Penyakit Kuning Bisa Disebabkan Anemia Hemolitik
Halodoc, Jakarta - Penyakit kuning terjadi ketika kulit dan bagian putih dari bola mata berubah warna menjadi kekuningan. Sebenarnya, penyakit kuning bukan penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis lain. Salah satu kondisi medis yang bisa menyebabkan penyakit kuning adalah anemia hemolitik.
Berbeda dengan anemia biasa, anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat, dibanding pembentukannya. Penyakit ini perlu ditangani dengan tepat dan cepat, agar tidak terjadi komplikasi serius, terutama pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau gagal jantung.
Baca juga: Ini yang Perlu Diketahui tentang Sakit Kuning
Anemia Hemolitik Bisa Dialami Sejak Lahir
Anemia hemolitik bisa dialami seseorang sejak lahir, karena kondisi ini dapat diturunkan dari orangtua atau berkembang setelah lahir. Pada kasus anemia hemolitik yang tidak diturunkan, biasanya penyebabnya adalah penyakit, paparan zat kimia, atau efek samping obat-obatan tertentu.
Gejala anemia hemolitik bisa tampak ringan di awal penyakit, lalu memburuk secara perlahan ataupun tiba-tiba. Seperti apa gejalanya pun bisa bervariasi pada setiap pengidap. Namun, umumnya adalah:
- Pusing.
- Kulit pucat.
- Tubuh cepat terasa lelah.
- Demam.
- Urine berwarna gelap.
- Kulit dan bagian putih mata menguning.
- Perut terasa tidak nyaman, akibat pembesaran limpa dan hati.
- Jantung berdebar.
Jika mengalami gejala seperti itu, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Agar lebih cepat, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan dokter atau buat janji dengan dokter di rumah sakit, untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: Kuku Berwarna Kuning, Ada Risiko Sakit Apa?
Hal-Hal yang Jadi Penyebab Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik umumnya diturunkan dari orangtua atau berkembang setelah lahir. Adapun beberapa penyebab anemia hemolitik yang dipicu oleh faktor keturunan adalah:
- Anemia sel sabit;
- Sferositosis;
- Ovalositosis;
- Thalasemia;
- Kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD);
- Kekurangan enzim piruvat kinase.
Sementara itu, hal-hal di luar faktor keturunan yang menyebabkan anemia hemolitik, yaitu:
- Penyakit infeksi, seperti tipes, hepatitis, atau infeksi virus Epstein-Barr.
- Penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan kolitis ulseratif.
- Efek samping obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), paracetamol, dapsone, levodopa, metildopa, rifampicin, serta beberapa jenis antibiotik.
- Kanker, terutama kanker darah.
- Digigit ular berbisa.
- Keracunan arsenik.
- Menerima transfusi darah dari golongan darah yang berbeda.
- Reaksi tubuh terhadap operasi transplantasi organ.
Baca juga: Inilah Penyebab Sakit Kuning pada Orang Dewasa
Bisakah Anemia Hemolitik Dicegah?
Anemia hemolitik sebenarnya bisa dicegah, tetapi tergantung pada apa penyebabnya. Jika disebabkan oleh efek samping obat-obatan, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari obat yang dapat memicu penyakit ini.
Selain itu, anemia hemolitik juga bisa dilakukan dengan mencegah infeksi, seperti menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang terkena infeksi, menjauhi kerumunan orang banyak, mencuci tangan secara rutin, dan menghindari konsumsi makanan mentah atau setengah matang.
Namun, anemia hemolitik yang disebabkan oleh faktor keturunan tidak dapat dicegah. Meski begitu, jika kamu atau anggota keluarga ada yang mengidap anemia hemolitik akibat faktor keturunan, kamu bisa menjalani konsultasi genetik untuk mengetahui seberapa besar peluang penyakit ini diturunkan ke anak, di kemudian hari.
Referensi:
American Family Physician. Diakses pada 2020. Hemolytic Anemia: Evaluation and Differential Diagnosis.
Kids Health. Diakses pada 2020. For Parents. Hemolytic Anemia.
National Institute of Health - Medline Plus. Diakses pada 2020. Hemolytic Anemia.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Conditions and Diseases. Hemolytic Anemia.
Healthline. Diakses pada 2020. Hemolytic Anemia: What It Is and How to Treat It.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan