyak hal seperti pasca pembedahan, memiliki bekas jerawat atau luka, hingga melakukan tindik atau tato di bagian badan tertentu.”

Penyebab Munculnya Keloid yang Sering TerjadiPenyebab Munculnya Keloid yang Sering Terjadi

Halodoc, Jakarta – Ketika kulit mengalami luka, jaringan fibrosa yang disebut sebagai jaringan parut akan terbentuk di atas luka. Ini sebenarnya berfungsi untuk memperbaiki dan melindungi luka tersebut. 

Pada beberapa kasus, jaringan parut ekstra yang bertekstur halus dan keras pun akhirnya tumbuh. Jaringan itulah yang kemudian disebut sebagai keloid. 

Lantas, apa penyebab munculnya keloid pada tubuh? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di sini!

Apa Itu Keloid? 

Keloid terbentuk ketika fibroblas bereaksi berlebihan, sehingga menghasilkan kolagen dalam jumlah tinggi, sebagai respon terhadap luka. Fibroblas sendiri merupakan sel yang ditemukan di jaringan ikat, yang berfungsi mengeluarkan kolagen. 

Keloid yang muncul di kulit memiliki ukuran yang bervariasi, bahkan terkadang bisa lebih besar dari luka aslinya. Meski bisa muncul di bagian tubuh manapun, keloid paling sering terbentuk di bagian dada, bahu, daun telinga, serta pipi. 

Menurut American Academy of Dermatology (AAD) biasanya keloid terbentuk 3-12 bulan setelah luka sembuh. Bekas luka ini bisa terasa gatal atau sakit saat tumbuh, tetapi gejalanya berhenti ketika keloid berhenti berkembang.

Meskipun keloid tidak membahayakan kesehatan, masalah kulit yang satu ini dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang. 

Ada beberapa obat-obatan yang dapat membantu untuk mengatasi keloid. Baca selengkapnya di artikel ini: “Berbagai Jenis Pengobatan untuk Mengatasi Keloid di Tubuh. Obat-obatan untuk mengatasi keloid bisa kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc

Penyebab Munculnya Keloid

Jika kamu termasuk orang yang rentan mengalami keloid, semua jenis cedera kulit berpotensi mengembangkan keloid. Beberapa penyebab umumnya, antara lain: :

  • Pernah menjalani pembedahan.
  • Bekas jerawat dan cacar air.
  • Luka bakar.
  • Melakukan tindik di badan atau telinga.
  • Melakukan tato di tubuh.
  • Gigitan serangga.
  • Suntik vaksinasi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, keloid dapat terbentuk pada kulit yang tidak terluka, ini yang kemudian disebut sebagai keloid instan. 

American Academy of Dermatology juga mengidentifikasi berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena keloid, seperti:

  • Faktor keturunan atau genetik Afrika, Asia, dan Hispanik.
  • Punya riwayat keluarga dekat yang mengidap keloid sebanyak sepertiga orang. Keluarga dekat ini meliputi orangtua atau saudara kandung.
  • Berusia antara 10-30 tahun. Kebanyakan orang mengalami perkembangan keloid di usia dua puluhan, meskipun pada kenyatannya bekas luka ini bisa muncul lebih awal atau lebih lambat. 

Bagaimana Cara Mengobatinya?

Keputusan untuk mengobati keloid bisa menjadi hal yang rumit. 

Sebab jaringan parut keloid sebenarnya adalah hasil dari upaya tubuh untuk memperbaiki dirinya sendiri. Setelah menghilangkan keloid, jaringan parut dapat tumbuh kembali dan terkadang tumbuh lebih besar dari sebelumnya. 

Berikut ini cara mengobati keloid di tubuh, antara lain: 

1. Pengobatan menggunakan minyak pelembap

Sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur medis apapun, sebaiknya pertimbangkan perawatan di rumah terlebih dahulu. Salah satunya kamu bisa gunakan minyak pelembap yang dijual bebas di pasaran. 

Minyak pelembap bisa bantu menjaga jaringan kulit tetap lembut, sekaligus mengurangi ukuran bekas luka, tanpa memperburuk kondisi yang ada. Sebab pada umumnya, keloid cenderung menyusut dan menjadi lebih rata dari waktu ke waktu tanpa pengobatan. 

2.  Pengobatan medis untuk keloid

Awalnya, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan yang kurang invasif. Misalnya seperti penggunaan bantalan silikon, pembalut tekanan, atau suntikan, terutama jika bekas luka keloid cukup baru.

Dalam kasus keloid yang sangat besar atau bekas luka keloid yang lebih tua, operasi pengangkatan mungkin direkomendasikan. Namun, meskipun sudah dioperasi, peluang keloid tumbuh kembali masih tetap tinggi. 

Cryosurgery adalah jenis operasi yang paling efektif untuk mengatasi keloid. Operasi ini dilakukan dengan “membekukan” keloid menggunakan nitrogen cair.

Selain itu, dokter mungkin juga merekomendasikan suntikan kortikosteroid setelah operasi untuk mengurangi peradangan dan menurunkan risiko keloid kembali. 

Sebelum memilih metode pengobatan keloid yang tepat, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Saat ini konsultasi dokter bisa dilakukan dengan mudah melalui Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
American Academy of Dermatology. Diakses pada 2024. KELOIDS: WHO GETS AND CAUSES.
Healthline. Diakses pada 2024. Everything You Need to Know About Keloid Scars.
Everyday Health. Diakses pada 2024. What Are Keloids? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan