Penjelasan tentang Pemeriksaan Mikrobiologi pada Urine
Halodoc, Jakarta – Urine adalah salah satu produk limbah tubuh. Cairan ini diproduksi di ginjal dan dikumpulkan di kandung kemih sampai kamu buang air kecil (BAK). Urine di dalam kandung kemih biasanya steril atau tidak mengandung organisme, namun, bila bakteri atau ragi masuk ke saluran kemih, mereka bisa berkembang biak dan menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Selain itu, sejumlah besar bakteri dan sel darah putih juga bisa muncul dalam urine. Nah, untuk mendeteksi adanya infeksi bakteri tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi pada sampel urine.
Baca juga: Prosedur Tes Mikrobiologi untuk Memeriksa Penyakit Gigi
Mengenal Pemeriksaan Mikrobiologi pada Urine
Pemeriksaan mikrobiologi adalah pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit akibat infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit lainnya. Bakteri dapat menyebabkan penyakit dengan berbagai cara, yaitu berkembang secara berlebihan, merusak jaringan tubuh secara langsung, atau menghasilkan racun pembunuh sel-sel tubuh.
Bakteri juga dapat masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara, yaitu melalui udara, makanan atau menyentuh benda-benda yang terkontaminasi.
Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan dengan menganalisis dari sampel darah, urine, feses, dan kerokan kulit seseorang di bawah mikroskop. Pemeriksaan mikrobiologi pada urine biasanya dilakukan bila seseorang menemukan darah pada urinenya atau dicurigai memiliki masalah kesehatan yang berkaitan dengan urine. Salah satu masalah kesehatan yang paling sering memerlukan pemeriksaan mikrobiologis pada urine adalah infeksi saluran kemih (ISK).
ISK disebabkan oleh banyak bakteri dalam satu atau lebih struktur saluran kemih yang memengaruhi jaringan terkait. Selain melihat jumlah bakteri dalam urine dan unsur sel-sel yang terkandung dalam urine, cara pengumpulan sampel urine juga harus diperhatikan. Pemeriksaan mikrobiologi untuk ISK harus dilakukan oleh orang yang berpengalaman.
Baca juga: Anyang-Anyangan Jadi Tanda Infeksi Saluran Kemih?
Prosedur Pemeriksaan Mikrobiologi untuk Diagnosis ISK
Saat menjalani prosedur pemeriksaan mikrobiologis untuk mendeteksi ISK, dokter akan meminta kamu untuk memberikan sampel urine untuk dianalisis di laboratorium untuk mencari sel darah putih, sel darah merah atau bakteri. Agar sampel tidak terkontaminasi dengan bakteri-bakteri lain yang ada di sekitar pembukaan uretra, kamu diinstruksikan terlebih dahulu untuk menyeka area genital kamu dengan tisu antiseptik dan mengumpulkan urine di tengah aliran.
Kemudian, sampel urine akan diperiksa di bawah mikroskop atau alat penghitung sel, dan sel yang terlihat dihitung. Adanya sejumlah besar sel darah putih merupakan indikasi kuat dari ISK.
Namun, adanya jenis bakteri campuran pada kultur urine atau adanya sejumlah besar sel epitel skuamosa (sel yang berasal dari kulit dan bukan kandung kemih) pada mikroskop biasanya menunjukkan spesimen yang tidak terkumpul dengan baik, karena sudah terkontaminasi dengan flora saluran genital yang normal.
Sampel urine tersebut kemudian dibiakkan di atas wadah yang ditempatkan dalam inkubator selama 24 jam. Proses tersebut dikenal juga dengan kultur urine. Kultur biasanya dianggap negatif bila tidak ada pertumbuhan yang signifikan ditemukan di wadah setelah 24 jam. Terkadang kultur juga bisa diperpanjang untuk mencari organisme yang tidak biasa.
Untuk melakukan kultur urine, kamu dianjurkan untuk mengumpulkan sampel urine pada pagi hari. Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan sebelum pemeriksaan. Sampel urine kemudian dikirim ke laboratorium dalam waktu kurang dari 2 jam atau sesegera mungkin setelah pengambilan.
Baca juga: Berencana Tes Mikrobiologi, Ketahui Dulu Cara Bakteri Menginfeksi Tubuh
Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai pemeriksaan mikrobiologi pada urine. Bila kamu mau melakukan pemeriksaan kesehatan, kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.