Penyebab Bekas Luka Bakar Dapat Sebabkan Milia
Halodoc, Jakarta - Jerawat bayi adalah istilah yang merujuk pada penyakit kulit milia karena biasanya kondisi ini dialami oleh bayi yang baru lahir. Meski begitu, anak-anak dan orang dewasa bisa mengalami kondisi ini akibat beberapa hal seperti misalnya akibat bekas luka bakar. Milia jenis ini disebut sebagai secondary milia, yang muncul akibat penggunaan krim kulit yang mengandung kortikosteroid.
Milia bisa disebut sebagai kista milium dan kebanyakan tidak berbahaya serta tidak membutuhkan perawatan khusus. Jika milia menyebabkan rasa tidak nyaman, sebaiknya segera jalani pengobatan.
Gejala Milia
Wujud milia adalah jerawat kecil yang ukurannya hanya 1 hingga 2 mm, mereka berwarna putih dan menyerupai warna mutiara atau putih kekuningan. Jerawat bayi ini muncul secara berkelompok di beberapa area seperti hidung, mata, dahi, kelopak mata, pipi, dan dada.
Jika kondisi ini hanya memiliki satu benjolan, maka disebut sebagai milium. Untungnya milia tidak menimbulkan gejala yang membahayakan, meksi pada sebagian pengidapnya, milia dapat disertai rasa gatal. Namun, benjolan ini muncul dan berkembang cepat sehingga mengganggu penampilan seseorang.
Baca Juga: Wajib Tahu! 6 Cara Merawat Kulit Bayi Baru Lahir
Penyebab Milia
Milia bisa muncul akibat dari kelenjar keringat yang tidak berkembang sebagaimana mestinya pada anak-anak. Pada orang dewasa, kondisi ini muncul ketika sel kulit mati terperangkap di bawah kulit. Kerusakan kulit berikut ini mengakibatkan munculnya milia:
-
Luka lecet karena kondisi kulit.
-
Bekas luka bakar.
-
Kulit melepuh misalnya karena poison ivy.
-
Prosedur pelapisan kulit, misalnya dermabrasi atau pelapisan dengan laser.
-
Penggunaan krim steroid jangka panjang.
-
Kerusakan karena sinar matahari jangka panjang.
Selain itu, ada banyak faktor risiko penyebab milia muncul, yaitu:
-
Tidak menjaga kebersihan kulit.
-
Mengenakan pakaian kasar.
-
Sering terpapar sinar matahari.
Pengobatan Milia
Milia tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan khusus karena ia akan hilang dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus kondisi ini bisa jadi permanen seperti pada kasus secondary milia.
Penyakit ini bisa dihilangkan dengan menggunakan jarum untuk mengeluarkan isinya. Namun tidak disarankan untuk melakukannya sendiri karena menyebabkan luka, kerusakan pada kulit atau infeksi.
Untuk menangani milia yang terinfeksi, menyebar luas atau menetap, bisa dilakukan terapi laser oleh dokter spesialis kulit. Selain laser, dapat dilakukan pengikisan lapisan kulit teratas (dermabrasi), peeling, atau krioterapi, yakni metode penggunaan nitrogen cair yang berfungsi untuk membekukan dan menghancurkan milia. Sementara untuk mengobati kasus milia seperti milia en plaque, digunakan isotretinoin yang dioleskan pada kulit atau minum obat antibiotik.
Milia pada anak-anak dan orang dewasa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh dibandingkan pada bayi. Disarankan untuk mendatangi dokter untuk melakukan penanganan jika milia sudah mengganggu.
Baca Juga: Milia Mengganggu Penampilan, Mampukah Dicegah dengan Skincare?
Itulah sedikit penjelasan tentang milia akibat bekas luka bakar yang perlu kamu waspadai. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download sekarang aplikasi Halodoc, di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan