Pengidap Thalasemia Dilarang Makan Daging Sapi, Mitos atau Fakta?
“Kelebihan zat besi harus dicegah pada pengidap thalasemia karena bisa mengakibatkan komplikasi yang medis lainnya. Pengidap thalasemia dilarang mengonsumsi yang mengandung tinggi zat besi. Pengidap thalasemia maupun orang yang merawatnya perlu mencermati pantangan ini agar kualitas hidup pengidap thalasemia lebih baik.”
Halodoc, Jakarta – Thalasemia adalah kelainan darah bawaan di mana tubuh membuat bentuk hemoglobin yang tidak normal. Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen. Gangguan ini mengakibatkan penghancuran sel darah merah yang berlebihan, yang menyebabkan anemia.
Masing-masing thalasemia memiliki subtipe yang berbeda. Jenis thalasemia yang dialami seseorang memengaruhi tingkat keparahan gejala dan pandangan seseorang. Pengidap thalasemia dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang rendah zat besi, seperti daging sapi. Mengapa demikian?
Baca juga: Ini Sebabnya Orang Bisa Kena Thalassemia
Bahaya Daging Merah Terhadap Pengidap Thalasemia
Zat besi cenderung mudah diserap dalam tubuh orang yang sering mengonsumsi daging dibandingkan dengan vegetarian. Itulah mengapa pengidap thalasemia dilarang untuk makan daging merah, seperti daging sapi, kambing, dan babi.
Perlu diketahui, kelebihan zat besi meningkatkan risiko hepatitis, pembengkakan hati, fibrosis (jaringan parut di hati), dan sirosis, atau kerusakan hati progresif akibat jaringan parut. Kelenjar pituitari pada pengidap thalasemia sangat sensitif terhadap kelebihan zat besi.
Hal ini mengakibatkan pengidap mengalami pubertas tertunda dan pertumbuhan yang terbatas. Kemudian, ada kemungkinan risiko terkena diabetes dan kelenjar tiroid yang kurang aktif atau terlalu aktif.
Kelebihan zat besi juga meningkatkan risiko aritmia atau irama jantung yang tidak normal dan gagal jantung kongestif. Penting bagi pengidap thalasemia atau keluarga yang merawatnya untuk memerhatikan pantangan makanan agar kualitas hidup pengidap thalasemia jadi lebih baik.
Baca juga: Minor atau Mayor, Mana Thalassemia yang Paling Parah?
Pola Makan untuk Pengidap Thalasemia
Pengidap thalasemia intermedia non-transfusi dianjurkan untuk menghindari makanan tinggi zat besi dan suplemen zat besi. Pengidap juga dianjurkan untuk minum teh dengan makanan untuk menurunkan penyerapan zat besi. Pengidap thalasemia yang kelebihan zat besi akan menerima biopsi hati.
Sementara itu, pada pengidap thalasemia yang menerima transfusi darah secara teratur bisa mengalami kelebihan zat besi dalam tubuh. Kelebihan zat besi dari transfusi darah disimpan dalam hati.
Setelah penyimpanan hati penuh, zat besi mulai menumpuk di tempat-tempat seperti jantung dan hipofisis yang bisa merusak. Kelebihan zat besi juga bisa terjadi akibat peningkatan penyerapan zat besi dari usus, seperti yang terjadi pada pengidap thalasemia intermedia.
Cara untuk mengelola cadangan zat besi tidak menumpuk terlalu cepat, obat Desferal digunakan dibarengi dengan pola makan diet rendah zat besi. Pengidap harus mempertahankan zat besi di bawah 10 mg/hari (untuk anak-anak di bawah 10 tahun) dan di bawah 18 mg/hari (untuk anak yang berusia 11 tahun ke atas).
Baca juga: Jadi Penyakit Genetik, Ini Pemeriksaan Lengkap Thalassemia
Anak-anak pengidap thalasemia dan mendapatkan transfusi darah masih tergolong anemia, sehingga tubuh mereka mungkin masih menginginkan zat besi. Kemungkinan akan sulit untuk mengawasi pola makan anak-anak dengan cermat, namun mereka tetap perlu berlatih pola makan dan kebiasaan yang baik sejak dini.
Ingatkan anak-anak untuk menghindari makanan yang tinggi zat besi, seperti daging sapi dan produk daging sapi lainnya, bahkan meskipun mereka sangat menginginkannya.
Jika terjadi kendala pada proses pengelolaan thalasemia, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Bila perlu buat kunjungan dokter di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc.