Ini 5 Penyakit pada Paru-Paru yang Perlu Diwaspadai
Halodoc, Jakarta - Penyakit paru-paru merupakan beberapa kondisi medis yang paling umum di dunia. Banyak orang yang mengalami penyakit paru-paru. Umumnya penyakit paru-paru dipicu oleh kebiasaan merokok, infeksi, polusi udara, dan genetik.
Paru-paru merupakan bagian dari sistem tubuh yang kompleks, mengembang dan mengempis ribuan kali setiap hari untuk membawa oksigen, serta mengeluarkan karbon dioksida. Penyakit paru-paru dapat terjadi saat ada masalah pada sistemnya. Terdapat beberapa jenis penyakit paru-paru yang dibedakan dari penyebab dan keparahannya.
Baca juga: Jangan Sepelekan Penyakit Paru-Paru Basah! Ini Ciri & Tips Mencegahnya
1. Empyema
Empyema juga disebut sebagai pyothorax. Penyakit ini merupakan kondisi ketika nanah berkumpul di area antara paru-paru dan permukaan bagian dalam dinding dada. Area ini dikenal sebagai ruang pleural. Nanah di area pleural tidak dapat dikeluarkan saat batuk. Ia perlu dikeringkan dengan cara operasi.
Kondisi ini biasanya berkembang setelah pneumonia, yang merupakan infeksi jaringan paru-paru. Kondisi ini umumnya dapat menyebabkan selaput paru-paru dan rongga dada saling menempel dan membentuk semacam kantung. Inilah yang disebut empyema. Paru-paru mungkin tidak dapat mengembang sepenuhnya, sehingga pengidap akan kesulitan bernapas.
2. Asma
Asma merupakan kondisi pernapasan kronis yang menyebabkan tubuh kesulitan bernapas karena adanya peradangan pada saluran udara. Gejala asma meliputi batuk kering, mengi, sesak dada, dan sesak napas. Sedangkan beberapa hal yang bisa memicu serangan asma di antaranya adalah reaksi alergi, infeksi, dan polusi udara.
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Ini merupakan istilah umum yang mencakup beberapa penyakit pernapasan yang menyebabkan sesak napas atau ketidakmampuan paru-paru mengeluarkan napas secara normal. Gejala yang biasanya terjadi yaitu sesak napas dan batuk berdahak disertai lendir. Biasanya, gejala akan terasa sangat parah di pagi hari. PPOK dapat sulit diidentifikasi pada beberapa orang, karena gejalanya sering terkaburkan dengan tanda penuaan tubuh.
Nyatanya, PPOK dapat berkembang selama beberapa tahun tanpa gejala sesak napas. Itulah sebabnya penyakit ini sulit dideteksi. Penyakit ini biasanya dimulai ketika seseorang berusia 30 atau 40-an dan mencapai puncaknya pada usia 50, 60, dan 70-an.
Baca juga: Kerja Kantoran Terancam Kena Kanker Paru-Paru
4. Bronkitis Kronis
Penyakit ini terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Pada kondisi ini, infeksi akan bertahan selama tiga bulan dalam satu tahun dan akan terjadi lagi di tahun berikutnya. Biasanya penyakit ini lebih rentan menyerang orang dewasa yang berusia 40 tahun atau lebih.
Karena bronkitis kronis merupakan bentuk PPOK, maka perawatannya pun sama. Bronkitis kronis berkembang dari infeksi virus atau bakteri dan dapat diobati dengan antibiotik. Gejala yang berkaitan dengan bronkitis kronis dapat mereda setelah infeksinya sembuh.
5. Kanker Paru-Paru
Kanker ini sulit dideteksi. Kanker paru-paru berkembang di bagian utama paru-paru dekat kantung udara. Mutasi DNA di paru-paru menyebabkan sel yang tidak beraturan berkembang biak dan menciptakan pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali atau tumor. Tumor ini mengganggu fungsi paru-paru. Gejala kanker paru-paru dapat terjadi selama bertahun-tahun. Gejalanya termasuk batuk kronis, perubahan suara, suara napas yang keras, dan batuk darah.
Baca juga: 4 Manfaat Ubi untuk Paru-paru Sehat
Itulah beberapa penyakit paru-paru yang perlu kamu waspadai. Pada dasarnya berhenti merokok dan mengurangi paparan polusi udara adalah upaya untuk menjaga kesehatan paru-paru. Jika kamu mengalami gejala penyakit paru-paru, sebaiknya segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc agar dapat terdeteksi penyakitnya sedini mungkin. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Empyema.
WebMD. Diakses pada 2020. Lung Diseases Overview.
Healthline. Diakses pada 2020. Chronic Lung Diseases: Causes and Risk Factors.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan