Ini Alasan Pengidap TBC Lebih Mudah Terkena Virus

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 April 2020
Ini Alasan Pengidap TBC Lebih Mudah Terkena Virus Ini Alasan Pengidap TBC Lebih Mudah Terkena Virus

Halodoc, Jakarta - Penyakit Tuberkulosis atau yang akrab disapa dengan TBC hingga kini masih menjadi masalah kesehatan yang umum terjadi di Indonesia. Namun, di saat yang bersamaan virus corona muncul dan menimbulkan korban positif dan meninggal yang semakin banyak setiap harinya. Seperti yang telah diketahui, TBC dan virus corona merupakan penyakit yang dapat dengan mudah menular melalui percikan air liur.

Kedua penyakit tersebut merupakan pandemi pernapasan yang lebih rentan dialami oleh lanjut usia, anak-anak, serta seseorang yang memiliki masalah kesehatan tertentu. Pada sejumlah faktor risiko tersebut, gejala yang muncul tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Apalagi di saat pandemi virus corona seperti sekarang ini, pengidap TBC akan langsung menghadapi gejala kritis saat terpapar virus corona.

Baca juga: Kurangi Stigma, Kenali 5 Fakta tentang TBC

Pengidap TBC Rawan Terpapar Virus Corona

Mewabahnya virus corona hingga saat ini membuat para pengidap TBC waswas terhadap kondisi kesehatannya. Apalagi, daya tahan tubuh dan kondisi paru-paru mereka sangat mudah terinfeksi. Bagi pengidap TBC yang tengah melakukan masa pemulihan, menjaga daya tahan tubuh dan konsumsi obat secara teratur sangatlah penting guna menghindari infeksi berkelanjutan.

Meskipun faktanya adalah, gejala virus corona sebenarnya tidak lebih berbahaya dari gejala TBC yang muncul, tapi tetap harus diwaspadai. Dari penyebabnya, TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, sedangkan virus corona disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Bahayanya adalah bakteri penyebab TBC dapat berkembang biak dan hidup bebas di dalam tubuh pengidap, sedangkan virus tidak serupa.

Baca juga: Batuk Terus Menerus? Waspada Gejala Tuberkulosis

Perhatikan Gejala yang Muncul

Perhatikan baik-baik gejala yang muncul berikut ini:

  • Batuk berdahak yang berlangsung selama 3 minggu lebih.

  • Adanya kandungan darah pada cairan dahak.

  • Keringat berlebihan pada malam hari.

  • Demam dan menggigil.

  • Penurunan berat badan yang drastis.

  • Merasa sangat lemas.

  • Sakit pada dada saat batuk, bahkan saat bernapas.

  • Mengalami penurunan nafsu makan.

Saat terinfeksi pengidap, bakteri yang masuk ke organ paru-paru tidak langsung menimbulkan gejala, hingga sewaktu saat bakteri menjadi aktif dan menimbulkan sejumlah gejala tersebut. Jika dibiarkan, bukan hanya organ paru-paru saja yang terinfeksi, tapi juga organ penting di sekitarnya, seperti tulang belakang, usus, ginjal, atau otak. Pengidap penyakit tertentu yang memiliki sistem imunitas tubuh yang rendah, waspadai selalu gejala yang muncul!

Jika TBC menginfeksi organ-organ di sekitar paru-paru, gejala yang nampak, meliputi kencing berdarah, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit perut, sakit kepala, serta kejang-kejang. Jika kamu mencurigai adanya gejala, silahkan temui dokter di rumah sakit terdekat guna melakukan langkah penanganan yang tepat!

Jalani Langkah Pencegahan Sedini Mungkin

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penularan TBC dapat terjadi melalui droplet atau percikan air liur saat pengidap batuk atau bersin. Droplet bahkan dapat bertahan pada benda-benda yang telah terkontaminasi air liur pengidap. Berikut langkah yang dapat kamu lakukan:

  • Terapkan etika batuk dan bersin yang baik dengan menutup mulut.

  • Jangan meludah atau membuang dahak sembarangan.

  • Pastikan tempat tinggal memiliki sirkulasi udara yang baik.

  • Jangan berada dalam satu ruangan bersama dengan orang yang memiliki gejala.

Baca juga: Hari Tuberculosis Sedunia, Ini yang Perlu Diketahui tentang TBC

Jika gejala pada pengidap tidak segera diatasi dengan cara yang tepat. TBC aktif akan mengakibatkan sejumlah komplikasi kesehatan serius. Infeksi memang tidak selalu muncul pada sebagian orang. Bahayanya adalah bakteri hidup tidak menyebabkan gejala apapun pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, sehingga mereka akan berperan sebagai carrier dan dapat menyebarkannya pada orang lain.

Referensi:

Kemenkes RI. Diakses pada 2020. Pasien TBC Harus Lebih Waspadai Corona.

WHO. Diakses pada 2020. Tuberculosis.

Medline Plus. Diakses pada 2020. Tuberculosis.