Penyebab Hipoksia yang Berdampak pada Fungsi Tubuh
Halodoc, Jakarta - Hipoksia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan pasokan oksigen di sel dan jaringan, untuk menjalankan fungsi normalnya. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat mengganggu fungsi berbagai organ tubuh, seperti otak, hati, dan organ lainnya dengan cepat.
Sebab, oksigen yang masuk ke tubuh ketika bernapas, normalnya akan diangkut oleh darah dari paru-paru menuju ke jantung. Lalu, jantung akan memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah. Nah, hipoksia terjadi jika ada gangguan dalam sistem transportasi oksigen ini.
Baca juga: Alami Hipoksia, Ini yang Terjadi pada Tubuh
Apa yang Menyebabkan Hipoksia?
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan hipoksia, yang berbeda-beda tergantung jenisnya. Agar lebih jelas, berikut jenis-jenis hipoksia dan masing-masing penyebabnya:
1. Hipoksia Hipoksik
Hal ini terjadi ketika kadar oksigen dalam pembuluh arteri turun. Beberapa penyebab hipoksia hipoksik:
- Berada di situasi atau lingkungan dengan kadar oksigen rendah, contoh saat kebakaran, tenggelam, dan berada di ketinggian.
- Mengidap penyakit paru-paru, seperti asma, gagal napas, pneumonia, edema paru, penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru, pneumothorax, dan sleep apnea.
- Mengalami kondisi yang membuat berhenti bernapas, contohnya saat penggunaan obat fentanyl.
2. Hipoksia Stagnan
Hipoksia jenis ini terjadi akibat gangguan aliran darah. Beberapa yang dapat memicunya adalah:
- Mengidap gangguan jantung, seperti bradikardia dan fibrilasi ventrikel.
- Terhentinya aliran darah dari pembuluh arteri ke organ, misalnya pada orang dengan luka tembak atau trombosis arteri.
Baca juga: Jangan Diabaikan, Inilah Komplikasi Akibat Hipoksia
3. Hipoksia Anemik
Hipoksia anemik terjadi ketika kemampuan darah membawa oksigen berkurang kapasitasnya. Akibatnya, darah tidak lagi kaya akan oksigen. Kondisi yang dapat menyebabkan hipoksia anemik adalah:
- Anemia dan kondisi lain di mana fungsi sel darah merah rusak, seperti pada penyakit methemoglobinemia.
- Keracunan karbon monoksida (CO).
4. Hipoksia Histotoksik
Kondisi ini terjadi ketika adanya gangguan pada sel dalam menggunakan oksigen. Keracunan sianida adalah salah satu contoh hipoksia histotoksik.
Gejala dan Komplikasi Akibat Hipoksia
Gejala hipoksia bisa muncul dan memburuk dengan cepat (akut) maupun bertahap (kronis). Beberapa gejala yang dapat menyertai hipoksia adalah:
- Napas pendek dan cepat.
- Detak jantung cepat.
- Warna kulit jadi agak kebiruan atau dapat menjadi merah terang seperti buah ceri, tergantung penyebab dari hipoksianya.
- Lemas.
- Menjadi linglung.
- Kehilangan kesadaran.
- Berkeringat.
- Batuk.
- Rasa seperti dicekik.
- Napas berbunyi (mengi).
Selain itu, beberapa tanda hipoksia lainnya pada bayi dan anak-anak adalah anak menjadi lemas dan lesu, rewel, gusar, tidak fokus, serta gelisah. Jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut, segera temui dokter untuk mendapatkan pengobatan. Agar lebih cepat dan mudah, download saja aplikasi Halodoc dan gunakan untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit.
Baca juga: Bayi Alami Hipoksia, Apa yang Harus Ibu Lakukan?
Jika terlambat ditangani, hipoksia dapat mengakibatkan kerusakan sel, jaringan, dan organ, sehingga dapat menyebabkan kematian. Namun, hipoksia yang ditangani dengan pemberian oksigen juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi, karena meracuni jaringan tubuh, yaitu:
- Katarak.
- Vertigo.
- Kejang.
- Perubahan perilaku.
- Pneumonia.
Bisakah Hipoksia Dicegah?
Pencegahan hipoksia bisa dilakukan dengan cara menghindari lingkungan yang dapat menurunkan kadar oksigen atau menggunakan oksigen tambahan dari tabung oksigen sebelum gejala hipoksia muncul. Hipoksia yang disebabkan oleh asma umumnya bisa dihindari dengan cara menjalani pengobatan asma sesuai dengan petunjuk dokter.