Pengobatan Gangguan Kecemasan Sebaiknya ke Psikolog atau Psikiater?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Mei 2021
Pengobatan Gangguan Kecemasan Sebaiknya ke Psikolog atau Psikiater?Pengobatan Gangguan Kecemasan Sebaiknya ke Psikolog atau Psikiater?

Halodoc, Jakarta - Rasa cemas merupakan perasaan yang sangat normal dan wajar dialami oleh siapa saja. Namun, jika kamu atau kerabat dekat mengalami rasa cemas yang menyebabkan gangguan tidur hingga aktivitas sehari-hari, tidak ada salahnya untuk mengunjungi petugas medis yang tepat agar kondisi ini dapat diatasi.

Baca juga: Kapan Sebaiknya Gangguan Kecemasan Mendapatkan Perawatan?

Bisa jadi, kondisi tersebut menjadi tanda gangguan kecemasan. Lalu, mana yang tepat untuk dikunjungi saat mengalami gangguan kecemasan, psikolog atau psikiater? Nah, simak ulasannya dalam artikel ini!

Psikiater atau Psikolog?

Tentunya merupakan hal yang wajar dan normal saat seseorang mengalami rasa cemas ketika ada suatu hal yang mengancam dirinya atau tidak berjalan sesuai rencana. Namun, umumnya rasa cemas tersebut dapat hilang ketika penyebabnya dapat diatasi.

Namun, jika kamu mengalami rasa cemas yang menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari, gangguan tidur, serta munculnya gangguan kesehatan lainnya, sebaiknya waspada kondisi tersebut. Hal itu bisa menunjukkan sebagian gejala dari gangguan kecemasan.

Gangguan kecemasan merupakan kondisi saat rasa cemas yang dialami oleh seseorang berlangsung sangat panjang. Selain menyebabkan gangguan pada kehidupan, gangguan kecemasan juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti rasa lelah, rasa takut yang tiba-tiba muncul, kesulitan berkonsentrasi, lebih mudah marah, tidak dapat mengatasi perasaan yang dialami, hingga penurunan berat badan akibat kehilangan nafsu makan.

Jika kamu atau kerabat dekat mengalami beberapa gejala yang terkait dengan gangguan kecemasan, tidak ada salahnya untuk mengunjungi tenaga medis yang tepat agar kondisi ini dapat ditangani dengan baik. 

Lalu, apakah psikiater atau psikolog tenaga medis yang tepat untuk mengatasi kondisi ini? Michael Groat, M.D., seorang direktur pada Menninger Clinic, mengatakan bahwa psikolog maupun psikiater sama-sama dapat membantu mengatasi masalah kesehatan mental, salah satunya gangguan kecemasan.

Baca juga: Mengidap Gangguan Kecemasan, Ini Dampaknya pada Tubuh

Namun, tidak ada salahnya jika kamu mengunjungi psikiater untuk penanganan yang lebih tepat. Gangguan kecemasan memerlukan beberapa penanganan yang tepat untuk mengontrol gejala agar tidak semakin memburuk, seperti psikoterapi dan juga penggunaan obat-obatan.

Psikiater merupakan tenaga medis yang diperbolehkan untuk memberikan pengobatan melalui obat-obatan, sedangkan psikolog tidak. Obat-obatan yang diberikan oleh psikiater pun bukan untuk mengobati gangguan kecemasan, melainkan mengatasi gejala yang dialami oleh pengidap. Setelah memberikan obat-obatan, biasanya psikiater akan memantau pengidap gangguan kecemasan untuk memastikan tidak ada efek samping dan melihat tanda-tanda positif dari pengobatan yang dijalankan.

Psikoterapi juga bisa dilakukan oleh psikiater untuk membantu seseorang yang mengalami gangguan kecemasan. Salah satu psikoterapi yang sering dilakukan adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Terapi ini dilakukan untuk membuat pengidap gangguan kecemasan mampu mengubah cara berpikir, berperilaku, dan bereaksi terhadap suatu kondisi yang menimbulkan gangguan kecemasan. 

Selain pengobatan pada pengidap gangguan kecemasan, sebaiknya keluarga atau kerabat terdekat juga perlu mendukung pengobatan yang dilakukan oleh pengidap. Dengan begitu, perawatan dan pengobatan yang dilakukan bisa berjalan dengan lebih optimal. 

Baca juga: 5 Kondisi yang Bisa Sebabkan Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan yang tidak diatasi dengan baik nyatanya meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental lainnya, seperti depresi, penurunan kualitas hidup, bahkan keinginan bunuh diri.

Jangan ragu untuk ketahui lebih banyak mengenai gangguan kecemasan dan tanyakan langsung pada psikiater terbaik melalui Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Anxiety Disorders.
National Institute of Mental Health. Diakses pada 2021. Anxiety Disorders.
Genesight. Diakses pada 2021. Psychologist vs. Psychiatrist: How Do You Choose?
Healthline. Diakses pada 2021. Psychologist vs. Psychiatrist: What’s The Difference?