Penjelasan Sains Tentang Mengapa Balita Lebih Egois

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   29 November 2019
Penjelasan Sains Tentang Mengapa Balita Lebih EgoisPenjelasan Sains Tentang Mengapa Balita Lebih Egois

Halodoc, Jakarta – Pernahkah ibu merasa bahwa anak ibu yang berusia 2 atau 3 tahun bersikap seolah-olah ia tidak peduli pada siapapun selain pada dirinya sendiri?  Anak yang masih kecil memang masih belum memahami mana sikap yang baik dan yang tidak. Si Kecil akan cenderung bersikap menurut apa yang menyenangkan hatinya saja. Contohnya, ada anak yang bila menyukai suatu mainan, ia akan berusaha untuk mendapatkan mainan tersebut, tidak peduli pendapat orangtuanya apakah boleh atau tidak. Itulah sebabnya anak yang menangis histeris di mall karena orangtuanya tidak membelikan mainan yang diinginkannya merupakan pemandangan yang sudah tidak asing lagi. Nah, ternyata ada penjelasan ilmiahnya lho mengenai mengapa Si Kecil cenderung bersikap egois. Yuk, simak lebih lanjut di bawah ini.

Baca juga: Tips Menghadapi Anak yang Sedang Ngambek

Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Communications, seorang anak baru mulai bisa berempati atau menempatkan dirinya di posisi orang lain setelah ia menginjak usia 4 tahun. Para peneliti dari Institut Max Planck untuk Kognitif Manusia dan Ilmu Otak (MPI CBS) di Leipzig dan di Universitas Leiden mengatakan bahwa kesadaran sosial semacam ini berasal dari pematangan koneksi serat kritis di otak, yang sebenarnya tidak terjadi sampai usia 4 tahun.

Pada dasarnya, sebuah area di belakang lobus temporal yang bertanggung jawab untuk memikirkan orang lain dan perasaan diri sendiri, dan sebuah area di lobus frontal yang terlibat dalam membantu orang untuk memahami dunia disekelilingnya (bukan hanya dunia diri sendiri), tetap terpisah sampai usia 4 tahun. Jadi, seseorang baru dapat mengembangkan Teori Pikiran tersebut, atau memiliki kemampuan yang menghubungkan pikirannya dengan pikiran orang lain pada usia 4 tahun. Kemampuan tersebut juga ditandai oleh pemahaman bahwa kepercayaan orang lain bisa berbeda dari keyakinan mereka sendiri.

Sebelum usia 4, anak-anak juga tidak dapat memahami bahwa pikiran dapat terbentuk dari apa yang mereka lihat dan ketahui tentang dunia mereka. Misalnya, seorang anak berusia 3 tahun yang menemukan sekotak cokelat berisi pensil akan berpikir bahwa anak-anak yang lain juga akan menemukan pensil di dalam kotak cokelat, bahkan jika ternyata mereka tidak memiliki pengalaman yang sama.

Baca juga: Ini Cara Tepat Mengajarkan Anak Lebih Peduli dengan Orang Lain

Tips Mendidik Balita Agar Tidak Egois

Nah, agar Si Kecil tidak hanya memikirkan dirinya sendiri saja, peran orangtua sangat dibutuhkan. Orangtua bisa melatih anak agar tidak egois dimulai dari hal-hal yang sederhana, misalnya seperti berbagi mainan dengan saudaranya atau teman-temannya. Ibu bisa mengajarkan konsep berbagi pada anak dengan cara-cara berikut ini:

  • Beri Pemahaman

Beri pemahaman pada anak bahwa berbagi itu menyenangkan, karena selain dapat memberi kesempatan pada teman-teman untuk bermain mainan kepunyaannya, Si Kecil pun juga dapat meminjam mainan milik temannya.

  • Praktikkan Secara Langsung

Cara yang paling efektif untuk mengajarkan anak berbagi adalah dengan mempraktikkannya secara langsung. Minta anak untuk meminjamkan mainan kepunyaannya kepada orang lain.

  • Jangan Menghukum Anak Bila Ia Tidak Mau Meminjamkan

Alih-alih dapat bermurah hati, menghukum anak justru dapat menimbulkan rasa marah dan benci dalam diri anak terhadap orangtua maupun terhadap temannya. Jadi, ibu disarankan untuk memberi dorongan positif daripada hukuman. Jangan lupa, beri anak pujian bila Si Kecil mau berbagi.

Baca juga: Anak Mau Menang Sendiri? Begini Cara Meredam Egonya

Itulah penjelasan sains mengapa balita cenderung egois. Untuk berdiskusi atau minta saran seputar pola asuh anak, ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Para dokter terpercaya di Halodoc siap memberikan solusi terbaik melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Prevention. Diakses pada 2019. Science Explains Why Toddlers Don't Care About You or Anyone Else.