Penularan HIV Lewat Makanan, Mitos atau Fakta?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Januari 2020
Penularan HIV Lewat Makanan, Mitos atau Fakta?Penularan HIV Lewat Makanan, Mitos atau Fakta?

Halodoc, Jakarta - Berbagai hal tentang HIV/AIDS pasti menjadi akrab di telinga kamu, ya? HIV adalah jenis virus yang menyerang bagian imunitas tubuh manusia dan menyebabkan terjadinya penyakit AIDS. Penularan virus ini terjadi melalui banyak hal, diketahui seks bebas menjadi cara penularan yang paling banyak terjadi. Namun, penularan AIDS terjadi melalui paparan cairan tubuh dari pengidap yang telah terinfeksi. 

Pasalnya, tubuh mengandung banyak sekali cairan, salah satunya adalah air liur. Lalu, bagaimana jadinya jika kamu berbagi makanan dengan orang lain? Benarkah penularan HIV juga bisa terjadi melalui makanan? Atau hanya sekadar isapan jempol alias mitos belaka? Coba cari tahu faktanya berikut ini.

Penularan HIV Melalui Makanan, Mitos atau Fakta?

Meski penularan HIV lebih sering terjadi melalui cairan tubuh, tetapi tidak semua cairan tubuh bisa menjadi media penularan virus penyakit AIDS ini. Kamu harus tahu, penularan virus ini terjadi ketika kamu terpapar cairan dari vagina atau penis, cairan dari rektum, dan cairan darah dari pengidap. 

Baca juga: Harus Tahu, HIV dan AIDS Itu Berbeda

Diketahui, hubungan intim yang dilakukan tanpa pengaman menjadi penularan yang paling sering terjadi. Bahkan, hubungan intim yang dilakukan melalui anus memiliki risiko penularan lebih besar, karena luka mudah terjadi pada membran mukosa anus. Selain itu, penularan bisa terjadi melalui jarum suntik bekas pakai atau tidak steril. Bahkan, ibu yang dinyatakan mengidap HIV berisiko menularkan virus ini pada sang buah hati saat hamil, melahirkan, atau menyusui. Meski begitu, risiko penularan pada anak bisa dicegah jika ibu menjalani pengobatan secara rutin. 

Ini artinya, sangat penting bagi ibu mengetahui apa saja gejala yang terjadi jika seseorang mengidap HIV. Jangan asal mencari tahu, lebih baik ibu tanyakan langsung pada dokter ahlinya, tentu saja lebih jika ibu punya aplikasi Halodoc. Kamu tinggal pilih saja spesifikasi dokter dan dokternya, lalu tanya saja keluhan yang ibu alami. Bahkan, melalui aplikasi ini, ibu bisa lebih mudah dalam membeli obat dan membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat. 

Baca juga: Cari Tahu 5 Hal Mengenai HIV AIDS

Nah, lantas, apakah virus HIV ini dapat menular melalui makanan? Faktanya, tidak demikian karena virus ini tidak bisa bertahan hidup di dalam air liur, air mata, dan keringat. Air liur mengandung protein dan enzim yang memudahkan proses pencernaan sekaligus membantu membunuh virus dan bakteri. Alasan ini yang membuat virus HIV tidak bisa menular melalui ciuman. 

Enzim secretory leukocyte protease inhibitor atau SLPI adalah salah satu enzim yang terdapat pada air liur. Enzim ini berperan untuk mencegah terjadinya infeksi HIV terhadap monosit dan sel T. Ternyata, air liur memiliki SLPI dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan cairan tubuh lainnya, sehingga virus HIV tidak bisa bertahan hidup. 

Virus ini tidak bisa bertahan hidup dalam waktu lama di luar tubuh manusia karena tidak adanya inang, dalam hal ini sel darah putih. Bahkan, virus HIV lebih mudah mati apabila terkena paparan udara, asam lambung, dan panas yang berasal dari proses pemasakan. 

Baca juga: Ini yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Tes HIV

Jadi, penularan HIV melalui makanan hanya mitos yang tidak perlu dipercaya. Begitu pula dengan penularan melalui penggunaan toilet secara bersamaan, dan berpelukan. Kamu hanya perlu menghindari penggunaan jarum suntik secara bersamaan dan melakukan hubungan intim tanpa pengaman, terlebih melalui anus. 

Referensi: 
CDC. Diakses pada 2019. HIV Transmission.
Avert. Diakses pada 2019. Myths about HIV and AIDS.
Center for Food Savety. Diakses pada 2019. Can HIV/AIDS be Transmitted by Food?