Herpes zoster, atau dikenal sebagai cacar api, disebabkan oleh virus varicella zoster, yang juga menjadi pemicu cacar air.

Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tidak sepenuhnya hilang dari tubuh, melainkan tetap ada dalam keadaan tidak aktif.

Virus yang tidak aktif tersebut berpindah ke jaringan saraf di sumsum tulang belakang dan otak, di mana ia dapat bertahan selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala. Namun, dalam kondisi tertentu, virus ini dapat kembali aktif. 

Saat virus aktif kembali, ia akan menyerang saraf yang terhubung dengan kulit, memunculkan ruam khas herpes zoster pada area yang terkena.

Meskipun penyebab pasti reaktivasi virus varicella zoster belum sepenuhnya dipahami, tidak semua individu yang pernah mengalami cacar air akan mengidap herpes zoster di kemudian hari.

Jika punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, segera hubungi dokter spesialis kulit di Halodoc. Mereka bisa memberikan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Shingles.

Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Shingles.

Healthline. Diakses pada 2025. Shingles: Everything You Should Know. 

Healthline. Diakses pada 2025. Can a COVID-19 Vaccine Increase Your Risk of Shingles? 

NIH. Diakses pada 2025. Can SARS‐CoV‐2 vaccine increase the risk of reactivation of Varicella zoster? A systematic review. 

CDC. Diakses pada 2025. Shingles (Herpes Zoster).